Tabrakan dengan KA Lokal Bandung, Begini Sejarah Kereta Turangga Namanya dari Hewan Tunggangan Bangsawan
Kereta api Turangga adalah salah satu kereta api yang memiliki sejarah panjang, nama kereta ini diambil dari kendaraan mitologi tunggangan para bangsawan Jawa.
Kereta api Turangga adalah salah satu kereta api yang memiliki sejarah panjang, nama kereta ini diambil dari kendaraan mitologi tunggangan para bangsawan Jawa.
Tabrakan dengan KA Lokal Bandung, Begini Sejarah Kereta Turangga Namanya dari Hewan Tunggangan Bangsawan
Terjadi musibah tabrakan kereta pada hari ini Jumat (5/1) pukul 06.30 WIB. Kereta yang terlibat tabrakan adalah Turangga dan KA Lokal Bandung.
Tabrakan terjadi di jalur petak Stasiun Cicalengka, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Turangga adalah salah satu nama kereta api Indonesia yang melayani penumpang kelas eksekutif dengan relasi Bandung-Surabaya.
Kereta api Turangga merupakan salah satu kereta yang memiliki sejarah panjang. Kereta tersebut mulai beroperasi sejak tahun 1995.
Lantas, bagaimana sejarah kereta api Turangga dan apa alasan diambilnya nama Turangga dalam pemberian nama kereta api relasi Bandung Surabaya tersebut?
Simak ulasannya sebagai berikut.
Kereta Api Turangga
Kereta api Turangga merupakan kereta api kelas eksekutif yang melayani relasi Bandung-Surabaya Gubeng. Kereta api ini sudah beroperasi sejak 1 September 1995 dan berada di Daerah Operasi (DAOP) II Bandung.
Jarak yang ditempuh oleh kereta api Turangga adalah sejauh 696 km dan memakan waktu selama 10 jam 14 menit.
Kereta api Turangga berangkat sebanyak satu kali jadwal keberangkatan setiap harinya.
Kereta api Turangga sejak tahun 2022 mengalami kenaikan kecepatan dari yang semula hanya 105 km/jam menjadi 120 km/jam.
Total ada 16 stasiun pemberhentian kereta api Turangga. 6 di Jawa Timur, 4 di Jawa Tengah, 1 di DIY, dan 5 di Jawa Barat.
Asal Usul Nama Turangga
Nama Turangga diambil dari nama seekor hewan mitologi masyarakat Jawa kuno. Turangga adalah nama lain dari kuda tunggangan para bangsawan Jawa yang dahulu menjadi simbol kendaraan yang paling kencang dan tahan dari berbagai macam situasi.
Hewan Turangga dipakai sebagai nama kereta karena nama tersebut diharapkan mampu memberikan pelayanan dan pengalaman terbaik bagi penumpang.
Terutama terkait transportasi darat yang cepat dan tahan dari berbagai situasi.
Sejarah Kereta Api Turangga
Saat beroperasi untuk yang pertama kalinya pada tahun 1995, kereta api Turangga melayani rute Bandung Surabaya dengan kelas bisnis dan eksekutif.
Kemudian mulai tahun 1999, Turangga hanya melayani kelas eksekutif dan menggunakan rangkaian kereta baru dari INKA.
Sedangkan rangkaian kereta bisnis dari kereta api Turangga dimutasi ke Malang untuk dioperasikan menjadi kereta api Gajayana.
Kereta api Turangga sempat melayani rute perjalanan yang lebih jauh, yaitu sejak 1 Desember 2019.
Direktorat Jenderal Perkeretaapian dan Kereta Api Indonesia mengeluarkan grafik perjalanan kereta api terbaru dan memutuskan rute kereta api Turangga diperpanjang hingga Stasiun Gambir.
Namun, sejak 1 September tahun 2020, rute kereta api Turangga dikembalikan lagi ke rute awalnya yaitu Bandung-Surabaya.
Sampai saat ini, kereta api Turangga masih menjadi pilihan terbaik bagi penumpang yang ingin melakukan perjalanan dari Bandung ke Surabaya atau sebaliknya.