Tak Pernah Bercita-cita Jadi TNI, ini Impian Eks Panglima TNI yang Harus Terkubur Dalam
Eks Panglima TNI rupanya tidak pernah bercita-cita menjadi prajurit TNI.
Eks Panglima TNI Jenderal Purn Andika Perkasa rupanya tidak pernah bercita-cita menjadi prajurit TNI.
Tak Pernah Bercita-cita Jadi TNI, ini Impian Eks Panglima TNI yang Harus Terkubur Dalam
Eks Panglima TNI Jenderal TNI (Purn) Muhammad Andika Perkasa mengungkapkan cita-cita yang dimilikinya sejak kecil.
Siapa sangka, Ia tidak pernah bermimpi untuk menjadi seorang prajurit TNI. Bahkan, ini merupakan alternatif yang harus diambilnya. Lantas bagaimana cerita lengkap Eks Panglima TNI Andika Perkasa yang tidak pernah bercita-cita menjadi prajurit TNI itu? Melansir dari akun TikTok tni.tv, Jumat (14/7), simak ulasan informasinya berikut ini.
- Ganjar: Saya Berkali-kali Dikritik, Dicaci, Didemo, Tak Perlu Baper
- Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto Jawab Isu Netralitas Prajurit terhadap Gibran di Pilpres
- Cerita Purnawirawan TNI AD Asuh Anak dari Papua, Kini Jadi Prajurit Gagah dan Sangar Berpangkat Serda
- Lantik Perwira Remaja, Panglima Yudo: Harapan dan Masa Depan TNI Terletak di Pundak Kalian
"Sebenarnya cita-cita saya memang bukan ingin jadi prajurit TNI," ujar Andika Perkasa.
Padahal, sang ayah merupakan prajurit TNI. Rupanya, Andika sejak kecil sudah tidak asing lagi dengan gambaran rancangan konstruksi.
"Karena kebetulan bapak saya ini kan tentara, tapi karena lulusan ITB teknik sipil sehingga di tentara nya itu di bagian yang konstruksi," jelasnya.
"Sehingga sejak saya kecil pulang sekolah itu lihat ke meja bapak saya panjang, kertas dengan penggaris garis-garis gitu. Kebetulan buku-bukunya juga Bahasa Inggris, saya nggak ngerti itu tapi saya hanya lihat gambar-gambarnya saja," sambungnya.
"Awalnya nggak ngerti sampai akhirnya diajarin bapak saya membayangkan, 'Ini begini nih gambar garisnya dua dimensi, tapi kalau 3D nya tuh begini kira-kira'," papar eks Panglima TNI ini.
"Sehingga dari dulu saya ingin masuk Arsitek ITB. Bapak saya Teknik Sipil, saya ingin ke Arsiteknya," ungkap Andika Perkasa.
Namun sayang, impiannya menjadi seorang arsitek harus dikubur dalam-dalam. Ia mengatakan bahwa di akhir kelas 2 SMA muncul satu masalah yang membuat mimpinya kandas.
"Tapi itu harus kandas, harus melupakan. Ada satu masalah dan itu terjadi di akhir kelas 2 SMA. Bayangin begitu lama saya ingin masuk ITB, harus kandas," paparnya.
Masalah tersebut tidak lepas dari faktor biaya. "Intinya ya biaya lah," jelas Andika.
"Karena saya anak ke empat, kami delapan bersaudara. Kalau dari ibu saya, saya nomor 4 tapi dari bapak saya, saya nomor 1," lanjutnya.
"Sehingga kesimpulannya saya harus melupakan masuk ITB. Saya harus cari sekolah yang gratis," tambahnya.
Meski begitu, Ia tak patah semangat untuk terus melanjutkan pendidikan. Andika kemudian dihadapkan dengan tiga pilihan sekolah yang gratis. "Jadi pilihannya cuma 3 waktu itu, AKABRI atau Akademi Ilmu Pelayaran atau Akademi Pemerintah Dalam Negeri (APDN)," ujarnya. "Akhirnya saya memilih yang AKABRI," tutupnya.