Warga Kalteng Keluhkan Food Estate, Ganjar: Kenapa Program Ini Gagal Karena Dikerjakan Bukan Ahlinya
Warga banyak mengeluhkan soal program food estate yang terkesan asal-asalan ke Ganjar.
Ganjar menilai program food estate yang saat ini berjalan memang dibuat tanpa perancanaan matang.
Warga Kalteng Keluhkan Food Estate, Ganjar: Program Ini Dikerjakan Bukan oleh Ahlinya
Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo berdialog dengan warga Kalimantan Tengah di M Bahalap Hotel Palangka Raya, Jumat (2/2). Warga banyak mengeluhkan soal program food estate yang terkesan asal-asalan.
Mereka mengaku sama sekali tidak dilibatkan dari proyek tersebut. Kini, warga Kalimatan hanya menanggung kerugian akibat kerusakan alam.
"Kalau pak Ganjar jadi presiden, tolong program food estate khususnya di Gunung Mas itu ditinjau ulang. Program itu gagal total, masa tanam singkong tumbuhnya jagung. Bingung kita," kata Pendeta Bobowanto Victor, tokoh adat Dayak Kalimantan Tengah pada Ganjar.
"Meski usianya sudah satu tahun, tapi buahnya itu hanya sebesar jari tangan. Setelah ramai dikritik, tiba-tiba ganti tanaman jagung dan memakai polibag. Aneh sekali," tegasnya.
Padahal, dia tahu program food estate Gunung Mas itu menelan anggaran sangat besar dari pemerintah.
"Belum lagi dampaknya bagi masyarakat sekitar. Sekarang warga di sekitar daerah itu sering kebanjiran karena hutannya digunduli. Sudah hancur lebur," tegas dia.
"Di tempat kami food estate ditanami padi. Padahal daerah itu cocoknya ditanami sawit. Akhirnya gagal pak, enggak panen. Tolong bapak kalau jadi presiden ini dievaluasi," ucap Lambang.
Ganjar mencatat semua keluhan dan masukan dari warga Kalteng itu. Dia mengatakan, food estate memang dibuat tanpa perancanaan matang. Akibatnya, program yang menelan anggaran besar itu banyak yang gagal.
"Saya sepakat dengan program food estate sebagai upaya ketahanan pangan kita. Tapi ini harus dievaluasi. Kuncinya satu, libatkan ahli dalam pemilihan lahan dan libatkan petani untuk mengerjakan,"
ucapnya.
merdeka.com
Seperti program food estate Gunung Mas. Menurut Ganjar, food estate jadi sorotan karena itu tidak melibatkan petani dan masyarakat sekitar. Pemilihan tempat yang salah dengan komoditas pertanian yang dipilih tak sesuai lahan menjadi penyebab gagalnya program tersebut.
"Mana ada sih petani yang enggak bisa menanam singkong? Iya kan? Itu dilempar saja tumbuh kok. Kenapa ini gagal, karena program ini dikerjakan bukan oleh ahlinya," tegas Ganjar.
Jika mendapat amanah sebagai presiden, Ganjar akan memperbaiki program food estate itu. Dia akan melibatkan masyarakat, melibatkan petani dan para ahli sebagai pelaku utama.
"Jadi pemerintah hanya support dana. Terkait lahannya di mana? cocoknya tanam apa? Tanyakan pada ahlinya. Untuk urusan tanam, kan petani dan masyarakat setempat yang paham. Maka kalau itu dilakukan, program food estate akan berhasil dan kita bisa menjadi negara yang swasembada pangan," pungkasnya.