Doa Buka Puasa Sunnah Sesuai Hadist, Ketahui Waktu yang Tepat Mengamalkannya
Doa buka puasa adalah bacaan yang mengiringi ibadah puasa kita, baik itu yang wajib maupun yang sunnah. Dengan doa ini, kita mengungkapkan rasa syukur.
Sebelum berbuka, amalkan doa buka puasa sunnah ini. Tapi, benarkah dibaca sebelum berbuka?
Doa Buka Puasa Sunnah Sesuai Hadist, Ketahui Waktu yang Tepat Mengamalkannya
Puasa sunnah adalah puasa yang dilakukan oleh umat Islam di luar bulan Ramadhan, sebagai bentuk ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Puasa sunnah memiliki banyak keutamaan dan manfaat, baik secara rohani maupun jasmani.
-
Kapan waktu baca doa buka puasa? Waktu terbaik untuk membaca doa buka puasa adalah sesaat setelah selesai berbuka puasa atau memakan makanan berbuka. Hal ini sesuai dengan makna yang terkandung dalam doa buka puasa, yaitu mengucapkan syukur atas hilangnya rasa haus, basahnya urat-urat, dan tetapnya pahala.
-
Kapan doa buka puasa dibaca? Doa ini juga sebagai bentuk syukur atas rezeki yang diberikan Allah sehingga dapat membatalkan puasa.
-
Kapan waktu membaca Doa Berbuka Puasa? Waktu Membaca Doa Berbuka Puasa
-
Bagaimana bacaan doa buka puasa yang benar? Ketika hendak berbuka, Anda bisa mengamalkan doa buka puasa sesuai sunnah yang berasal dari hadist yang disebutkan oleh Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, di mana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berbuka beliau membaca doa berikut ini, Dzahabadh zhoma’u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insya Allah
-
Kapan waktu terbaik untuk membaca doa buka puasa? Waktu terbaik untuk membaca doa buka puasa adalah sesaat setelah selesai berbuka puasa atau memakan makanan berbuka. Hal ini sesuai dengan makna yang terkandung dalam doa buka puasa, yaitu mengucapkan syukur atas hilangnya rasa haus, basahnya urat-urat, dan tetapnya pahala.
Tapi, apakah doa buka puasa yang biasa kita amalkan adalah doa yang tepat? Dalam artikel berikut ini, merdeka.com akan sampaikan bacaan doa buka puasa sunnah sesuai berdasarkan hadist.
Puasa Sunnah
Puasa adalah salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh kaum muslimin. Namun, puasa tak hanya dijalankan di waktu Ramadhan saja. Allah SWT telah menyediakan waktu-waktu lain untuk berpuasa, namun hukumnya tidak wajib.
Puasa sunnah ini dijalankan sama seperti puasa Ramadhan. Kita dianjurkan makan sahur terlebih dulu, melafalkan niat dalam hati, dan mulai berpuasa dari waktu subuh hingga azan maghrib berkumandang.
Meski hanya sunnah, namun puasa ini memiliki banyak keutamaan dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun juga gemar mengamalkannya. Salah satu hadist yang menunjukkan anjuran untuk berpuasa sunnah disebutkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, di mana ia berkata,
“Kekasihku (yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam) mewasiatkan padaku tiga nasehat yang aku tidak meninggalkannya hingga aku mati: [1] berpuasa tiga hari setiap bulannya, [2] mengerjakan shalat Dhuha, [3] mengerjakan shalat witir sebelum tidur.” (HR. Bukhari).
Ganjaran untuk orang yang berpuasa pun juga luar biasa. Balasan yang kita terima dari puasa berbeda dengan ibadah-ibadah lainnya. Hal ini juga disebutkan dalam hadist dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi.”” (HR. Muslim).
Oleh karena itu, sebagai seorang muslim, usahakan kita meniru amal yang dilakukan oleh Nabi, karena apa yang beliau contohkan pasti ada manfaatnya, baik di akhirat, maupun di dunia.
Doa Buka Puasa Sunnah
Doa buka puasa sunnah atau doa buka puasa pun juga ada disebutkan dalam suatu hadist.
Meski begitu, kita juga harus memperhatikan status hadist yang mencantumkan doa tersebut. Ini karena masyarakat, banyak yang terkecoh dengan bacaan doa buka puasa yang didasarkan pada hadist dha’if atau hadist yang lemah.
