Sosok Ibu Guru Blak-blakan ke Siswa Pacaran saat Remaja Merusak Mental, Pidatonya di Sekolah Pecah Menyala
Seorang guru berikan pidato tentang bahaya pacaran yang berapi-api kepada muridnya.
Seorang guru SMKN 1 Dawuan, Subang, Jawa barat menggetarkan hati para siswanya dengan memberikan pesan yang sangat mendalam saat pidato. Guru bernama Eris Garini itu menasehati siswa siswinya agar tidak menghabiskan waktu dengan pacaran.
Ada banyak kekurangan yang didapatkan dari pacaran sehingga hal itu dapat menghambat laju siswa untuk meraih cita-citanya. Dalam pidatonya, Eris Garini juga menekankan bahwa semua masalah hidup tidak bisa diselesaikan hanya dengan cinta-cintaan.
- Heboh Guru di Bogor Pukul Siswa SMP hingga Lebam di Wajah, Begini Cerita Sebenarnya
- Kelakuan 'Bebas' Murid di Kelas Bikin Guru Tak Berani Tegur, Pak Guru Takut Dilaporkan Polisi
- Kasus Mesum Guru & Murid di Gorontalo, Terungkap Awal Mula DH Lecehkan Siswi KT hingga Trauma tapi Terus Dirayu
- Tak Punya Rasa Takut, Siswa Ini Bantu Guru Tangkap Tokek dengan Tangan Kosong
Alih-alih pacaran, ia menyarankan kepada muridnya untuk terus belajar membahagiakan orang tua dan memutus rantai kemiskinan di keluarga kecilnya. Simak ulasannya sebagai berikut.
Pidato Guru SMK tentang Pacaran
Dalam video yang diunggah oleh akun Instagram @zonamahasiswa.id memperlihatkan guru SMK Hj. R. Eris Garini yang berpidato di depan siswa-siswinya tentang bahaya pacaran.
Eris mengatakan jika anak-anak yang tidak berpacaran saat sekolah memiliki mental yang lebih sehat ketimbang anak yang pacaran. Hal itu karena anak yang pacaran lebih banyak menghabiskan waktu untuk curhat dibandingkan belajar.
“Anak-anak yang memilih untuk tidak pacaran di usia sekolah, mentalnya lebih sehat. Lihat kalian, teman-temanmu yang pacaran bawaannya ngeluh saja, curhat saja, gandeng. Betul tidak?” ucap Eris dijawab 'betul' oleh para siswa.
Selain itu, Eris juga menekankan karakter mandiri yang harus tumbuh di diri siswa-siswinya. Jika mereka memilih untuk pacaran, maka karakter mandiri itu akan hilang, karena mereka lebih memilih untuk konsultasi pada pacar.
“Kalian lebih bisa mengembangkan karakter baik, karakter mandiri, karena kalian enggak apa-apa minta konsultasi sama pacarnya. Kayak bosnya saja,” lanjut Eris.
Hindari Potensi Nikah Muda
Satu poin yang sangat penting ditekankan oleh Eris perihal larangan untuk pacaran adalah agar siswa-siswinya tidak terjebak pada cinta-cintaan yang menyebabkan mereka ingin menikah muda.
Sebab, siswa siswi yang masih berusia belasan tahun tentu belum memiliki kesiapan fisik dan mental yang optimal untuk menjalankan kehidupan rumah tangga yang sangat keras.
“Kalau orang yang sibuk pacaran kebayang, karena saking dekatnya sudah ingin kawin. Tubuh fisikmu, tubuh mentalmu, tubuh emosimu belum siap sayang untuk menjalankan rumah tangga,” lanjut Eris.
Terakhir, Eris menekankan agar siswa siswinya untuk fokus memperbaiki kualitas hidupnya, memutus kemiskinan dan kebodohan di keluarganya. Sehingga di masa depan kehidupan akan menjadi lebih baik.
“Kamu bangun masa depanmu, kamu putus mata rantai kemiskinan orang tuamu. Kamu putus mata rantai kebodohan orang tuamu. Jadilah pribadi yang memutus karma yang tidak baik di keluargamu,” pungkas Eris.