Waktu untuk Sholat Dhuha dengan Bacaan dan Doa Lengkapnya
Waktu sholat dhuha yang tepat beserta tata cara lengkapnya.
Waktu untuk sholat dhuha tentu perlu dipahami oleh seluruh umat Islam. Sholat dhuha adalah salah satu amalan sunnah yang sangat dianjurkan Rasulullah SAW untuk dikerjakan. Ibadah ini juga memiliki keutamaan sebagai pembuka pintu rezeki. Rasulullah SAW bersabda:
قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ يَا ابْنَ آدَمَ لاَ تَعْجِزْ عَنْ أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ مِنْ أَوَّلِ النَّهَارِ أَكْفِكَ آخِرَهُ
-
Apa yang dimaksud dengan sholat dhuha? Salah satu amalan yang sangat dianjurkan untuk dilakukan oleh umat muslim adalah sholat dhuha.
-
Apa pengertian dari sholat dhuha? Sholat dhuha adalah sholat sunah yang dilakukan di waktu dhuha. Waktu dhuha sendiri adalah waktu ketika matahari mulai naik kurang lebih 7 hasta sejak terbitnya (kira-kira pukul enam atau tujuh pagi) hingga waktu zuhur.
-
Apa keutamaan sholat dhuha? Sholat dhuha bisa menjadi amalan yang dapat menghapus dosa-dosa, jika dilakukan secara rutin.
-
Apa itu sholat dhuha? Sholat dhuha adalah ibadah sunnah yang dilakukan di waktu pagi setelah terbitnya matahari hingga sebelum waktu dzuhur.
-
Apa itu sholat Dhuha? Sholat Dhuha adalah salah satu amalan sunah yang memiliki keutamaan dan manfaat luar biasa bagi umat Muslim.
-
Apa itu Sholat Dhuha? Sholat Dhuha merupakan ibadah sunnah yang dilakukan pada saat mulai dari pagi hari sampai sebelum Dhuhur.
Artinya: Allah SWT berfirman: "Wahai anak Adam, janganlah engkau tinggalkan empat rakaat shalat di awal siang (di waktu Dhuha). Maka itu akan mencukupimu di akhir siang." (HR Ahmad)
Dalam hadits lain bahkan dijelaskan mengerjakan sholat dhuha dapat mencukupi kewajiban sedekah bagi setiap muslim. Seperti namanya, sholat sunnah ini dikerjakan pada waktu dhuha. Lalu kapan waktu dhuha tersebut? Simak ulasan selengkapnya dilansir dari muhammadiyah.or.id dan berbagai sumber, Selasa (27/6/2023):
Kapan Sholat Dhuha Dilaksanakan?
Sholat dhuha dilaksanakan pada waktu dhuha atau saat matahari sudah naik. Kira-Kira sepenggal atau setinggi tonggak (bukan saat matahari baru terbit). Kemudian, berakhir menjelang masuk waktu dzuhur. Hal ini berdasarkan hadits Nabi Muhammad:
عَنْ أَبِي رَمْلَةَ الأَزْدِيِّ ، عَنْ عَلِيٍّ : أَنَّهُ رَآهُمْ يُصَلُّونَ الضُّحَى عِنْدَ طُلُوعِ الشَّمْسِ ، فَقَالَ هَلاَّ تَرَكُوهَا حَتَّى إذَا كَانَتِ الشَّمْسُ قِيدْ رُمْحٍ أَوْ رُمْحَيْنِ ، صَلَّوْهَا فَذَلكَ صَلاَةُ الأَوَّابِينَ. رواه ابن أبي شيبة
"Dari Abu Ramlah al-Azdi dan Ali, Beliau telah melihat orang-orang melaksanakan shalat dhuha ketika terbit matahari. Lalu Ali berkata: “Tidakkah mereka meninggalkannya hingga matahari setinggi tombak atau dua tombak. Shalatlah dhuha, karena dia adalah shalat awwabin (orang-orang yang kembali kepada Allah” (HR. Ibu Syaibah).
Di dalam Kalender Hijriyah yang diterbitkan oleh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) D.I. Yogyakart,a tertulis bahwa jadwal waktu shalat dhuha dimulai satu jam setelah matahari terbit (syuruq).
Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin menjelaskan bahwa waktunya kira-kira 20 menit setelah matahari terbit hingga 10 atau 5 menit sebelum matahari bergeser ke barat.
Dianjurkan Dikerjakan di Akhir
Sedangkan, yang utama dalam mengerjakan shalat dhuha adalah di akhir waktu saat matahari sudah mulai terik dan panas.
أَنَّ زَيْدَ بْنَ أَرْقَمَ رَأَى قَوْمًا يُصَلُّونَ مِنَ الضُّحَى فَقَالَ أَمَا لَقَدْ عَلِمُوا أَنَّ الصَّلاَةَ فِى غَيْرِ هَذِهِ السَّاعَةِ أَفْضَلُ. إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « صَلاَةُ الأَوَّابِينَ حِينَ تَرْمَضُ الْفِصَالُ » أخرجه مسلم
"Dari Zaid bin Arqam, bahwa ia melihat orang-orang mengerjakan shalat dhuha [pada waktu yang belum begitu siang], maka ia berkata: mereka mungkin tidak mengetahui bahwa shalat dhuha pada selain saat-saat seperti itu adalah lebih utama, karena sesungguhnya Rasulullah SAW. bersabda: 'Shalatnya orang-orang yang kembali kepada Allah (al-Awwabin) adalah pada waktu anak-anak unta sudah bangun dari pembaringannya karena tersengat panasnya matahari'," (HR. Muslim).
