4 Analisa saham MNC & VIVA anjlok karena tayangan Prabowo menang
Saham MNC turun 160 poin, sedangkan saham VIVA turun 18 poin.
Polemik perbedaan hasil survei hitung cepat atau quick count yang ditayangkan di tvOne dan grup MNC serta MetroTV berimbas panjang. Tayangan di tvOne dan MNC Grup yakni MNCTV , Global TV dan RCTI kompak menayangkan hasil quick count empat dari 11 lembaga survei yang melansir keunggulan pasangan capres-cawapres nomor satu, Prabowo Subianto - Hatta Rajasa . Lembaga-lembaga itu adalah Puskaptis, Indonesia Research Center, Lembaga Survei Nasional, dan Jaringan Suara Indonesia.
Sedangkan tayangan di Metro TV, tujuh lembaga survei kompak melansir quick count keunggulan pasangan capres-cawapres nomor urut dua Joko Widodo - Jusuf Kalla .
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Bagaimana Prabowo bisa menyatu dengan Jokowi? Saat Pilpres 2019 Prabowo merupakan lawan Jokowi, namun setelah Jokowi terpilih menjadi presiden Prabowo pun merapat kedalam kabinet Jokowi.
-
Apa yang dibicarakan Prabowo dan Jokowi? Saat itu, mereka berdua membahas tentang masa depan bangsa demi mewujudkan Indonesia emas pada tahun 2045.
-
Bagaimana Prabowo dinilai akan meneruskan pemerintahan Jokowi? Sebagai menteri Presiden Jokowi, Prabowo kerap ikut rapat. Sehingga, Prabowo dinilai tinggal meneruskan pemerintahan Presiden Jokowi-Ma'rufA Amin.
-
Apa yang di lakukan Prabowo saat mendampingi Jokowi dalam rapat? Ini setiap rapat ada rapat internal rapat-rapat terbatas, Pak Prabowo selalu mendampingi pak Presiden," kata Budi, saat diwawancarai kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (25/3).
-
Apa yang dibahas Prabowo dan Jokowi saat bertemu? Juru Bicara Menteri Pertahanam Dahnil Anzar Simanjuntak menyebut, pertemuan Prabowo dengan Jokowi untuk koordinasi terkait tugas-tugas pemerintahan. "Koordinasi seperti biasa terkait pemerintahan," kata Dahnil saat dikonfirmasi, Senin (8/7). Dia menjelaskan, koordinasi tugas tersebut mencakup Prabowo sebagai Menteri Pertahanan maupun sebagai Presiden terpilih 2024-2029.
Kontroversi ini mulai ramai di jejaring sosial. Rata-rata mencibir tayangan hasil quick count yang tayang di tvOne yang notabene stasiun televisi milik Aburizal Bakrie, rekan koalisi pasangan Prabowo - Hatta. Mulai muncul tanda pagar #TVoneMemangBeda karena tayangan hasil quick count yang berbeda dari kebanyakan lembaga survei.
Dampak tayangan tersebut tidak hanya cibiran dan serangan yang massif di jejaring sosial, tapi berimbas menjadi sentimen negatif di pasar modal. Pada perdagangan kemarin, Saham Visi Media Asia Tbk, yang membawahi tvOne , antv, portal berita viva.co,id turun hampir 4,85 persen ke level 255 rupiah per lembar saham. Di awal perdagangan, harga saham perusahaan milik keluarga Bakrie ini di buka 267 per lembar saham.
Sama halnya dengan saham Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) juga mengalami penurunan hampir 3,66 persen ke level 2,630 Pada awal perdagangan saham MNC berada pada level 2,780 per lembar saham.
Kondisinya semakin parah di penutupan perdagangan saham. Pada awal perdagangan, saham MNC berada pada level 2,780 per lembar saham. Tetapi di akhir penutupan bursa, terseok 160 poin atau mencapai 5,86 persen ke level 2,570 poin.
Hampir sama dengan saham MNC , saham Visi Media Asia Tbk (VIVA), yang membawahi media televisi tvOne ,antv, serta portal berita viva.co.id, terjun ke level 250, turun 18 poin atau sebesar 6,72 persen. Di awal perdagangan, harga saham perusahaan milik keluarga Bakrie, yang mendukung Prabowo - Hatta, di buka 267 poin.
Head of Research Universal Broker Indonesia Satrio Utomo membandingkan pergerakan saham Visi Media Asia Tbk dan Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) dengan saham SCTV. Pada perdagangan kemarin, saham SCTV disebut naik imbas kepercayaan masyarakat atas tayangan hasil quick count.
"SCTV malah naik karena menayangkan hasil hitung cepat yang disukai masyarakat. Tapi MNC sebenarnya sudah agak lama pergerakan sahamnya memang tidak begitu menarik semenjak pertumbuhan ekonomi menurun. Saham MNC terus melemah," ujar Satrio kepada merdeka.com.
Berikut analisa anjloknya saham MNC dan VIVA karena menayangkan kemenangan Prabowo - Hatta.
Karena beritanya beda sendiri
Analis Pasar Modal, Reza Priyambada tidak membantah adanya sentimen negatif yang melemahkan harga saham VIVA dan MNC. Menurutnya, perbedaan tayangan hasil survei punya andil membuat harga saham jeblok.
"Itu lebih pada sentimen dan persepsi akan berkurangnya share audien karena berita-beritanya beda sendiri. Tapi itu sesat saja. Turunnya bukan karena faktor fundamental," kata ujar Analis Pasar Modal, Reza Priyambada pada merdeka.com, Kamis (10/7).
Ditinggalkan investor
Head of Research Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengatakan dengan menayangkan hasil hitung cepat yang berbeda akan mempengaruhi kredibilitas media tersebut. Ini secara langsung akan mempengaruhi iklan yang masuk yang kemudian investor akan mulai meninggalkan saham ini.
"Iklan mereka jangka panjang juga akan berpengaruh. Risiko mencantumkan hasil quick count yang tidak disukai tapi bisa jadi strategi. Kalau Prabowo menang dan ternyata benar kan ada pendapatan lain. Kalau ternyata salah itulah pertaruhan," ucap Satrio ketika dihubungi merdeka.com di Jakarta, Jumat (11/7).
Pelemahan cuma 2-3 hari
Menurut Head of Research Universal Broker Indonesia Satrio Utomo, kondisi ini akan sangat mempengaruhi kepercayaan investor ke perusahaan tersebut. Bahkan menurut teori yang diucapkan Satrio, saham milik Aburizal Bakrie dan Harry Tanoesoedibjo tersebut akan terus menurun hingga rekapitulasi suara selesai dari KPU.
"Kalau secara teoritis memang harusnya menunggu sampai 22 Juli nanti. Tapi saya kira pelemahan ini cuma 2-3 hari karena memang mungkin ada isu lain, tapi kita akan lihat lah," tegasnya.
Saham MNC sudah lama tidak menarik
Head of Research Universal Broker Indonesia Satrio Utomo menuturkan, selain persoalan perbedaan tayangan hasil hitung cepat atau quick count, saham milik taipan media Hary Tanoesoedibjo tidak lagi jadi idola di lantai bursa.
"Tapi MNC sebenarnya sudah agak lama pergerakan sahamnya memang tidak begitu menarik semenjak pertumbuhan ekonomi menurun. Saham MNC terus melemah," katanya.
(mdk/noe)