Tata Cara Shalat Gerhana Bulan dan Niatnya, Lengkap Beserta Doanya
Tata cara shalat gerhana bulan dan niatnya lengkap beserta doanya.
Tata cara shalat gerhana bulan dan niatnya perlu untuk diketahui oleh umat Islam. Para ulama sepakat bahwa hukum salat gerhana bulan dan gerhana matahari adalah sunah mu'akkadah (sunnah yang mendekati wajib). Pendapat ini didasari oleh firman Allah SWT berikut:
وَمِنْ آيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ لَا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
-
Bagaimana tata cara sholat taubat? Sholat taubat terdiri dari dua rakaat dan satu kali salam. Namun, bisa juga dilaksanakan sebanyak empat sampai enam rakaat. Sholat taubat termasuk dalam sholat nafilah yang tidak dianjurkan untuk dilaksanakan secara berjamaah.
-
Apa niat sholat gerhana matahari dan bulan? Adapun niat doa sholat gerhana matahari dan bulan adalah sebagai berikut:
-
Kapan sholat gerhana dilakukan? Gerhana matahari dan bulan menjadi fenomena alam yang dapat terjadi. Biasanya, munculnya gerhana matahari dan bulan dapat diprediksi.
-
Bagaimana cara sholat gerhana? Sebelum memulai menunaikan sholat, bagi jamaah harus mengucapkan "As-Shalatu jami'ah". Kemudian bisa melanjutkan untuk menjalankan ibadah sholat gerhana matahari dan bulan sesuai dengan tata cara yang benar dalam ajaran Islam.
-
Bagaimana tata cara Sholat Jenazah? Jika sholat pada umumnya dilakukan dengan gerakan rukuk, sujud, tasyahud awal dan akhir, dan lain sebagainya, sholat jenazah tidak begitu.
Artinya: "Sebagian tanda-tanda kebesaran-Nya ialah malam, siang, matahari, dan bulan. Jangan kalian bersujud pada matahari dan jangan (pula) pada bulan, tetapi bersujudlah kalian kepada Allah yang menciptakan semua itu, jika kamu hanya menyembah-Nya," (QS Fushilat: 37)
Gerhana bulan adalah salah satu fenomena alam yang melibatkan rotasi bumi dan bulan terhadap matahari. Dalam ilmu sains, gerhana bulan dapat terjadi saat bulan tertutup penuh atau sebagian oleh bayangan bumi.
Dalam agama Islam, fenomena alam ini merupakan salah satu bukti nyata akan kebesaran Allah SWT. Rasulullah SAW pun menganjurkan umatnya agar menunaikan shalat gerhana bulan saat menemui fenomena unik tersebut. Karenanya, ada baiknya bagi umat Islam untuk mengetahui tata cara shalat gerhana bulan dan niatnya dengan benar.
Lantas bagaimana tata cara shalat gerhana bulan dan niatnya lengkap beserta doanya? Melansir dari berbagai sumber, Kamis (6/4), simak ulasan informasinya berikut ini.
Tata Cara Shalat Gerhana Bulan
Melansir dari laman Zakat, shalat gerhana bulan dikerjakan pada malam hari. Berbeda dengan shalat fardhu, shalat gerhana bulan dilakukan tanpa didahului dengan azan maupun iqamat. Yang disunnahkan hanyalah panggilan shalat dengan lafaz ‘As-Shalatu Jamiah’.
1. Baca niat terlebih dahulu sesuai posisinya sebelum memulai.
2. Takbiratul Ihram.
3. Membaca taawudz dan Surat Al-Fatihah. Kemudian, membaca surat panjang misalnya Al-Baqarah.
4. Karena dianjurkan memanjakan ruku’, bisa disertai dengan membaca tasbih selama 100 kali.
5. Kemudian bangkit tapi tidak membaca doa I’tidal, melainkan baca Surat Al-Fatihah. Setelah itu membaca surat yang lebih pendek.
