Tata Cara Puasa Sunnah Tasu'a & Asyura Bulan Muharram,Lengkap dengan Keutamaan & Niat
Dianjurkan memulai dengan puasa Tasu'a tanggal 9 Muharram atau Rabu, 18 Agustus 2021.
Tata cara puasa sunnah Tasu'a dan Asyura penting diketahui umat Islam. Kedua puasa ini termasuk yang diistimewakan dan ditunaikan saat bulan Muharram.
Diketahui, dalam kalender Hijriah, bulan Muharram menjadi salah satu dari empat bulan yang mulia. Sekaligus bulan pertama dalam mengawali tahun baru Islam alangkah baiknya memperbanyak amalan.
-
Apa maksud dari tirakat puasa? Tirakat adalah usaha yang dilakukan dengan tujuan menahan hawa nafsu dan mengasingkan diri dalam mencapai kesucian. Dalam Islam, tirakat dipahami sebagai suatu usaha yang dilakukan oleh seorang Muslim dengan melakukan amalan tertentu untuk menuju jalan Allah SWT.
-
Apa yang dimaksud dengan puasa Syawal? Ya, ibadah sunnah tersebut adalah puasa Syawal. Berbeda dengan puasa Ramadhan, puasa Syawal dianjurkan dilakukan selama 6 hari. Bahkan, umat Islam tidak perlu mengerjakannya secara berurutan. Puasa sunnah ini bisa dikerjakan selama masih di bulan Syawal, kecuali tanggal 1 Syawal atau bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri.
-
Apa yang dimaksud dengan 'qada puasa'? Adapun kegiatan mengganti puasa ini dikenal sebagai qada puasa. Dilansir Rumaysho, yang dimaksud qada adalah mengerjakan suatu ibadah di luar batasan waktunya.
-
Bagaimana cara menunaikan puasa? Pengertian Puasa dalam Agama Islam Menurut bahasa, puasa berarti “menahan diri”. Menurut syara’, puasa ialah menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkanya dari mula terbit fajar hingga terbenam matahari, karena perintah Allah semata- mata, serta disertai niat dan syarat-syarat tertentu.
Bahkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah disebutkan, puasa di bulan ini lebih utama dari berpuasa di bulan Sya'ban dan sering dipuasai oleh Nabi Muhammad SAW.
Ada dua macam puasa yang paling utama di bulan Muharram ini. Puasa Asyura ialah ibadah yang dijalankan pada tanggal 10 Muharram jatuh pada Kamis, 19 Agustus 2021.
Berasal dari kata Asyrah dalam bahasa Arab, yang artinya sepuluh. Sementara sebelum ibadah puasa tersebut, dianjurkan memulai dengan puasa Tasu'a tanggal 9 Muharram atau Rabu, 18 Agustus 2021.
Sama halnya dengan puasa biasanya, hanya dibedakan pada niat yang dilafalkan. Berikut tata cara puasa sunnah Tasu'a dan Asyura di bulan Muharram, lengkap dengan keutamaaannya seperti dirangkum dari NU Online, Selasa (10/8).
Keutamaan Puasa Muharram
Liputan6 ©2020 Merdeka.com
Puasa sunnah Tasu'a dan Asyura dikenal juga sebagai puasa Muharram. Terdapat keutamaaan bila ditunaikan, di antaranya:
1. Puasa yang Paling Utama
Sebagaimana yang disampaikan pada tulisan awal. Hadis riwayat Imam Muslim menjelaskan keutamaaan berpuasa di bulan Muharram.
"Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, ia berkata: 'Rasulullah saw bersabda: 'Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah, Muharram, dan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam." (HR Muslim, Imam an-Nawawi menjelaskan hadits ini shahih).
2. Berpuasa di Bulan yang Mulia
Puasa tasu'a dan asyura termasuk dalam keutamaaan berpuasa di bulan mulia atau al-asyhurul hurum.
"Diriwayatkan dari al-Bahili: 'Aku mendatangi Rasulullah saw, lalu berkata: 'Wahai Rasulullah, Aku adalah lelaki yang pernah mendatangimu pada tahun pertama?' Rasulullah saw bersabda:
'Dulu aku tidak melihat tubuhmu lemah?' Al-Bahili menjawab: 'Wahai Rasulullah, Aku tidak mengonsumsi makanan di siang hari, aku tidak memakannya kecuali di waktu malam.'
Rasulullah saw bersabda: 'Siapa yang menyuruhmu menyiksa dirimu?' Aku menjawab: 'Wahai Rasulullah, sungguh Aku mampu berpuasa (terus-menerus).' Rasulullah saw bersabda: 'Puasalah bulan Sabar (Ramadhan) dan tiga hari setelahnya, dan puasalah pada bulan-bulan mulia'." (HR Abu Dawud, Ibnu Majah dan selainnya).
3. Sebanding Pahala Puasa 30 Hari
Puasa satu hari di bulan Muharram dijanjikan menerima ganjaran pahala yang sama dengan berpuasa 30 hari.
Seperti dilansir dari Abdul Adhim bin Abdul Qawi al-Mundziri, at-Targhibu wat Tarhibu minal Haditsisy Syarif (Beirut, Darul Kutubil 'Ilmiyyah) juz II.
"Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, ia berkata: 'Rasulullah SAW bersabda: 'Orang yang berpuasa pada hari Arafah maka menjadi pelebur dosa dua tahun, dan orang yang berpuasa sehari dari bulan Muharram maka baginya sebab puasa setiap sehari pahala 30 hari puasa'." (HR at-Thabarani dalam al-Mu'jamus Shaghir. Ini hadits gharib namun sanadnya tidak bermasalah).
4. Pelebur Dosa 1 Tahun
Keutamaan berpuasa di hari asyura atau 10 Muharram, diyakini menjadi pelebur dosa selama satu tahun yang telah dilalui.
"Diriwayatkan dari Abu Qatadah ra: sungguh Rasulullah SAW bersabda pernah ditanya tentang keutamaan puasa hari Asyura, lalu beliau menjawab: 'Puasa Asyura melebur dosa setahun yang telah lewat'." (HR Muslim).
5. Sebagai Pembeda
Sedangkan untuk berpuasa sunnah tasu'a pada 9 Muharram. Kemudin puasa 11 Muharram yang dijadikan pelengkap puasa Asyura, merupakan pembeda umat Islam dengan umat Yahudi yang sama-sama berpuasa di hari Asyura.
"Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra dengan status marfu (Rasulullah bersabda): 'Puasalah kalian pada hari Asyura dan bedakan dengan kaum Yahudi, puasalah kalian sehari sebelum (9 Muharram) atau sesudahnya (11 Muharram)'." (HR Ahmad).
Dalam konteks ini, al-Hafidh Ibnu Hajar dalam buku Fathul Bari Syarhu Shahihil Bukhari, mengatakan ada 3 tingkatan puasa.
Pertama, puasa hari Asyura saja. Kedua, puasa Asyura disertai puasa Tasu'a. Ketiga, puasa Asyura disertai puasa Tasu'a dan puasa 11 Muharram.
Tata Cara Puasa Sunnah Tasua
Seperti diketahui keistimewaan bulan Muharram bahkan tertuang dalam kitab suci Alquran.
"Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu di keempat bulan itu." (QS. At Taubah ayat 36)
©2013 Merdeka.com/Shutterstock/Zurijeta
Empat bulan suci yang dimaksud dalam ayat tersebut yakni Zulkaidah, Zulhijah, Muharram dan Rajab. Puasa Tasu'a adalah puasa sunnah yang dikerjakan pada tanggal 9 Muharram (18 Agustus 2021).
"Ketika Rasulullah SAW melakukan puasa 'Asyura dan memerintahkan para sahabat untuk mengerjakan puasa 'Asyura, para sahabat berkata:
'Wahai Rasulullah, hari 'Asyura adalah hari yang diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani.'
" Maka Rasulullah SAW bersabda, "Jika tahun datang tiba, Insya Allah, kita juga akan melakukan puasa pada tanggal 9 Muharram." Belum tiba setahun, ternyata Rasulullah SAW keburu wafat. (HR. Muslim).
Niat Puasa Tasu'a:
Nawaitu shauma ghadin an ada'i sunnatit tasu'a lillahi ta'aalaa
Artinya:
"Aku berniat puasa sunah Tasu'a esok hari karena Allah."
Tata Cara Puasa Sunnah Asyura
©2020 Merdeka.com
Sementara puasa sunnah Asyrah ditunaikan di tanggal 10 Muharram (19 Agustus 2021). Pada hari ke-10 bulan Muharram ini dipercaya sebagai hari paling istimewa dan penuh dengan keutamaan.
Pada 10 Muharram terdapat peristiwa penting. Di tanggal inilah Nabi Adam a.s. diciptakan, Nabi Ibrahim a.s. dilahirkan, Nabi Ayyub a.s. disembuhkan dari penyakit kronisnya, dan masih banyak lagi peristiwa besar lainnya.
Dikutip dari Harakah Islamiyah, dalam riwayat Bukhari dan Muslim, dari Abu Musa Al Asy'ari, Rasulullah SAW berkisah mengenai kebiasaan orang Quraisy yang berpuasa saat hari Asyura di masa jahiliyah.
"Hari Asyura adalah hari yang diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan dijadikan oleh mereka sebagai hari raya, maka Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda, 'Berpuasalah kamu sekalian pada hari itu'."
Lantas beliau bertanya alasan orang Yahudi berpuasa di hari tersebut.
"Allah telah melepaskan Musa dan Umatnya pada hari itu dari (musuhnya) Fir'aun dan bala tentaranya, lalu Musa berpuasa pada hari itu, dalam rangka bersyukur kepada Allah".
Nabi pun bersabda : "Aku lebih berhak terhadap Musa dari mereka." Maka Nabi pun berpuasa pada hari itu dan menyuruh para sahabatnya agar berpuasa juga." (HR. Bukhari No: 1865 dan Muslim No: 1910)
Niat Puasa Asyura:
Nawaitu shauma ghadin 'an adaa'i sunnatil aasyuuraa lillaahi ta'aalaa.
Artinya:
"Aku berniat puasa sunah Asyura esok hari karena Allah SWT."
(mdk/kur)