Menjelajahi Kebun Durian Joglo AW di Pati, Surganya Para Pencinta Durian Kelas Premium
Selain menanam durian, Agus Widodo termotivasi membuat komunitas di desanya.
Selain menanam durian, Agus Widodo termotivasi membuat komunitas di desanya.
Menjelajahi Kebun Durian Joglo AW di Pati, Surganya Para Pencinta Durian Kelas Premium
Di antara area persawahan di Desa Giling, Kecamatan Gunungwungkal, Pati, ada sebuah kebun durian. Kebun itu bernama Joglo AW. Kebun buah ini didominasi oleh pohon durian lokal berkelas premium seperti durian bawor, durian hitam, musang king, dan durian montong.
Sumber foto: YouTube Agus Widodo
-
Dimana tempat wisata kebun durian dan kopi durian? Di Klaten, terdapat wisata alternatif berupa kebun durian.
-
Dimana Durian Bawor dibudidayakan? Salah satu kebun durian di Desa Gunungwungkal, Pati, Jawa Tengah, menyediakan durian varietas unggul yaitu durian bawor.
-
Dimana sentra durian di Serang? Namun sentra durian di Serang rupanya juga bisa ditemui di Kecamatan Mancak, Kabupaten Serang.
-
Durian merah Banyuwangi punya cita rasa apa? Durian merah memiliki beragam jenis. Oleh karena itu, rasanya pun berbeda-beda. Selain mendulang banyak pujian, sebagian orang menyebut cita rasa durian merah tidak enak. "Kalau ada yang bilang enggak enak itu, ya tergantung penikmatnya. Soalnya durian merah itu banyak, enggak satu dua pohon," ujar Boneng.
-
Dimana Festival Durian Purbalingga diselenggarakan? Pada Minggu (26/11), Pemerintah Desa Bantarbarang, Kecamatan Rembang, menggelar festival durian.
-
Kenapa durian merah Banyuwangi digemari? Salah satu varietas durian unggulan dari Banyuwangi adalah durian merah. Setidaknya hingga kini sudah ada lima varietas durian merah yang dipatenkan sebagai varietas lokal Banyuwangi.
Ratusan pohon durian memenuhi area kebun dari sisi depan hingga belakang. Total luas lahan kebun durian itu mencapai 5 hektare. Di antara pohon-pohon durian itu ada pohon jambu kristal yang bisa menjadi sumber makanan kelelawar, hewan liar yang bisa membantu penyerbukan buah durian.
Sumber foto: YouTube Agus Widodo
Nama “AW” yang melekat pada kebun durian itu merupakan singkatan dari nama Agus Widodo. Dia merupakan pemilik dari kebun yang terletak di lereng Gunung Muria itu. Melalui akun YouTube-nya, pria 47 tahun itu sering berbagi mengenai ilmu seputar durian.
Tak hanya melihat melalui YouTube, para subscriber Agus Widodo banyak yang datang langsung ke kebunnya untuk berguru ilmu tentang seluk beluk tanaman durian.
Sumber foto: YouTube Agus Widodo
Agus Widodo menanam durian sejak tahun 2017. Waktu itu ia menanam empat pohon durian. Pada tahun 2019, ia berhasil menanam sebanyak 20 buah durian.
“Awal konsepnya itu baru skala hobi. Ketika teman-teman ngumpul di sini bisa menikmati durian. Akhirnya ada yang tanya dijual nggak. Ya sudah saya beri harga,” kata Agus dikutip dari kanal YouTube Liputan6 pada Jumat (15/9).
Sejak saat itu Agus mendapat banyak pesanan. Apalagi ketika ia mulai mengunggah hasil kebunnya ke media sosial. Bahkan ada pemesan yang sudah memesan buah duriannya sebelum buah itu panen.
Menjelang musim panen raya pada Desember hingga Januari, banyak pemesan durian di kebun Joglo AW. Mereka berdatangan dari berbagai daerah mulai dari Jakarta, Bogor, Bandung, Semarang, sampai Surabaya.
Agus mengatakan, harga durian yang cenderung stabil menguntungkan para petani durian di tempatnya. Ia mengaku keuntungan yang ia peroleh tak pernah menyusut setiap tahun. Bahkan durian yang ia hasilkan di kebunnya selalu bertambah.
Selain budidaya tanaman, Agus juga membidik usaha penjualan bibit durian. Ia mengatakan bahwa pembeli bibit durian banyak datang dari Kalimantan dan Sumatera.
Sedangkan harga yang dibanderol untuk satu batang bibit pohon durian mulai dari Rp60 ribu hingga Rp700 ribu.
Di lahan seluas 5 hektare, Agus dibantu 12 karyawan lain untuk mengurusi usaha pembibitan buah durian. Dari usaha pembibitan ini, ia mengaku dapat mengantongi omzet kotor antara Rp50-60 juta per bulannya.
Selain menanam durian, Agus termotivasi untuk membentuk komunitasd durian di desanya. Tujuannya adalah agar warga desa dapat memanfaatkan kondisi lahan mereka untuk tanaman produktif di sektor pertanian.
“Apalagi dengan menanam durian, para petani tidak akan berpotensi merusak lingkungan. Saya berharap dengan komunitas yang dibentuk, dapat mempermudah para petani dalam memasarkan durian yang berkualitas dari daerahnya,” kata Agus.