5 Fakta Pergerakan Nilai Tukar Rupiah, Sempat Menguat di Pekan Awal 2019
Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI, Nanang Hendarsah, mengatakan penguatan Rupiah ini terjadi di tengah situasi pasar keuangan global yang diwarnai optimisme atas prospek hasil negosiasi kesepakatan sengketa dagang AS dan China, serta perubahan sikap Chairman FOMC the Fed atas lintasan suku bunga ke depan.
Nilai tukar Rupiah kemarin ditutup melemah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD). Mengutip data Bloomberg, Selasa (8/1), Rupiah merosot 65 poin atau 0,46 persen ke posisi 14.147 per USD.
Sepanjang Selasa pekan ini, Rupiah bergerak di posisi 14.002-14.162 per USD. Rupiah sempat menguat pada pembukaan perdagangan Selasa pekan ini. Rupiah menguat 23 poin terhadap Dolar AS.
-
Apa yang dimaksud dengan nilai tukar Dolar Singapura dan Rupiah? Nilai tukar antara Dolar Singapura dan Rupiah mencerminkan perbandingan nilai antara mata uang Singapura (SGD) dan mata uang Indonesia (IDR).
-
Bagaimana Said Abdullah menggambarkan tren nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat? Said mencontohkan saat ini nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) terus melemah dalam kurun waktu dua tahun terakhir. Pada tahun 2022 nilai tukar USD terhadap rupiah adalah Rp 14 ribu. Kemudian pada 2023 menyentuh angka Rp 15 ribu. dan semester pertama 2024 ini, dolar sudah berada di angka Rp 16.400.
-
Kapan Ayat Seribu Dinar turun? Ayat seribu dinar adalah sebutan untuk dua ayat dalam Surat At Thalaq, yaitu ayat 2 bagian akhir dan ayat 3 seluruhnya.
-
Kapan nilai tukar Dolar Singapura terhadap Rupiah mengalami penurunan signifikan? Kemudian, terjadi penurunan hingga mencapai titik terendah sekitar 11.700 IDR per 1 SGD, sebelum kembali menguat ke 11.762,02 IDR per 1 SGD pada 25 September 2024.
-
Bagaimana nilai IDR ditentukan? Perubahan nilai IDR dapat dipengaruhi oleh faktor ekonomi dan politik, seperti inflasi, tingkat pertumbuhan ekonomi, stabilitas politik, dan faktor-faktor global seperti kondisi pasar internasional.
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
Sedangkan kurs referensi Jakarta interbank spot dollar rate (Jisdor), Rupiah menguat 74 poin atau 0,5 persen ke posisi 14.031 per USD pada posisi 8 Januari 2019 dari posisi 7 Januari 2019 di posisi 14.015.
Penguatan Rupiah ini terjadi sejak 3 Januari dari posisi 14.474 per USD ke posisi 14.350 per USD pada 4 Januari 2019.
Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI), Nanang Hendarsah, mengatakan penguatan Rupiah ini terjadi di tengah situasi pasar keuangan global yang diwarnai optimisme atas prospek hasil negosiasi kesepakatan sengketa dagang AS dan China, serta perubahan sikap Chairman FOMC the Fed atas lintasan suku bunga AS ke depan.
"Tidak seperti sebelumnya yang tegas akan menaikkan suku bunga dua kali di 2019, paska jatuhnya harga saham di AS, kali ini the Fed menyiratkan akan lebih fleksibel dan akan menunggu perkembangan data ekonomi ke depan, serta siap melakukan perubahan dalam kebijakan suku bunga ke depan dan dan mulai melunak atas rencana proses penarikan likuiditas dari sistem keuangan," kata Nanang.
Berikut sejumlah fakta pergerakan nilai tukar Rupiah sejauh ini yang dirangkum merdeka.com.
Investasi Asing Mulai Kembali Masuk RI Bawa Rupiah Menguat
Wakil Presiden, Jusuf Kalla, berharap nilai tukar Rupiah bisa terus melanjutkan penguatan. Menurut dia, salah satu pendorong penguatan Rupiah hari ini adalah investasi asing yang mulai masuk kembali.
