Tata Cara Azan dan Iqomah, Lengkap Beserta Doa dan Syaratnya
Alangkah indahnya bila kita dapat menjalankan ibadah sesuai dengan syariat Islam yang telah Rasulullah SAW ajarkan.
Azan merupakan sebuah panggilan bagi umat muslim untuk melaksanakan salat fardhu atau wajib. Azan secara bahasa berarti seruan atau pemberitahuan.
Kumandang azan bertujuan memberi tahu umat untuk bersiap menunaikan ibadah salat. Sedangkan iqomah sebagai tanda bahwa salat segera dimulai. Iqomah secara bahasa, berasal dari kata aqama yang berarti menegakkan atau menjadikannya lurus.
-
Bagaimana tata cara melaksanakan salat tasbih? Pada dasarnya salat tasbih dilakukan sama seperti salat pada umumnya. Hanya saja Anda perlu menambahkan bacaan tasbih sebelum pergantian satu gerakan salat ke gerakan salat lainnya.
-
Bagaimana tata cara memulai ibadah haji? Tata cara haji yang pertama adalah ihram. Ihram adalah niatan untuk masuk dalam manasik haji. Orang yang meninggalkan niat ini, maka hajinya tidak sah.
-
Bagaimana tata cara sholat tahajud? Tata cara sholat tahajud dilakukan dengan melakukan rakaat shalat secara dua-dua, dalam satuan yang genap, sedikit atau banyaknya, dan diakhiri dengan shalat witir.
-
Bagaimana tata cara salat Qobliyah Subuh? Adapun tata cara salat qobliyah subuh secara umum hampir sama dengan salat lainnya. Yang membedakan hanyalah bacaan niatnya. Niat sendiri penting dilafalkan karena berguna untuk membedakan antara satu ibadah dengan ibadah lainnya.Apalagi salat qobliyah subuh dan salat subuh wajib juga mirip karena dikerjakan dalam dua rakaat.
-
Bagaimana tata cara sholat Tarawih 23 rakaat? 1. Niat Sholat TarawihSebagai imam: Ushalli sunnatat tarāwīhi rak‘atayni mustaqbilal qiblati adā’an imāman lillāhi ta‘ālā. Sebagai makmum: Ushallî sunnatat tarâwîhi rak’ataini mustaqbilal qiblati ma’mûman lillâhi ta’âlâ.Tarawih sendirian: Ushalli sunnatat tarāwīhi rak‘atayni mustaqbilal qiblati adā’an lillāhi ta‘ālā. 2. Rakaat PertamaTakbiratul Ihram dan memasang niat di dalam hati.Membaca surat Al-FatihahMembaca satu surat pendek atau satu ayat yang dapat dipahami.Rukuk dengan thuma’ninah. Membaca tasbih rukuk 1 kali Itidal dengan thuma’ninahMembaca doa itidal. Sujud pertama dengan thuma’ninah.Membaca tasbih sujud 1 kali.Duduk di antara dua sujud dengan thuma’ninahMembaca doa duduk di antara dua sujud.Sujud kedua dengan thuma’ninah.Membaca tasbih sujud 1 kali.Duduk istirahat sejenak sebelum bangun.Bangun untuk melanjutkan rakaat kedua. 2. Rakaat Kedua Lakukan hal yang sama seperti rakaat pertama sampai dari poin 2 sampai 13. Kemudian duduk tasyahud (duduk di atas pantat kiri dengan memasukkan kaki kiri ke kanan).Selanjutnya, membaca tasyahud atau kalimat syahadat. Lalu, membaca shalawat Nabi, membaca salam pertama sambil menoleh ke kanan dan membaca salam kedua sambil menoleh ke kiri.Setelah dua rakaat selesai, ulangi sesuai panduan sampai 20 rakaat.
Azan dan iqomah saling berkesinambungan dikumandangkan untuk memberi tahu dan mengajak umat beragama Islam, untuk mendekatkan diri pada Allah melalui salat dan zikir tertentu.
Alangkah indahnya bila kita dapat menjalankan ibadah sesuai dengan syariat Islam yang telah Rasulullah SAW ajarkan. Berikut tata cara azan dan iqomah yang dirangkum oleh merdeka.com dari berbagai sumber.
Hukum Azan dan Iqomah
Hukum mengumandangkan azan dikatakan oleh sebagian ulama adalah sunnah muakkad bagi salat fardhu, baik dikerjakan berjemaah maupun sendirian atau munfarid.
