Ternyata Ada Presiden Indonesia Bernama Assaat,Eks Camat Pilih Sepeda Ketimbang Mobil
Mr. Assaat adalah sosok penting dalam perjalanan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Ia menjadi Presiden Republik Indonesia selama 8 bulan di Yogyakarta. Simak ulasannya sebagai berikut.
Indonesia ternyata tidak hanya memiliki 7 nama presiden. Selain ketujuh nama presiden yang umum didengar, ada satu nama presiden Indonesia yang jarang sekali disebutkan dalam buku sejarah, ia adalah Mr. Assaat, Presiden Indonesia dari Minangkabau.
Mr. Assaat adalah sosok penting dalam perjalanan mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang sempat diganggu oleh Belanda pada tahun 1949. Saat itu, dia memimpin Republik Indonesia yang menjadi bagian dalam Republik Indonesia Serikat (RIS).
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Kenapa berita tentang PM Singapura yang menyinggung Indonesia diedit? Kesimpulan PM Singapura mengomentari Indonesia sebagai negara yang tidak akan maju karena gila agama adalah hoaks. Faktanya judul dalam artikel itu telah diedit.
-
Mengapa Megawati Hangestri menjadi trending topic di Twitter? Nama Megawati Hangestri kini kembali menjadi trending topic di Twitter usai dirinya menjadi MVP di Liga Voli Korea untuk kedua kalinya secara berturut-turut.
-
Apa yang menjadi dasar negara Indonesia? Pancasila adalah ideologi atau dasar negara yang dijadikan pedoman bangsa Indonesia.
-
Apa yang digambarkan akun Tiktok @endofearth tentang Indonesia di masa depan? Akun TikTok ini menggunakan AI untuk menggambarkan kondisi Indonesia bak kota mati di masa mendatang. Di era modern ini, teknologi AI telah tersebar luas di mana manusia menggunakannya untuk berbagai keperluan. Penggunaan teknologi AI telah mengubah banyak aspek kehidupan manusia, terutama di bidang fotografi.
-
Siapa yang menggugat Presiden Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
Seperti apa latar belakang Mr. Assaat dan bagaimana sejarahnya sehingga ia bisa menjadi Presiden Republik Indonesia? Simak ulasannya sebagai berikut.
Siapakah Mr. Assaat?
Mr. Assaat memiliki gelar Datuk Mudo, lahir pada 18 September 1904 di Kubang Putiah, Banuhampu, Agam, Hindia Belanda. Assaat pernah mengenyam pendidikan di STOVIA. Namun, ia keluar dan pindah ke AMS. Dari sana, Assaat melanjutkan pendidikannya di Sekolah Tinggi Hukum di Jakarta.
©2023 Merdeka.com/instagram.com/jadoel.ig
Ketika menjadi mahasiswa, Assaat berkecimpung dalam gerakan Jog Sumatranen Bond. Selain itu, untuk memuluskan jalan perjuangannya di politik, Assaat bergabung dengan Partai Indonesia atau Partindo.
Dia sempat pergi ke Belanda dan belajar di Universitas Leiden. Sepulang dari Belanda pada tahun 1939, Assaat menjadi advokat. Pada saat Jepang masuk, dia sempat diangkat menjadi Camat Gambir, kemudian Wedana Mangga besar di Jakarta.
Pengangkatan Mr. Assaat menjadi Presiden
Karier Assaat memuncak ketika dia menjadi ketua BP-KNIP (Badan Pekerja- Komite Nasional Indonesia Pusat). Pada tahun 1949, Belanda menyerahkan kedaulatan Indonesia kepada RIS. Soekarno dilantik menjadi Presiden RIS, Moh. Hatta sebagai Perdana Menteri RIS.
Sementara itu, Assaat dilantik menjadi Presiden Republik Indonesia yang merupakan negara bagian dari RIS di Yogyakarta. Hal tersebut diyakini merupakan sebuah taktik dari Belanda yang bertujuan untuk memecah belah RI.
Meskipun para pemimpin Indonesia menyadari taktik itu, mereka tidak secara terang-terangan melancarkan protes. Penerimaan tersebut berdasar karena para pemimpin Indonesia membutuhkan pengakuan dari Belanda tentang kedaulatan Indonesia.
Assaat menjadi Presiden Republik Indonesia selama 8 bulan. Masa jabatannya berakhir bersamaan dengan peleburan negara-negara bagian RIS menjadi RI pada 15 Agustus 1950. Mr. Assaat pun kembali menyerahkan kembali jabatan Presidennya kepada Ir. Soekarno.
Menjadi Bagian dari Pemerintah
Setelah menyerahkan jabatannya kepada Soekarno, Assaat kembali ke Jakarta dan melebur dalam pemerintahan Republik Indonesia. Dia menduduki jabatan sebagai Anggota Parlemen (DPR-RI).
Assaat juga sempat masuk dalam Kabinet Natsir menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri pada September 1950 sampai Maret 1951. Lima tahun kemudian, Assat menjabat sebagai formatur kabinet bersama dengan Soekiman Wirjosandjojo dan Wilopo.
©2023 Merdeka.com/instagram.com/jadoel.ig
Mereka mencalonkan Bung Hatta sebagai Perdana Menteri karena ketidakpuasan mereka dengan kebijakan pemerintah pusat. Assaat menentang keras sistem politik Demokrasi Terpimpin karena dianggap lebih condong kepada Partai Komunis Indonesia.
Pandangan tersebut membuatnya harus melarikan diri ke Sumatera Selatan dan lahirlah Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI). Assaat sempat ditahan selama 4 tahun (1962-1966) karena dianggap terlibat dengan PRRI.
Lebih Pilih Sepeda ketimbang Mobil
Assat wafat pada tahun 1976 di rumahnya di Warung Jati, Jakarta Selatan. Meskipun demikian, jasanya menjadi presiden Indonesia masih dikenang sampai sekarang.
©2023 Merdeka.com/instagram.com/jadoel.ig
Salah satu kisah yang patut dijadikan teladan dari sosok Presiden Republik Indonesia ini adalah kesederhanaannya. Meskipun menjadi seorang presiden, Assaat tidak ingin menikmati kemewahan dengan mengendarai mobil.
Assat lebih memilih untuk melakukan perjalanan dengan sepeda meskipun jabatan yang ia emban adalah seorang pemimpin tertinggi. Kesederhanaan itulah yang perlu dicontoh oleh semua masyarakat Indonesia termasuk para pemimpin negeri dewasa ini.