Tata Cara Salat Sunnah Awwabin dan Sunnah Muthlaq, Patut Diketahui
Salat sunnah dipercaya mampu membantu menyempurnakan salat fardhu yang selama ini dikerjakan mungkin belum begitu khusyu’ dikerjakan. Termasuk salat sunnah Awwabin dan sunnah Muthlaq yang ringan dan bisa dikerjakan kapan saja.
Salat sunnah dalam ajaran Islam ada berbagai macam dan waktu tertentu yang mustajab. Salat sebagai tiang agama, umat muslim akan berusaha menunaikannya setiap saat.
Salat sunnah dipercaya mampu membantu menyempurnakan salat fardhu yang selama ini dikerjakan mungkin belum begitu khusyu’ dikerjakan. Termasuk salat sunnah Awwabin dan sunnah Muthlaq yang ringan dan bisa dikerjakan kapan saja.
-
Bagaimana tata cara sholat tahajud? Tata cara sholat tahajud dilakukan dengan melakukan rakaat shalat secara dua-dua, dalam satuan yang genap, sedikit atau banyaknya, dan diakhiri dengan shalat witir.
-
Bagaimana tata cara salat Qobliyah Subuh? Adapun tata cara salat qobliyah subuh secara umum hampir sama dengan salat lainnya. Yang membedakan hanyalah bacaan niatnya. Niat sendiri penting dilafalkan karena berguna untuk membedakan antara satu ibadah dengan ibadah lainnya.Apalagi salat qobliyah subuh dan salat subuh wajib juga mirip karena dikerjakan dalam dua rakaat.
-
Bagaimana tata cara melaksanakan salat tasbih? Pada dasarnya salat tasbih dilakukan sama seperti salat pada umumnya. Hanya saja Anda perlu menambahkan bacaan tasbih sebelum pergantian satu gerakan salat ke gerakan salat lainnya.
-
Bagaimana tata cara sholat taubat? Sholat taubat terdiri dari dua rakaat dan satu kali salam. Namun, bisa juga dilaksanakan sebanyak empat sampai enam rakaat. Sholat taubat termasuk dalam sholat nafilah yang tidak dianjurkan untuk dilaksanakan secara berjamaah.
Berikut tata cara salat sunnah awwabin dan sunnah muthlaq yang telah merdeka.com rangkum dari berbagai sumber,
Waktu Salat Sunnah Muthlaq dan Sunnah Awwabin
Salat sunnah Awwabin, termasuk salat yang dianjurkan dan dikerjakan sesudah sunnah Bada Maghrib atau rawatib badiyah. Disunnahkan pula bagi siapa saja yang mengerjakan salat dua sampai enam rakaat. Salat sunnah Awwabin dianjurkan untuk dikerjakan sendirian, tanpa berjemaah.
Sedangkan salat sunnah Muthlaq ialah salat tidak bersebab. Waktu untuk menunaikan salat sunnah Muthlaq bisa kapan saja, kecuali waktu yang terlarang untuk mengerjakan salat sunnah. Jumlah rakaatnya tidak terbatas, minimal 2 rakaat.
Waktu Dilarangnya Salat Sunnah
- Sesudah salat Shubuh.
- Ketika matahari terbit hingga naik sepenggalah, sebelum dhuha.
- Saat matahari tepat di puncak atau zenith, hingga ia mulai condong.
- Sesudah Ashar sampai matahari terbenam.
- Ketika matahari terbenam hingga terbenamnya.sempurna
Bacaan Niat Salat Sunnah
Bacaan Niat Salat Sunnah Awwabin
USHOLLI SUNNATAL AWWABINA RAKATAINI LILLAHI TAALA
Artinya: Saya niat shalat sunah awwabin dua rakaat karena Allah Taala.
Bacaan Niat Salat Sunnah Muthlaq
USHOLLI SUNNATAN ROKATAINI LILLAHI TAALA
Artinya: Aku niat salat sunah dua rakaat karena Allah Taala.
Tata Cara Salat Sunnah
- Membaca niat salat sunnah.
- Takbiratul ihram (Allahu akbar)
- Membaca doa iftitah
- Membaca surah al-Fatihah.
