20 Bandara AP II Ditargetkan Gunakan PLTS Hingga 2025
Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin menargetkan 20 bandara yang dikelola AP II telah memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan kapasitas 26,34 MWp pada tahun 2025.
Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin menargetkan 20 bandara yang dikelola AP II telah memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan kapasitas 26,34 MWp pada tahun 2025.
"Pada 2025, ditargetkan seluruh 20 bandara AP II telah memiliki PLTS dengan kapasitas 26,34 MWp," kata Awaluddin dalam keterangannya di Jakarta, dikutip Antara, Minggu (13/2).
-
Mengapa PLN membangun PLTS di IKN Nusantara? Presiden Jokowi mengatakan, pembangunan PLTS ini menunjukkan keseriusan pemerintah melalui PLN dalam menyiapkan sistem kelistrikan yang andal dan berbasis pada energi ramah lingkungan untuk memenuhi kebutuhan listrik di IKN Nusantara. Hal ini selaras dengan pembangunan IKN sebagai forest city yang hijau dan ramah lingkungan.
-
Siapa yang membangun PLTS di IKN Nusantara? PLTS ini dibangun melalui subholding PLN Nusantara Power (NP) bekerja sama dengan perusahaan energi asal Singapura, Sembcorp Utilities Pte. Ltd.
-
Dimana PLTS di IKN Nusantara dibangun? PLTS yang berada di Sepaku, Penajam Paser Utara, ini ditargetkan rampung dan beroperasi pada Mei 2024.
-
Siapa saja yang terlibat dalam pengembangan PLTP Lumut Balai Unit 2? “Pertamina Geothermal Energy bekerja sama dengan tiga perusahaan dari Jepang, China, dan Indonesia, yaitu Mitsubishi Corporation, SEPCO III Electric Power Construction Co, Ltd. (SEPCO III), dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. untuk mengembangkan proyek Lumut Balai Unit 2,” tutur Julfi.
-
Kenapa PLN tampilkan proyek PLTS Terapung di AIPF? Dalam forum tersebut, PLN menunjukan komitmen dalam upaya pengurangan emisi karbon lewat pengembangan PLTS terapung pertama yang juga akan menjadi pasokan utama energi bersih di wilayah Pulau Jawa.
-
Kapan PLTS di IKN Nusantara ditargetkan beroperasi? PLTS yang berada di Sepaku, Penajam Paser Utara, ini ditargetkan rampung dan beroperasi pada Mei 2024.
Dia menjelaskan, pemanfaatan EBT di lingkungan AP II sangat mendukung implementasi teknologi dalam mewujudkan smart airport sehingga meningkatkan daya saing (competitiveness) bandara-bandara AP II di era Industri 4.0.
AP II telah memiliki masterplan pengembangan Eco Airport periode 2021-2030. Eco Airport ini mendukung visi perusahaan menjadi Smart & Connected Airport. Pemanfaatan EBT di bandara di lingkup AP II akan menggunakan teknologi baru yang bisa diintegrasikan dengan teknologi eksisting.
Pada fase pertama, yakni 2021 telah diimplementasikan pemanfaatan PLTS yang dipasang di atap bangunan di sejumlah gedung di Bandara Soekarno-Hatta, Bandara Kualanamu dan Bandara Banyuwangi dengan kapasitas 1,83 MWp (megawatt peak).
Fase kedua, yakni tahun ini direncanakan penggunaan PLTS Atap mencapai EBT 3,78 MWp. Pada fase ketiga, yaitu 2023-2025 direncanakan pemanfaatan PLTS di atas tanah (ground mounted) berkapasitas 18,69 MWp dan PLTS terapung (floating) berkapasitas 1,8 MWp.
Dengan demikian, pada 2025, 20 bandara AP II telah memiliki PLTS dengan kapasitas 26,34 MWp. Di dalam pemanfaatan EBT ini, AP II mempersiapkan 3 aspek penting, yakni SDM, proses dan teknologi.
Penggunaan EBT di bandara sejalan dengan kesepakatan antara "Airport Council International" (ACI) dan seluruh operator bandara di dunia untuk mendukung program global "Net Zero Carbon Emission 2050".
"Bandara menyumbang sekitar 2 persen emisi karbon dari total pangsa global sehingga untuk mengurangi emisi karbon tersebut, operator bandara harus berkomitmen menggunakan energi baru terbarukan hampir di seluruh aspek operasional dan pelayanan," ujarnya.
Sejalan dengan ini, AP II menanamkan semangat kepedulian lingkungan di industri penerbangan nasional melalui pemanfaatan EBT.
"Kami ingin terus berkontribusi terhadap upaya-upaya pelestarian lingkungan. Penggunaan teknologi dan keunggulan dari sisi biaya membuat pemanfaatan EBT dapat meningkatkan daya saing bandara-bandara AP II di era Industri 4.0," tandasnya.
Baca juga:
Proyek PLTS Cirata Bisa Direplikasi di Seluruh Sungai RI
Kejar Target Bauran Energi, Kementerian ESDM Terbitkan Aturan Baru soal PLTS Atap
Juragan Atap Energi Surya, Utomo SolaRUV Garap Peluang 'Panen Setrum' dari PLTS Atap
Kembangkan PLTS ke Berbagai Pelosok RI, SUN Energy Raih Pendanaan Seri A Rp360 Miliar
Pemerintah Andalkan PLTS Kejar Target 23 Persen Bauran Energi di 2025
Utomo SolaRUV dan Universitas Surabaya Resmikan Solarpreneur Development Center