Sesuai dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim, Dari Malik bin al-Huwairits, Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
"Jika telah tiba (waktu) salat, maka hendaklah salah seorang dari kalian mengumandangkan azan untuk kalian. Dan hendak-lah yang paling tua di antara kalian mengimami kalian" (Muttafaq alaihi: [Shahiih al-Bukhari (Fat-hul Baari) (II/111 no. 631)], Shahiih Muslim (I/465 no. 674).
Pendapat yang lain yang dianggap lebih kuat, mengatakan hukum azan adalah fardhu kifayah. Hal ini berdasarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim, dari Anas Radhiyallahu anhu, bahwasanya:
"Ketika Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersama kami untuk memerangi sebuah kaum, tidaklah beliau berperang hingga datangnya pagi. Beliau menunggu, jika mendengar azan, beliau tidak memerangi mereka. Sebaliknya, jika tidak mendengar azan, maka beliau menyerang mereka". (Muttafaq alaihi: [Shahiih al-Bukhari (Fat-hul Baari) (II/89/610)], ini adalah lafazhnya, dan Shahiih Muslim (I/288 no. 382).
Hukum ini berlaku khusus laki-laki saja, wanita tidak melakukan azan, karena suara lantang bisa menjadi auratnya. Sesuai dengan sabda Nabi SAW, hadits shahih yang diriwayatkan oleh Al Baihaqi dari Sahabat Ibnu Umar, bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi wa salam bersabda "Tidak ada adzan dan iqomah bagi wanita".
Syarat Azan dan Iqomah
- Telah masuk waktu salat.
- Niat azan.
- Azan dikumandangkan dengan bahasa Arab.
- Azan diucapkan sesuai urutan.
- Lafaz diucapkan bersambung tanpa jeda berbicara atau tindakan lain, kecuali bersin.
- Tidak ada kata yang mengubah makna lafaz.
- Suara azan dan iqomah dilantangkan dan merdu, supaya orang dari jauh bisa mendengar pemberitahuan waktu salat wajib.
Syarat Muadzin
Menjadi seorang muazin atau orang yang bertugas mengumandangkan azan dan iqomah merupakan sesuatu yang istimewa. Seperti yang tertuang dalam hadits dari Muawiyah Radhiyallahu anhu, bahwa Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
"Sesungguhnya para muazin adalah orang yang paling panjang lehernya pada hari Kiamat". (Shahih: [Shahiih al-Jaamiush Shaghiir (no. 6645)], Shahiih Muslim (I/290 no. 387).
- Beragama Islam
- Tahu waktu salat fardhu
- Ikhlas mengharap ridho Allah
Menjadi seorang muazin sebaiknya tulus memang menghadapkan diri untuk Allah semata.
Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah: "Tetapkanlah seorang muazin yang tidak mengambil upah dari azannya itu". (Abu Daud (531), At Tirmidzi (672), Ibnu Majah (714), dan An Nasa-i (672).
4. Memiliki suara yang merdu atau bagus
Rasulullah shallallahu alaihi wa salam bersabda kepada sahabat Abdullah bin Zaid: "Pergilah dan ajarkanlah apa yang kamu lihat (dalam mimpi) kepada Bilal, sebab ia memiliki suara yang lebih bagus dari pada suaramu". Abu Daud (499), At Tirmidzi (189), Ibnu Majah (706)
Tata Cara Azan dan Iqomah
- Muadzin dalam keadaan suci
- Menghadap kiblat
- Memasukkan jari ke telinga
- Berdiri
Sesuai dengan sabda Rasulullah SAW, "Berdiri wahai bilal, Serulah manusia untuk melakukukan solat". (HR. Ibnu Umar).
