10 Kota keren di masa depan, biaya pembuatannya dekati pendapatan RI
Sejumlah kota ini dibangun di atas pulau buatan, di bawah tanah, hingga di bawah laut.
Semakin meningkatnya jumlah populasi di setiap negara akhirnya menimbulkan berbagai masalah. Salah satunya urusan ketersediaan hunian bagi masyarakat.
Menurut Laporan PBB, pada 2050 mendatang, jumlah populasi di dunia akan mencapai 9,6 miliar. Jika hal ini tidak ditangani ini dengan baik, maka akan menjadi permasalahan yang sangat kompleks di tengah semakin menipisnya jumlah lahan yang ada.
Melihat hal ini tak heran, banyak pengembang yang mengembangkan berbagai proyek menarik. Mereka berusaha untuk memanfaatkan ketersediaan ruang yang ada dengan membangun perkotaan di atas pulau buatan, di bawah tanah, hingga di bawah laut.
Berikut merdeka.com akan merangkum 10 kota masa depan yang dibangun dengan sangat menakjubkan seperti dikutip dari portal properti global, Lamudi.
-
Bagaimana Pertamina membangun infrastruktur hijau? Langkah konkrit perseroan dalam pengembangan infrastruktur hijau, lanjut Fadjar tidak hanya dilakukan dalam Pertamina Group, tetapi juga bersama BUMN yang tergabung dalam Indonesia Battery Corporation (IBC) dalam pengembangan pabrik baterai kendaraan listrik (EV).
-
Apa saja contoh infrastruktur yang dibangun oleh Kementerian PUPR? Kementerian PUPR diamanahi 125 PSN yang harus dikerjakan, yang terdiri dari 51 ruas jalan tol dan jembatan, 56 bendungan dan irigasi, 13 proyek sektor air dan sanitasi, 2 proyek perumahan, 1 proyek tanggul pantai, 1 proyek pembangunan Indonesia Internasional Islamic university dan 1 proyek kawasan industri batang.
-
Apa saja infrastruktur yang dimaksud Gibran? Tujuan akhir dari infrastruktur sosial adalah terciptanya ekosistem yang mampu menekan angka stunting, yang berarti target dari kebijakan ini adalah para perempuan, ibu-ibu, dan anak-anak. “Surplus sumber daya manusia adalah berkah untuk bangsa. Maka, kita perhatikan betul dari kebutuhan mendasar seperti makan siang dan susu gratis untuk ibu hamil, siswa, dan santri. Kesehatan gizi rakyat harus terpenuhi karena kita ingin menghindari stunting, terutama sejak dalam kandungan sampai usia 2 tahun,” ujar dia.Sementara itu, infrastruktur fisik merujuk pada bantuan pemerintah dari aspek sarana dan prasarana guna menunjang terwujudnya SDM berkualitas di masa depan.
-
Dimana lokasi pembebasan lahan untuk pembangunan infrastruktur pengendalian banjir di IKN? Tim terpadu fokus mempercepat pembebasan lahan warga terdampak pembangunan infrastruktur pengendalian banjir di Kelurahan Sepaku, lanjut Alimuddin, serta lahan milik warga masuk areal pembangunan jalan bebas hambatan atau tol seksi 6A dan 6B di Kelurahan Pemaluan, Kecamatan Sepaku.
-
Apa jenis layanan infrastruktur telekomunikasi yang ditawarkan Alita dan PLN Icon Plus? Kerja sama akses teknologi ini melingkupi penyelenggaraan jaringan telekomunikasi berbasis teknologi fiber to the home (FTTH), WiGig, dan fixed wireless access (FWA). Alita menggandeng Nokia sebagai salah satu mitra teknologi dalam kerja sama ini.
-
Bagaimana Pramono Anung berencana untuk meningkatkan kualitas infrastruktur di Jakarta? "Itulah yang kita perbaiki, jadi kita memperbaiki dari hal kecil, yang baik-baik yang sudah dilakukan oleh para gubernur. Jadi tujuan saya adalah mempersatukan peninggalan para gubernur yang baik-baik ini," ucap dia.
Baca juga:
4 Resiko kecerdasan buatan yang ancam umat manusia!
[Video] Lihat hasil rekaman drone terbaik sepanjang masa!
7 Kapal selam nuklir tercanggih, kunci kemenangan Perang Dunia 3
Ini mesin sandi langka Nazi yang dijual murah di internet
Ini gedung pertama di dunia yang dibangun dengan printer 3D
Kepulauan Khazar, Azerbaijan
Pulau Khazar, atau juga yang disebut dengan Pulau Kaspia merupakan pulau buatan yang dibangun 25 km sebelah selatan kota Baku, Azerbaijan. Pulau buatan ini menghabiskan biaya USD 100 miliar atau setara Rp 1.333,3 triliun (USD 1 = Rp 13.333,3). Angka ini hampir sama dengan target pendapatan Indonesia dalam APBN tahun ini sebesar Rp 1.822 triliun.
Rencananya pulau ini akan selesai dibangun pada tahun 2022, dan di sana nantinya akan menjadi rumah bagi satu juta penduduk, 150 sekolah, 50 rumah sakit, universitas, pusat perbelanjaan, rumah sakit, lapangan balap formula 1 hingga Menara Azerbaijan, yang akan menjadi gedung tertinggi dunia.
The King Abdullah Economic City, Arab Saudi
Kota ini akan dibangun di samping Laut Merah, 100 kilometer utara Kota Jeddah, pusat komersial Arab Saudi. Pembangunan kota ini akan dikerjakan oleh Dubai Emaar Properties, salah satu perusahaan real estate terbesar di dunia.Â
Total pembangunan proyek ini pun mencapai 67 mil, sehingga tak salah jika kota ini selesai dibangun luasnya akan mengalahkan Washington DC.
