2015, laba bersih Adhi Karya meroket jadi Rp 463,7 miliar
Peningkatan laba bersih ini didukung pendapatan usaha sebesar Rp 9,4 triliun.
PT Adhi Karya mencatat laba bersih sebesar Rp 463,7 miliar hingga akhir tahun 2015. Angka laba ini naik 40,9 persen dibanding periode yang sama tahun lalu yaitu hanya Rp 329,1 miliar.
Peningkatan laba bersih ini didukung pendapatan usaha sebesar Rp 9,4 triliun, dan angka ini juga meningkat dibanding tahun sebelumnya yang hanya Rp 8,6 triliun. Selain itu, perusahaan pelat merah ini juga memperoleh kontrak baru sebesar Rp 13,9 triliun di 2015, meningkat 51,1 persen dibanding tahun sebelumnya yakni Rp 9,2 triliun.
-
Kapan Adi Suryanto meninggal? Kabar duka datang dari salah satu instansi pemerintah, Lembaga Administrasi Negara (LAN). Kepala LAN, Prof Dr. Adi Suryanto, meninggal dunia di Yogyakarta pada Jumat (15/12).
-
Di mana Adi Suryanto meninggal? Kabar duka datang dari salah satu instansi pemerintah, Lembaga Administrasi Negara (LAN). Kepala LAN, Prof Dr. Adi Suryanto, meninggal dunia di Yogyakarta pada Jumat (15/12).
-
Siapa Serda Adhini? Serda Adhini telah menunjukkan keberaniannya dalam menghadapi berbagai tantangan yang dihadapinya. Ia telah menjalani pendidikan khusus pramugari RI 1 di Garuda Indonesia Training Center selama 3 bulan Prestasinya di dunia pertahanan dan keamanan negara telah mendapat banyak pujian dari netizen.
-
Mengapa Adi Suryanto meninggal? Ia wafat pada usia 54 tahun.
-
Bagaimana Adjie meninggal? Adjie Meninggal Saat Keanu Masih Kecil Keanu tak lama kenal Adjie Massaid. Karena Adjie meninggalkarena serangan jantung setelah main bola bersama temen-temennya.
-
Apa tugas utama Kementerian BUMN? Kementerian BUMN Bertugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang badan usaha milik negara
Dalam keterangannya, perolehan pendapatan usaha ADHI masih didominasi oleh lini bisnis konstruksi sebesar 91,2 persen, sisanya berasal dari lini bisnis ADHI lainnya. Capex hingga Desember 2015 telah terealisasi sebesar Rp 224,3 miliar.
Memasuki Januari 2016, Adhi Karya mencatat kontrak baru Rp 1,1 triliun dengan total tender yang diikuti senilai Rp 1,7 triliun.
Kontribusi per lini bisnis pada perolehan kontrak baru sepanjang Januari 2016 didominasi oleh lini bisnis konstruksi sebesar 86,9 persen dan sisanya merupakan lini bisnis lainnya.
Berdasarkan segmentasi sumber dana, realisasi kontrak baru terdiri dari Swasta/lainnya sebanyak 46,9 persen, BUMN tercatat 26,6 persen sementara APBN/APBD sebesar 26,5 persen.
Sedangkan pada tipe pekerjaan, perolehan kontrak baru terdiri dari pekerjaan gedung sebanyak 67,1 persen, jalan dan jembatan 13,0 persen, sedangkan dermaga serta infrastruktur lainnya sebesar 19,9 persen.
Realisasi kontrak baru di Januari 2016 antara lain proyek pembangunan Rusun Bojong senilai Rp 241,7 miliar di Bogor, pekerjaan struktur dan arsitektur pembangunan fasilitas produksi Gedung Pharma I dan Gedung Utility pabrik PT Kimia Farma (Persero) Tbk senilai Rp 136,5 miliar di Bandung, dan Pembangunan Fakultas Tehnik UNHAS (JICA) dengan nilai Rp 129,0 miliar di Makassar
(mdk/idr)