Dari hadist tersebut, dikatakan jika sholat dhuha paling baik dilaksanakan saat matahari mulai meninggi sekitar pukul 08.00 atau 09.00 pagi.
Meskipun demikian, shalat dhuha boleh pula dilaksanakan setelah matahari terbit hingga menjelang matahari bergeser ke barat (zawal).
Tata Cara Sholat Dhuha
Sholat dhuha bisa dilaksanakan dengan jumlah rakaat minimal adalah 2 rakaat dan maksimal tanpa batas dengan jumlah rakaat genap. Tentu saja setiap jumlah rakaat sholat dhuha yang dikerjakan memiliki keutamaan masing-masing. Berikut tata cara sholat dhuha 2 rakaat.
Niat
اُصَلِّى سُنَّةَ الضَّحٰى رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ اَدَاءً ِللهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatadh Dhuhaa rak'ataini lillaahi ta'aalaa.
Artinya: "Aku niat sholat sunah Dhuha dua rakaat karena Allah ta'ala"
Rakaat pertama:
- Membaca niat sholat dhuha
- Takbiratul ihram
- Membaca doa Ifititah
- Membaca surat Al-Fatihah
- Membaca surat Asy-Syams (Wasy-syamsi wa duhaa haa...)
- Rukuk
- Iktidal
- Sujud pertama
- Duduk di antara dua sujud
- Sujud kedua, lalu lanjut berdiri untuk melaksanakan rakaat kedua
Rakaat kedua:
- Takbiratul ihram
- Membaca surat Al-Fatihah
- Membaca surat Ad-Dhuha (Wad-duha, wal laili iza saja...)
- Rukuk
- Iktidal
- Sujud
- Duduk di antara dua sujud
- Sujud kedua dan duduk membaca tasyahud akhir
- Salam dan lanjutkan dengan berdoa
Dalam hadist riwayat Rasulullah SAW bersabda:
"Bila kamu sholat Dhuha 2 rakaat maka tidak akan dicatat sebagai bagian dari kaum lalai. Bila kamu sholat Dhuha 4 rakaat maka akan dicatat sebagai bagian dari kaum yang berbuat baik.
Bila kamu sholat Dhuha 6 rakaat maka akan dicatat sebagai bagian dari kaum yang taat. Bila kamu sholat Dhuha 8 rakaat maka akan dicatat sebagai bagian dari kaum yang beruntung.
Bila kamu sholat Dhuha 10 rakaat maka pada hari itu tidak akan dicatatkan dosa bagimu. Bila kamu sholat Dhuha 12 rakaat maka akan dibangunkan untukmu sebuah rumah di surga." (HR al-Baihaqi)
Doa Setelah Sholat Dhuha
اللَّهُمَّ إنَّ الضُّحَى ضَحَاؤُك وَالْبَهَا بَهَاؤُك وَالْجَمَالُ جَمَالُك وَالْقُوَّةُ قُوَّتُك وَالْقُدْرَةُ قُدْرَتُك وَالْعِصْمَةُ عِصْمَتُك اللَّهُمَّ إنْ كَانَ رِزْقِي فِي السَّمَاءِ فَأَنْزِلْهُ وَإِنْ كَانَ فِي الْأَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَإِنْ كَانَ مُعْسِرًا فَيَسِّرْهُ وَإِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَإِنْ كَانَ بَعِيدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضَحَائِكَ وَبِهَائِك وَجَمَالِك وَقُوَّتِك وَقُدْرَتِك آتِنِي مَا آتَيْت عِبَادَك الصَّالِحِينَ
Allahumma innad Dhuhaa Dhuha uka, wal bahaa bahaa-uka, wal jamaala jamaa-luka, wal quwwaata quwwatuka, wal qudrota qudrotuka, wal ishmata ishmatuka. Allahumma inkaana rizqi fis-samaa-i fa-anzilhu, wainkaana fil-ardli fa akhrijhu, wainkaana mu'siron fayassirhu, wainkaana harooman fathohhirhu, wainkaana ba'iidan faqorribhu, bihaqqi Dhuhaaika, wabahaaika, wajaamalika, waquwwatika, waqudrotika, aatini maa'ataita 'ibaadakash-sholihiin.
Artinya: "Ya Allah sesungguhnya waktu Dhuha adalah Dhuha-Mu, dan keindahan adalah keindahan-Mu, dan kebagusan adalah kebagusan-Mu, dan kemampuan adalah kemampuan-Mu, dan kekuatan adalah kekuatan-Mu, serta perlindungan adalah perlindungan-Mu.
Ya Allah apabila rizqiku berada di langit maka mohon turunkanlah, bila di bumi mohon keluarkanlah, bila sulit mudahkanlah, bila jauh dekatkanlah, dan bila haram bersihkanlah, dengan haq Dhuha-Mu, keindahan-Mu, kebagusan-Mu, kemampuan-Mu, kekuatan-Mu dan perlindungan-Mu, berikanlah kepadaku apa saja yang engkau berikan kepada hamba-hambamu yang shaleh."