"Mudah-mudahan nanti (dolar AS) bisa turun lagi," kata JK saat ditemui di Kantornya, Jalan Merdeka Utara, Jakarta.
Oleh sebab itu, untuk menjaga penguatan Rupiah, Wapres JK menjelaskan pemerintah akan berupaya menjaga defisit perdagangan dan anggaran tidak terlalu besar ke depan.
Ekonomi AS Goyah Bawa Berkah Untuk Rupiah
Wakil Presiden, Jusuf Kalla, juga menjelaskan kinerja positif Rupiah tak lepas dari peran Bank Indonesia dan menteri keuangan. Diantaranya, Bank Indonesia menaikkan suku bunga secara bertahap selama enam bulan terakhir dari 4,25 persen menjadi 6 persen.
Di sisi lain, Wapres JK pun menilai faktor eksternal juga membantu memberi pengaruh. Di mana, ekonomi Amerika Serikat saat ini sedikit goyah.
"Yang dulunya keluar sekarang (investasi asing) kembali masuk lagi karena lebih tertarik dari pada itu. Di samping itu juga ekonomi Amerika tidak sekuat, banyak masalah-masalah, sehingga mereka lebih memilih untuk investasi keluar sehingga Rupiah kita menguat," kata Wapres JK.
Pengusaha Tak Terlalu Senang Saat Rupiah Berubah Drastis
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Roeslani mengatakan, penguatan Rupiah tak selalu memberikan keuntungan bagi dunia usaha. Kurs Rupiah yang stabil lebih dibutuhkan oleh pelaku usaha, dari pada nilai nominal Rupiah tersebut.
"Pengusaha nih kalau naiknya kekencengan serba salah, turunnya kekecengan juga serba salah. Pengennya itu stabil," ujarnya di Ritz Carlton, Jakarta.
Rosan melanjutkan, fluktuasi nilai tukar yang terjadi cukup rutin akhir-akhir ini membuat pengusaha bingung menetapkan nilai acuan. Apalagi pengusaha yang memiliki usaha berorientasi ekspor.
"Jadi emang mungkin banyak yang bilang Rupiah menguat kencang bagus nih. Bagi pengusaha, tidak selalu begitu. Dan mungkin untuk kita yang orientasinya ekspor, mungkin kurang happy juga dengan penguatan yang begitu kenceng," jelasnya.
Pemerintah Tetap Waspada Walau Rupiah Menguat
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengatakan pemerintah masih akan melihat sejauh mana dampak penguatan Rupiah terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Meski demikian, dia menegaskan, tidak hanya Rupiah yang memberi pengaruh terhadap APBN.
"Nanti kita akan lihat semua dinamika keseluruhan faktor ekonomi menjadi salah satu bagian yang harus dikelola karena pengaruhnya tidak single," ujar Menkeu Sri di Ritz Carlton, Jakarta.
Menkeu Sri menjelaskan, dinamika terhadap ekonomi tidak hanya dilihat dari fluktuasi kurs. Tetapi dari sisi kondisi ekonomi dunia, perang dagang, di mana kesemuanya harus disimak dan diperhitungkan.
"Semua kita simak, tidak hanya Rupiah hari ini. Dan terus akan dikalkulasi dampaknya terhadap keseluruhan perekonomian kita. Instrumen APBN adalah instrumen untuk mengelola perekonomian, tidak hanya pengaruhnya ke APBN tapi ke mengelola perekonomian," jelasnya.
Rupiah Diprediksi Pemerintah Masih Lanjut Menguat
Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution mengatakan, mata uang Garuda masih berpeluang untuk menguat terhadap USD. Namun, penguatan tidak akan terjadi secara otomatis.
"Masih. (Masih bisa lanjut menguat) Ya iya. Tapi kan tidak otomatis," ujar Menko Darmin di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta.
Menko Darmin mengatakan, penguatan Rupiah masih terus dibayang-bayangi oleh berbagai kondisi global. Meski demikian, saat ini arah untuk penguatan masih terus berlanjut.
"Dunia ini kan gonjang-ganjing juga kadang, begini kadang begitu. Tapi kan arahnya masih menguat. Jadi, masih," jelas Menko Darmin.
Â
(mdk/bim)