5 Fakta dibalik 'meledaknya' bisnis antar jemput ojek, Go-Jek
Kemacetan Jakarta menjadi inspirasi Nadiem membuka bisnis Go-Jek.
DKI Jakarta sebagai Ibu Kota Negara memiliki tingkat aktivitas yang tinggi. Pasalnya, selain menjadi pusat pemerintahan, Jakarta juga dijadikan sebagai pusat niaga.
Tak sedikit, penduduk daerah berhijrah ke Ibu Kota guna mengais rezeki. 'Keseksikan' Kota Jakarta yang acap kali menyedot perhatian penduduk daerah tak ayal menambah permasalahan baru yakni melonjaknya pertumbuhan penduduk sehingga menyebabkan kepadatan di Ibu Kota.
Salah satu masalah itu ialah kemacetan. Namun, permasalahan ini justru dilihat pengusaha muda Nadiem Makarim sebagai peluang bisnis.
Pada 2011, Nadiem memutuskan untuk memulai bisnisnya yang diberi nama Go-Jek. Go-Jek adalah jasa layanan yang mendobrak bisnis ojek konvensional.
"Sebetulnya Go-Jek ini sudah ada sejak 2011, dulu semuanya manual jadi enggak bisa tumbuh," ujar Nadiem kepada merdeka.com di Jakarta, Rabu (8/4).
Ketika itu, lanjut Kariem, semua dilakukan secara manual dengan cara konsumen yang membutuhkan layanan Go-Jek harus menelepon customer service. "Kemudian bilang mau diantar ke mana, nah nanti customer service bakal mengorder ke driver lokasi tersebut," jelasnya.
"Semua dilakukan manual dan pastinya tidak lebih efisien," ucapnya.
Untuk itulah, dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi, Nadiem berinovasi dengan membuat layanan Go-Jek dalam bentuk aplikasi pada ponsel pintar.
Berikut Nadiem membocorkan sejumlah tips dan pengalamannya pada merdeka.com untuk melakukan bisnis ini.
-
Apa yang menginspirasi dari kisah bisnis pempek ini? Kisah bisnis istri polisi ini seketika menuai beragam tanggapan dari publik. Banyak apresiasi hingga dukungan yang dilayangkan bagi keduanya.
-
Bagaimana kata-kata inspiratif pengusaha muda membantu dalam membangun bisnis? "Memulai perlu keberanian, membesarkan perlu ilmu. Itulah kuncinya dalam berbisnis."
-
Apa pesan utama yang ingin disampaikan oleh kata-kata inspiratif pengusaha muda? "Alasanku menjadi pebisnis karena mau membuka banyak lapangan kerja dan banyak bermanfaat buat orang lain."
-
Apa itu inspirasi? Inspirasi adalah tindakan atau kekuatan untuk melatih pengaruh yang mengangkat atau menstimulasi kecerdasan atau emosi.
-
Kapan Joy Sembiring melihat peluang bisnis di usaha wortel? Seiring berjalannya waktu, Joy melihat peluang bisnis di usaha wortel ketika kegiatan impor sudah tidak lagi dilakukan.
-
Di mana Widodo merintis usaha kerajinan limbah kayu jati? Setelah pensiun tahun 1994, ia pindah ke Desa Tempurejo, Kabupaten Boyolali. Saat pensiun itulah Widodo merintis usaha kerajinan yang diolah dari limbah kayu jati.
Kepakkan sayap bisnis dengan teknologi
Managing Director Go-Jek Indonesia Nadiem Makarim memutuskan untuk totalitas mengurus bisnis Go-Jek miliknya pada 2014. "Tahun 2011 sebenernya sudah ada tapi masih manual. Nah saya memutuskan gabung full time itu 2014," ujar Nadiem.
Nadiem mengakui, saat itu pihaknya mengerti akan kebutuhan konsumen, namun, masih buta akan teknologi.
"Jadi kita belajar mengenai konsumen tapi sama sekali masih buta dengan teknologi. Baru dengan investasi, teknologi dan lain-lain kita kembangkan Go-Jek ini," jelasnya.
"Jadi Go-Jek itu dilahirkan kembali di 2014 melalui teknologi," tambah Nadiem.
Bukan bisnis mudah, perlu keseriusan dan tekad tinggi
Managing Director Go-Jek Indonesia Nadiem Makarim mengakui bisnis layanan jasa transportasi dan kurir seperti yang dia dan teman-temannya lakoni bukanlah suatu hal yang mudah dijalankan. Saat ini, kompetitor bukanlah hal utama yang menghambat perkembangan bisnis.
