Kisah Pengusaha Wortel di Tanah Karo, Bisa Kirim Ratusan Ton ke Berbagai Penjuru Daerah
Negara Indonesia memiliki kualitas tanah yang subur. Banyak komoditas hasil bumi yang diproduksi dari petani-petani lokal dengan kualitas yang begitu baik. Wortel juga salah satu hasil pertanian terbesar bagi para petani-petani lokal seperti di Karo, Sumatera Utara.
Seorang petani bernama Joy Sembiring memiliki sebidang tanah berisikan tanaman wortel di Tiga Panah, Berastagi, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara. Ketika menjadi petani wortel, Joy sempat kesulitan karena pemerintah menerapkan sistem impor dari luar negeri.
Lebih dari itu, persebaran wortel di Sumatera Utara tidaklah merata, hanya ke Medan, Siantar, bahkan hingga ke wilayah Aceh saja. Seiring berjalannya waktu, Joy melihat peluang bisnis di usaha wortel ketika kegiatan impor sudah tidak lagi dilakukan.
Produk yang bernama Wortel Manis Berastagi ini sekarang sudah dikirim ke berbagai daerah tanpa ada halangan sedikitpun. Bahkan, pengirimannya sendiri sudah mencapai ratusan ton. (Foto: Youtube/CapCapung)
Bertahan di Gempuran Pupuk Mahal
Mengutip dari kanal Youtube CapCapung, proses penanaman wortel ini dimulai dengan menebar pupuk kandang. Kemudian, dari penanaman sampai panen membutuhkan waktu lebih kurang 3 bulan 5 hari.
Untuk menjaga kualitas wortel agar tetap baik selama penanaman, tetap rutin melakukan pemupukan dan penyemprotan. Lebih dari itu, tantangan menanam wortel milik Joy Sembiring ini tidak ada air. Artinya, wortel perlu disiram tidak mengandalkan dari air hujan saja.
Selain itu, Joy juga cukup kesulitan dengan harga pupuk yang cenderung lebih mahal.
"Sekarang petani mengeluh harga pupuk mahal. Itu sebabnya yang memicu petani mengeluh. Harganya tidak sesuai dengan barang yang diproduksi," ucap Joy di kanal Youtube CapCapung.
berita untuk kamu.
Kerap Gagal Panen
Selain tantangan harga pupuk yang mahal, potensi wortel gagal panen juga cukup besar. Menurutnya, ketika wortel gagal panen, harus ditanam ulang dari awal.
"Gagal panen? sering. Kalau gagal, biasanya wortelnya tidak tumbuh dan terpaksa harus menanam ulang. Solusinya ya tanam kembali," tutur Joy.
Diolah Lebih Dulu
Menurut Joy Sembiring, setelah proses panen selesai, seluruh wortel itu kemudian di bawa ke gudang untuk diolah dan disortir sesuai kualitas dan ukuran sebelum dikirim ke luar daerah.
"Dari ladang kita bawa ke gudang, lakukan penyucian dan pembersihan. Lalu, di sortir sesuai ukuran, ada M,S, dan SS," katanya.
Setelah diolah dan disortir sesuai ukurannya, wortel disimpan di lemari pendingin selama 2 malam agar suhunya stabil. Biasanya, suhu wortel berkisar 0 sampai 2 derajat.
"Setelah itu baru dikirim ke luar pulau. Biasanya sekali kirim bisa 18 ton. Sebulan bisa kira-kira 150 ton," katanya.
Bisa Sukses dan Berkembang
Meski awalnya bisnis di bidang pertanian wortel cukup kesulitan dengan adanya aktivitas impor oleh pemerintah, namun Joy masih mampu bertahan dan sudah memiliki lahan seluas 7 hingga 10 hektare.
- Adrian Juliano
Komoditas pertanian tembakau dan kopi di Lumajang berpotensi jadi sumber cuan besar. Simak selengkapnya
Baca SelengkapnyaPerkembangan komoditas karet di wilayah Aceh Timur tak lepas dari peran para pengusaha kolonialisme Belanda.
Baca SelengkapnyaPerkembangan perkebunan karet di Aceh Timur kerap menggunakan kuli yang berasal dari luar daerah, seperti Jawa hingga Tiongkok.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Mereka memotong teralis itu setelah mengetahui kondisi teralis besi ventilasi di kamar mandi yang sedikit terbuka.
Baca SelengkapnyaMayoritas warga di sana merupakan petani yang menggarap lahan tadah hujan. Kalau musim kemarau lahan itu dibiarkan kosong.
Baca SelengkapnyaIa kebanjiran pesanan berbagai alat peraga kampanye untuk Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaSuasana mencekam saat ketiga pelaku, YN (54), MH (37), dan FJ (33), dievakuasi dari dalam mobil dekat rumah korban
Baca SelengkapnyaHujan lebat disertai angin kencang dan kilat berpotensi guyur wilayah Indonesia
Baca SelengkapnyaMendag Zulhas menyampaikan, pihaknya akan berkirim surat terhadap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto untuk mengevaluasi aturan tersebut.
Baca Selengkapnya