6. Ruku’ lagi dengan membaca tasbih selama 80 kali.
7. Bangkit dan membaca doa I’tidal.
8. Sujud dengan membaca tasbih 100 kali seperti waktu ruku’ pertama.
9. Duduk di antara dua sujud.
10. Sujud kedua dengan membaca tasbih 80 kali selama ruku’ kedua.
11. Duduk istirahat atau duduk sejenak sebelum bangkit untuk mengerjakan rakaat kedua.
12. Bangkit dari duduk, lalu mengerjakan rakaat kedua dengan gerakan yang sama dengan rakaat pertama.
13. Namun setelah membaca Al-Fatihah dianjurkan membaca surat An-Nisa pada rakaat pertama. Untuk rakaat kedua dianjurkan membaca Surat Al-Maidah.
14. Mengucapkan salam.
Niat Shalat Gerhana Bulan
Shalat gerhana bulan sendiri dikerjakan sebanyak 2 rakaat. Masing-masing rakaat dikerjakan dengan 2 kali berdiri, 2 kali membaca Surat Al-quran, 2 rukuk dan 2 sujud. Untuk shalat gerhana bulan, bacaan niatnya memakai huruf "kha", bukan "kaf". Oleh karena itu, shakat gerhana bulan disebut juga sebagai shalat khusuf.
a. Niat Shalat Gerhana Bulan: Imam
أُصَلِّي سُنَّةَ الخُسُوفِ رَكْعَتَيْنِ إِمَامً لله تَعَالَى
Usholli sunnatal khusuufi rok’ataini imaaman lillahi ta’aalaa.
Artinya:
"Aku niat shalat gerhana bulan dua rakaat sebagai imam karena Allah Ta’ala."
b. Niat Shalat Gerhana Bulan: Makmum
أُصَلِّي سُنَّةَ الخُسُوفِ رَكْعَتَيْنِ مَأمُومًا لله تَعَالَى
Usholli sunnatal khusuufi rok’ataini ma’muuman lillahi ta’aalaa.
Artinya:
"Aku niat shalat gerhana bulan dua rakaat sebagai makmum karena Allah Ta’ala."
c. Niat Shalat Gerhana Bulan: Sendirian
أُصَلِّي سُنَّةَ الخُسُوفِ رَكْعَتَيْنِ لله تَعَالَى
Usholli sunnatal khusuufi rok’ataini lillahi ta’aalaa.
Artinya:
"Aku niat sholat gerhana bulan dua rakaat karena Allah Ta’ala."
Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Menjalankan Shalat Gerhana Bulan
Melansir dari NU Online, berikut hal-hal yang harus diperhatikan sebelum menjalankan shalat gerhana bulan:
1. Memastikan Waktu Gerhana
Dalam melakukan salat gerhana, penting untuk memastikan terlebih dahulu kapan tepatnya gerhana bulan atau matahari terjadi, karena sebaiknya salat ini dilakukan tepat pada saat gerhana terjadi.
2. Bacaan Diucapkan Lantang
Seorang muslim pria maupun wanita dapat mengikuti ibadah ini. Bacaan sholat disunahkan terdengar keras saat salat berlangsung, siang maupun malam hari. Di samping itu, pada rakaat pertama bacaan sebaiknya dipanjangkan.
3. Bisa Dilakukan Sendiri atau Berjamaah
Salat gerhana bisa dilakukan sendiri atau berjamaah, meski disarankan untuk melakukan salat berjamaah di masjid atau tanah lapang.
4. Selesai Shalat Disunahkan untuk Berkhotbah
Aisyah RA menceritakan tata cara salat gerhana yang dilakukan Nabi Muhammad SAW, Aisyah berkata:
....ثُمَّ انْصَرَفَ وَقَدْ انْجَلَتْ الشَّمْسُ فَخَطَبَ النَّاسَ فَحَمِدَ اللَّهَ وَأَثْنَى عَلَيْهِ ثُمَّ قَالَ إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لَا يَخْسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللَّهَ وَكَبِّرُوا وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا
Artinya:
" ...kemudian Beliau berbalik badan dan matahari mulai terang, lalu dia berkhutbah di hadapan manusia, beliau memuji Allah dengan berbagai pujian, kemudian bersabda: Sesungguhnya (gerhana) matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kebesaran Allah, keduanya terjadi bukan karena wafatnya seseorang dan bukan pula lahirnya seseorang. Jika kalian menyaksikannya, maka berdoalah kepada Allah, bertakbirlah, salat, dan bersedekahlah." (HR. Bukhari No. 1044).