Di zaman serba cepat ini konsumen menginginkan layanan yang praktis. Ketika masih menerapkan sistem manual, Nadiem mengaku kesulitan dengan bisnis yang dia lakoni.
Selain itu, salah satu kendala yang dihadapi, yakni mengedukasi para driver terkait kepemilikan surat-surat kendaraan bermotor dengan lengkap. "Itu adalah hal-hal yang harus kita belajar bersama."
"Ini bukan bisnis yang mudah. Sekarang belum ada kompetitor yang langsung karena memang tidak simple bikin bisnis seperti ini," ungkapnya.
Nadiem menyebut menjalankan bisnis seperti Go-Jek membutuhkan banyak kerja keras dan passion yang tinggi.
Perlu tim khusus untuk merekrut tukang ojek bergabung
Guna merekrut pekerja lapangan yang siap mengantar konsumen selamat sampai tujuan, Go-Jek Indonesia memakai jasa mereka yang memang berprofesi sebagai tukang ojek. Managing Director Go-Jek Indonesia Nadiem Makarim membeberkan cara pihaknya merekrut para tukang ojek tersebut.
"Kami ada tim yang langsung terjun ke lapangan. Tim itu dikepalai oleh Field Supervisor yang memang dulunya bekerja sebagai tukang ojek juga," beber Nadiem.
Alasan memilih mantan tukang ojek sebagai kepala tim di lapangan saat perekrutan agar komunikasi yang disampaikan bisa diterima. "Itu dulunya dia ngojek, jadi bisa ngomong ke ojek-ojek di jalanan," ujarnya.
"Kalau bukan mantan tukang ojek, enggak akan nyambung. Itu adalah metode kita pasukan di jalanan yang memonitor rekrut ojek-ojek. Jadi kita memang biasanya mendatangi pangkalan-pangkalan ojek," tambahnya.
Nadiem menambahkan, sejauh ini, pihaknya sudah memiliki total sekitar 3.700 driver (pengojek) di bulan Maret 2015. Di mana 3.500 driver diantaranya tersebar di Jabodetabek.
"Akhir minggu ini kita rencana launch Go-Jek di Bandung," tuturnya.
Praktis, bayar Go-Jek bisa tunai atau pra bayar
Fitur Go-Jek kini sudah bisa dinikmati dalam aplikasi di ponsel pintar. Sistemnya pun seperti pulsa pra bayar.
Managing Director Go-Jek Indonesia menjelaskan nantinya konsumen bisa memakai credit yang disediakan di dalam fitur.
"Bisa pakai credit seperti pra bayar. Transfer ke bank, begitu digunain langsung berkurang," tuturnya.
Nadiem mengambil contoh berbagai aplikasi di play store smartphone yang jika diunduh kemudian meminta layanan credit dari sistemnya.
Ambil semua peluang, Go-Jek bisa untuk pesan makanan hingga antar flashdisk
Selain menyediakan layanan antar jemput layaknya tukang ojek biasa, Go-Jek kini bisa mengantar menu makanan yang diinginkan konsumen. Layanan tersebut diberi nama Go-Food.
Project Lead Go-Food Jesayas Fedinandus mengungkapkan layanan Go-Food mampu digunakan warga yang berdomisili di sekitar Jabodetabek.
"Sekarang pengguna aplikasi Go-Jek bisa menikmati layanan pesan antar makanan melalui Go-Food. Lebih mudah, cepat dan lengkap hanya sentuhan jari," ujar Jeysayas.
Jesayas menambahkan, fitur Go-Food sendiri memudahkan konsumen untuk memesan makanan di lebih dari 15.000 restoran dimana terbagi dalam 23 kategori.
"Dari warung kaki lima hingga restoran mewah yang ada di Jabodetabek, semua bisa dipesan melalui Go-Food," tuturnya.
Tak hanya itu, Jesayas juga menjanjikan singkatnya waktu pemesanan. "Pesanan akan tiba dalam waktu kurang dari 60 menit," ucapnya.
Selain fitur Go-Food, Go-Jek juga menyediakan layanan instant kurir.
"Jadi misalnya konsumen mau meeting di kantor tetapi datanya dalam bentuk hardisk external atau flashdisk tertinggal di rumah, nah itu juga bisa minta Go-Jek yang anterin," ucapnya.