Usai Heboh Peternak Buang Susu kini Viral Petani Wortel di Banjarnegara Ngamuk Buang Hasil Panen, Ternyata Ini Pemicunya
Dua petani tersebut marah karena harga wortel mereka turun drastis di pasaran.
Viral di media sosial (medsos) sebuah video merekam dua petani wortel di Banjarnegara marah-marah karena hasil panen mereka mereka hanya dihargai Rp300 per/kilogram. Padahal sebelumnya Rp5.000.
Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Jawa Tengah (Jateng) mengaku sudah menemui petani beserta kepala desa di Kecamatan Wanayasa Banjarnegara usai video itu viral.
"Jadi dua orang itu petani kecil itu yang selalu menanam wortel. Menanamnya antara wortel dan kentang, tapi karena petani kecil, tidak ada modal ganti kentang," kata Kabid Holtikultura Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Jateng, Anik Mulyani, Kamis (14/11).
Dua petani tersebut marah karena harga wortel mereka turun drastis di pasaran. Pemda menduga, turunnya harga wortel karena produksinya yang sedang melimpah di Jawa Tengah, termasuk Banjarnegara.
"Di Banjarnegara berinisiasi membeli 1 ton wortel, hitung-hitung membantu harga yang sedang anjlok, kita beli dengan harga Rp3.000 atau di atas harga pasar agar petani tidak rugi. Hitungan mereka di petaninya bisa dapat Rp2.000 dengan harga yang kita beli,” ungkapnya.
Dua petani yang marah-marah akibat harga panenya anjlok tersebut kini sudah diberi penyuluhan. Mereka diminta aktif bersama kelompok petani setempat agar bisa dibimbing dalam memanfaatkan komoditas tanam lainnya, seperti kentang.
“Jadi, saya tahu perekonomian secara keseluruhan sedang menurun, tapi salurkan aspirasi dengan baik, kami ada petugas lapangan dan dinas setempat bisa dikomunikasikan. Terus bisa ikut Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) agar tahu informasi dan kegiatan lainya,” jelasnya.
Namun demikian, Pemda juga mengajak peran serta masyarakat untuk mengatasi kesulitan petani wortel. Dengan cara membeli di atas harga pasaran.
"Kepada 35 kabupaten kota dan masyarakat mari ikut peduli petani dengan cara membeli produk komoditas para petani dengan harga minimal di harga eceran atau jangan harga jatuh-jatuhnya,” ujarnya.