5. Menyambung tiap dua kalimat takbir (2 takbir satu nafas)
6. Menambahkan kalimatASH SHALATU KHAIRUM MINANNAUM ketika adzan salat shubuh.
7. Menoleh ke kanan pada kalimat HAYYA ALAS SHALAH
8. Menoleh kepala ke kiri ketika mengucapakan HAYYA ALAL FALAH.
2019 Merdeka.com/Pexels
Bacaan Azan
Allaahu Akbar, Allaahu Akbar (2X)
Asyhadu allaa ilaaha illallaah (2X)
Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah (2X)
Hayya alash Shalaah (2X)
Hayya alal Falaah (2X)
Allaahu Akbar, Allaahu Akbar
Laa ilaaha illallaah
Dalam azan Shubuh, ditambahkan kalimat ASH SHALATU KHAIRUM MINANNAUM (Salat itu lebih baik daripada tidur) di antara kalimat kelima dan keenam, yakni :
HAYYA ALAL FALAAH
ALLAAHU AKBAR, ALLAAHU AKBAR
Arti Setiap Lafadz Adzan
Allah Maha Besar, Allah Maha Besar (2x)
Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah. (2x)
Aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad itu adalah utusan Allah. (2x)
Marilah Salat. (2x)
Marilah menuju kepada kejayaan/kemenangan (2x)
Allah Maha Besar, Allah Maha Besar (1x)
Tiada Tuhan selain Allah (1x)
Sunnah Menjawab Azan dan Iqomah
Bagi kita yang mendengarkan azan, maka hukumnya sunnah untuk menjawabnya dengan jawaban yang sama seperti kalimat yang dikumandangkan dalam azan dan iqamah. Kecuali ketika muazin pada kalimat HAYYA ALASH SHALAAH dan HAYYA ALAL FALAAH
Kita menjawab dengan LAA HAULA WA LAA QUWWATA ILAA BILLAAH
Artinya: Tidak ada daya dan upaya dan tidak ada kekuatan, kecuali dengan pertolongan Allah
Selanjutnya ketika muazin mengucapkan kalimat ASH SHALATU KHAIRUM MINANNAUM , kita jawab dengan:
SHADAQTA WABARARTA WA ANAA ALAA DZAALIKA MINASY SYAAHIDIINA
Artinya:
Benar dan baguslah ucapanmu itu dan aku pun atas yang demikian termasuk orang-orang yang menyaksikan.
Jawaban ketika kita mendengar iqomah, ketika muazin tepat pada kalimat QAD QAAMATISH-SHALAAH, kita berucap demikian:
AQOOMAHALLAAHU WA ADAAMAHAA MAADAMATIS SAMAAWAATU WAL ARDLU
Artinya: Semoga Allah selalu menegakkan dan mengekalkan adanya shalat selama langit dan bumi masih ada.
Doa Sesudah Azan
Keistimewaan doa sesudah mengumandangkan dan mendengar azan tertuang sesuai sabda Nabi SAW dari Jabir bin Abdullah Ra, bahwasannya Rasulullah telah bersabda:
"Barang siapa ketika mendengar adzan lalu mengucapkan (doa setelah adzan), maka masuklah syafaatku baginya di hari kiamat". (HR. Bukhari).
ALLAAHUMMA ROBBA HAADZIHID DAWATIT TAAMMAH, WASHSHOLAATIL QOO-IMAH, AATI SAYYIDANAA MUHAMMADANIL WASHIILATA WAL FADHIILAH, WASYSYAROFA, WAD DARAJATAL, AALIYATAR ROFIIAH, WABATSHU MAQOOMAM MAHMUUDANIL LADZII WAADTAH, INNAKA LAA TUKHLIFUL MIIAADZ.
Artinya:
"Ya Allah, Tuhan pemilik panggilan yang sempurna (adzan) ini dan shalat (wajib) yang didirikan. Berilah al-wasilah (derajat di surga), dan al-fadhilah (keutamaan) kepada nabi Muhammad. Dan bangkitkanlah beliau sehingga bisa menempati kedudukan terpuji yang Engkau janjikan". (HR. Bukhari, Abu dawud, Tarmidzi, Nasai dan Ibnu Majah).
Bacaan Iqomah
Allaahu Akbar, Allaahu Akbar
Asyhadu allaa ilaaha illallaah
Asyhadu anna Muhammadar Rasulullaah
Hayya alash Shalaah
Hayya alal Falaah
Qad qaamatish-shalaah ( 2 X )
Allaahu Akbar, Allaahu Akbar
Laa ilaaha illallaah
Doa Sesudah Iqomah
ALLAAHUMMA ROBBA HAADZIHID DAWATIT TAAMMAH, WASHSHOLAATIL QOO-IMAH, SHALLI WA SALLIM ALAA SAYYIDINIA MUHAMMADIN WA AATIHI SULAHU YAUMUL QIYAAMAH
Artinya:
"Ya Allah Tuhan yang memiliki panggilan yang sempurna, memiliki salat yang ditegakkan, curahkanlah rahmat dan salam atas junjungan kita Nabi Muhammad SAW dan berilah / kabulkanlah segala permohonannya pada hari kiamat".