- Membaca surah pendek
- Ruku dengan tumaninah.
- Itidal dengan tumaninah.
- Sujud dengan tumaninah.
- Duduk di antara dua sujud dengan tumaninah.
- Sujud kedua dengan tumaninah.
- Berdiri lagi menunaikan rakaat yang kedua.
- Membaca surah al-Fatihah.
- Membaca surah pendek
- Ruku dengan tumaninah.
- Itidal dengan tumaninah.
- Sujud dengan tumaninah.
- Duduk di antara dua sujud dengan tumaninah.
- Sujud kedua dengan tumaninah.
- Tasyahud akhir dengan tumaninah.
- Membaca salam menengok ke kanan dan ke kiri, hingga wajah samping nampak di belakang.
Anjuran Cara Salat Sunnah Awwabin
- Sesudah membaca al-Fatihah pada rakaat pertama, bacalah surat al-Ikhlas enam kali, al-Falaq sekali, dan An-Nas sekali. Demikian pula pada rakaat kedua.
- Setelah salam dua rakaat, maka salat lagi dua rakaat. Pada salat kedua ini setelah membaca al-Fatihah bisa dilanjutkan membaca surat yang dikehendaki.
- Sesudah itu, berdiri lagi dengan lafadz niatnya seperti sebelumnya. Pada rakaat pertama, setelah al-Fatihah membaca surat al-Kafirun dan pada rakaat kedua dengan surat al-Ikhlas.
2020 Merdeka.com
Bacaan Doa Sesudah Salat Sunnah Awwabin
ALLOHUMMA INNI ASTAWDIUKA IMANI FI HAYATI WA INDA MAMATI WA BADA MAMATI FAHFADZHU ALAYYA INNAKA ALA KULLI SYAI-IN QODIR
Artinya: Ya Allah, saya titipkan imanku baik ketika aku masih hidup, pada saat meninggal dan setelah meninggal. Jagalah iman tersebut untukku, sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Keutamaan Salat Sunnah Awwabin dan Sunnah Muthlaq
1. Jaminan Surga
Dari Rabiah bin Kab al-Aslami radhiyallahu anhu, beliau menceritakan, Aku pernah tidur bersama Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Aku layani beliau dengan menyiapkan air wudhu beliau dan kebutuhan beliau. Setelah usai, beliau bersabda:
Mintalah sesuatu. Aku menjawab: Aku ingin bisa bersama anda di surga. Beliau bersabda: Yang selain itu? Hanya itu. Kataku. Kemudian beliau bersabda, Jika demikian, bantulah aku untuk mewujudkan harapanmu dengan memperbanyak sujud. (HR. Muslim).
2. Diangkat Derajatnya
Perbanyaklah bersujud. Karena tidaklah kamu bersujud sekali, kecuali Allah akan mengangkat satu derajat untukmu dan menghapus satu kesalahan darimu. (HR. Muslim).
3. Diterima Taubatnya
Salatnya orang-orang awwabin (yang sering bertaubat kepada Allah) adalah ketika anak unta merasa kepanasan (HR. Muslim: 848)
Tidak ada yang menjaga salat duha kecuali orang awwab (sering bertaubat). Rasulullah bersabda: "Itu adalah salatnya orang-orang yang sering bertaubat" (HR Ibnu Khuzaimah dalam Shahihnya: 1224, Al-Hakim dalam Al-Mustadrak 1/313 Ath Thabarani dalam Al-Ausath: 4322).
4. Tidak Bersedih
Allah berfirman, Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa. (QS. Yunus: 62-63)
5. Mendapat Amalan yang Baik
Beristiqamahlah kalian dan sekali-kali kalian tidak dapat istiqomah dengan sempurna. Ketahuilah, sesungguhnya amalan kalian yang paling utama adalah shalat. Tidak ada yang menjaga wudhu melainkan ia adalah seorang mukmin. (HR. Ibnu Majah no. 277 dan Ahmad 5: 276)
6. Dekat dengan Nabi di Surga
Bantulah aku untuk mewujudkan keinginanmu dengan banyak melakukan sujud (memperbanyak shalat). (HR. Muslim no. 489)