Pembangunan kota ini sendiri, merupakan upaya Arab Saudi untuk meningkatkan perekonomian dengan mendorong masuk investasi asing. Proyek ini akan menghabiskan biaya USD 86 miliar atau setara Rp 1.145,6 triliun.
Gujarat International Finance Tec-City, India
Gujarat International Finance Tec-City atau GIFT adalah distrik bisnis yang dibangun di Gujarat, India. Pembangunan proyek ini akan memakan lahan seluas 986 hektar.
Area ini, nantinya akan memiliki Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), zona pendidikan internasional, kota-kota yang terintegrasi, zona hiburan, hotel, taman teknologi dan bursa. Proyek ini nantinya menghabiskan dana sekitar USD 20 miliar atau setara Rp 266,6 triliun.
Songdo International Business District, Korea Selatan
Songdo International Business District (SIBD) merupakan sebuah kota yang dibangun di atas lahan reklamasi seluas 1.500 hektar. Di sana akan dibangun gedung-gedung perkantoran dengan kelas dunia, perumahan, rumah sakit, sekolah dan fasilitas pendidikan.
Kota ini pun dibangun dengan konsep green living, di mana 40 persen lahan kota akan dialokasikan untuk ruang terbuka hijau. Tidak hanya itu kota ini pun menggunakan sistem perpipaan bawah tanah untuk pembuangan limbah kota.
Pembuatan SIBD menelan biaya sekitar USD 40 miliar atau setara Rp 533,3 triliun.
Madinat Al-Hareer, Kuwait
Madinat al-Hareer merupakan sebuah kota yang dibangun di Subiya, sebelah utara Kuwait. Kota yang dibangun seluas 250 km tersebut nantinya akan diisi beragam proyek properti seperti perumahan, pusat pendidikan, pusat kesehatan, bandara hingga gedung pencakar langit Burj Mubarak Al-Kabir setinggi 1.001 meter.
Rencananya proyek ini akan dibangun selama 25 tahun. Biaya yang dihabiskan untuk pembangunan kota ini sekitar USD 94 miliar atau setara Rp 1.253,3 triliun.
The World Islands, Dubai, Uni Emirat Arab
The World Islands merupakan kepulauan buatan manusia, yang dibangun di lepas pantai Dubai, Uni Emirat Arab. Di area tersebut nantinya akan dibangun 300 pulau yang dirancang mirip seperti peta dunia.
The World Islands nantinya juga akan dipenuhi dengan berbagai proyek properti mewah seperti resort mewah, restoran mewah, serta hunian mewah yang dapat 'mengambang' di atas laut. Megaproyek ini nantinya akan menghabiskan biaya sekitar USD 14 miliar atau setara Rp 186,6 triliun.
Masdar City, Abu Dhabi
Abu Dhabi juga memiliki kota masa depan, diberi nama Masdar City. Kota ini dapat menampung 50.000 penghuni.
Tidak hanya itu, kota ini pun dirancang sangat ramah lingkungan dan iklim. Prinsip kelestarian lingkungan diwujudkan dengan penggunaan air yang 80 persen lebih hemat dibandingkan kota konvensional.
Sampah di kota ini pun 100 persen didaur ulang dan nol persen emisi gas karbondioksida. Kota masa depan ini menghabiskan biaya sekitar USD 20 miliar atau setara Rp 266,6 triliun.
Earth-scraper, Meksiko
Pernah melihat gedung yang dibangun di bawah tanah? Jika belum, mungkin Anda harus melihat Earth-scraper, yakni sebuah gedung yang dibangun di bawah tanah tepatnya di alun-alun utama Mexico City, Meksiko.
Gedung ini memiliki tinggi 65 lantai dengan kedalaman 300 meter di bawah tanah. Gedung ini pun dapat menampung lebih dari 300.000 orang dan di sana nantinya akan dibuatkan area hunian, ruko, perkantoran dan museum.
Proyek bawah tanah kota Meksiko ini akan menghabiskan biaya sekitar USD 1 miliar atau setara Rp 13,3 triliun.
Floating City, China
China saat ini telah kehabisan lahan untuk membangun proyek properti. Dengan jumlah populasi mencapai 1,3 miliar orang, tampaknya pengembang harus lebih kreatif menyiasati keterbatasan lahan.
Itulah mengapa ide untuk membangun kota terapung ini muncul di China. Kota terapung ini nantinya akan memiliki lapisan tanah atas dan lapisan bawah air.
Di dalam kota sendiri, nantinya masyarakat akan menggunakan mobil listrik serta juga disediakan peternakan, penetasan, dan pusat pembuangan limbah. Kota terapung ini menghabiskan biaya USD 20 miliar atau setara Rp 266,6 triliun.
Ocean Spiral, Jepang
Menyiasati keterbatasan lahan, Jepang berencana akan membangun sebuah kota di bawah laut. Kota yang diberi nama Ocean Spiral ini dirancang oleh Shimizu Corp.
Pembangunan proyek ini akan dilakukan di lepas pantai Jepang. Di sana nantinya akan dibangun sebuah bola air raksasa yang memiliki diameter sebesar 500 meter.
Di bola raksasa tersebut nantinya akan dibangun proyek perumahan, kantor, tempat bisnis dan hotel. Proyek Ocean Spiral akan menghabiskan biaya USD 30 miliar atau setara Rp 400 triliun.