Berikut adalah bacaannya,
Allahumma laka shumtu wa ‘ala rizqika afthortu
Artinya: “Ya Allah, kepada-Mu aku berpuasa dan kepada-Mu aku berbuka.”
Doa buka puasa tersebut mungkin terdengar familiar karena memang doa tersebut yang sering dibaca saat waktu berbuka tiba.
Sayangnya, riwayat di atas dikeluarkan oleh Abu Daud dalam sunannya no. 2358, dari Mu’adz bin Zuhroh.
Dilansir dari rumaysho.com, Mu’adz sendiri adalah seorang tabi’in, sehingga hadist ini mursal (di atas tabi’in terputus). Hadits mursal merupakan hadist dho’if karena sanad yang terputus. Syaikh Al Albani pun juga berpendapat bahwa hadist ini adalah dho’if.
merdeka.com
Hadist semacam ini juga dikeluarkan oleh Ath Thobroni dari Anas bin Malik.
Namun, dalam sanadnya ada perawi dho’if yaitu Daud bin Az Zibriqon, yang merupakan seorang perawi matruk (yang dituduh berdusta). Dengan begitu, riwayat tersebut juga tergolong dho’if. Syaikh Al Albani pun mengatakan bahwa riwayat ini dho’if.
Selain Syaikh Al Albani, ulama lain yang mendho’ifkan hadist semacam ini adalah Ibnu Qoyyim Al Jauziyah.
Doa Buka Puasa Sunnah yang Benar
Lalu, bagaimana bacaan doa buka puasa sunnah yang bisa kita baca?
Ketika Anda hendak berbuka, Anda bisa mengamalkan doa buka puasa sesuai hadist yang disebutkan oleh Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, di mana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berbuka beliau membaca doa berikut ini,
Dzahabadh zhoma’u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insya Allah
Artinya: “Rasa haus telah hilang dan urat-urat telah basah, dan pahala telah ditetapkan insya Allah.”
(HR. Abu Daud no. 2357. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)
Kendati demikian, beberapa ulama juga menyikapi doa riwayat Abu Dawud dengan bijak. Ulama dari Madzhab Syafi’i menggabungkan doa riwayat Imam Bukhari dan Muslim dengan doa riwayat Abu Dawud.
Allâhumma laka shumtu wa ‘alâ rizqika afthartu dianjurkan menambahkan lafal, wa bika âmantu, wa bika wa ‘alaika tawakkaltu. Dzahabaz zhama’u, wabtallatil ‘urûqu, wa tsabatal ajru, insyâ Allah. Yâ wâsi‘al fadhli, ighfir lî. Alhamdulillâhil ladzî hadânî fa shumtu, wa razaqanî fa afthartu,” (Lihat Syekh Sulaiman Al-Bujairimi, Hasyiyatul Bujairimi alal Khatib, [Beirut, Darul Fikr: 2006 M/1426-1427 H], juz II, halaman 385).
Artinya, “Tuhanku, hanya untuk-Mu aku berpuasa. Dengan rezeki-Mu aku membatalkannya. Sebab dan kepada-Mu aku berpasrah. Dahaga telah pergi. Urat-urat telah basah. Dan insya Allah pahala sudah tetap.
Wahai Zat Yang Luas Karunia, ampuni aku. Segala puji bagi Tuhan yang memberi petunjuk padaku, lalu aku berpuasa. Dan segala puji Tuhan yang memberiku rezeki, lalu aku membatalkannya.”
Kapan Waktu Membaca Doa Buka Puasa?
Kapan waktu membaca doa buka puasa sunnah ini? Mungkin Anda akan menjawab sebelum berbuka, atau sebelum menyantap hidangan. Tapi, waktu terbaik untuk membaca doa buka puasa adalah sesaat setelah selesai berbuka puasa atau memakan makanan berbuka.
Hal ini sesuai dengan makna yang terkandung dalam doa buka puasa, yaitu mengucapkan syukur atas hilangnya rasa haus, basahnya urat-urat, dan tetapnya pahala. Jika membaca doa buka puasa sebelum berbuka, maka makna tersebut belum terwujud.
Namun, ada juga pendapat yang mengatakan bahwa boleh membaca doa buka puasa sebelum atau sesudah berbuka, tidak masalah.
Hal ini didasarkan pada keringanan dan kemudahan dalam beribadah, serta tidak adanya dalil yang tegas yang melarang membaca doa buka puasa sebelum berbuka. Yang penting adalah niat dan keikhlasan dalam berdoa.
merdeka.com