Tahun depan, harga emas diprediksi sentuh titik terendah sejak 2009
"Seiring penguatan dolar AS dan suku bunga The Fed, saya pikir emas bakal kehilangan kilaunya."
Dilatarbelakangi kebangkitan dolar Amerika Serikat, kilau emas diprediksi meredup tahun depan. Nilai logam mulia itu mulai merosot sejak bank sentral Amerika Serikat menaikkan suku bunga acuan untuk pertama kali dalam sepuluh tahun terakhir, pada 14 Desember lalu.
Harga emas jatuh hingga menyentuh USD 1.049 per ons. Titik terendah dalam enam tahun terakhir.
-
Mengapa harga emas Antam naik? Harga emas dunia melonjak setelah data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang lebih lemah dari perkiraan memicu harapan Bank Sentral AS, Federal Reserve (The Fed) dapat memangkas suku bunga paling cepat pada bulan September.
-
Kapan harga emas Antam naik? Harga emas Antam mengalami kenaikan sebesar Rp5.000 per gram pada Jumat (5/7/2024) pagi.
-
Kapan harga emas mengalami kenaikan yang signifikan? Menurut data yang dikeluarkan NASDAQ di New York, Amerika Serikat, selama periode tersebut, harga emas naik dari 35 dolar per saham menjadi 850 dolar per saham .
-
Bagaimana cara mengetahui fluktuasi harga emas? Harga Emas memang tergolong fluktuatif, atau dapat berubah-ubah dari waktu ke waktu. Perubahannya pun tidak selalu meningkat, ada kalanya menurun pada hari berikutnya.
-
Apa yang menyebabkan harga emas Antam naik? Harga emas dunia melonjak setelah data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang lebih lemah dari perkiraan memicu harapan Bank Sentral AS, Federal Reserve (The Fed) dapat memangkas suku bunga paling cepat pada bulan September.
-
Mengapa harga beras di Jakarta naik? Harga beras kualitas premium mengalami kenaikan menjadi Rp16.700 per kilogram dari kemarin Rp16.570.
Meskipun sempat rebound ke level USD 1,073 per ons pada pagi ini, banyak analis menilai nilai batu berharga itu bakal terjungkal ke level di bawah USD 1.000 per ons, tahun depan.
"Seiring penguatan dolar AS dan suku bunga The Fed, saya pikir emas bakal kehilangan kilaunya. Kami melihat harga emas bakal turun hingga USD 1.000 atau bahkan lebih rendah tahun depan," kata Vasun Menon, Wakil Presiden Wealth Management Oversea-Chinese Banking Corporation (OCBC), seperti dikabarkan situs Channel News Asia, Kamis (24/12).
Tekanan terhadap emas tak bakal berhenti sepanjang Amerika Serikat terus melakukan pengetatan moneter. Kabarnya, The Fed bakal empat kali menaikkan suku bunga acuan. Penaikan terdekat pada Maret mendatang.
Daniel Ang, analis investasi Phillip Futures, menambahkan, minat masyarakat menjadikan emas sebagai investasi alternatif kian menyusut seiring penguatan dolar. Itu juga didorong oleh merosotnya permintaan perhiasaan akibat pelemahan ekonomi China yang merupakan pasar kedua terbesar di dunia.
"Kami menduga faktor yang bisa mendukung harga emas datang dari investor ritel yang akan membeli dengan harga diskon," katanya. "Di awal tahun, kami perkirakan ada permintaan dari masyarakat China seiring perayaan tahun baru China. Seiring waktu akan beralih ke India yang permintaannya diperkirakan bakal terlihat di akhir tahun."
Namun, lanjut Ang, permintaan itu tak cukup menjamin terjadi peningkatan harga emas. Phillip Futures memerkirakan harga emas bakal bercokol di level USD 985 per ons di akhir 2016.
Jika benar, maka itu akan menjadi titik terendah sejak 2009.
(mdk/yud)