5 Langkah Lion Air jadi penguasa Bandara Halim
Pemerintah memberi lampu hijau Lion Air untuk mengelola Bandara Halim Perdanakusuma.
Mimpi maskapai penerbangan Lion Air memperkuat posisi di percaturan bisnis penerbangan semakin kuat. Setelah ekspansi bisnis besar-besaran dengan memborong pesawat untuk memperkuat armadanya, maskapai milik Rusdi Kirana juga siap mengelola bisnis bandara.
Saat ini, Lion Air berencana untuk menguasai pengelolaan Bandara Halim Perdanakusuma. Rencana pengambilalihan pengelolaan bandara ini cukup mengejutkan karena tak berselang lama sejak maskapai tersebut mengumumkan untuk membangun bandara sendiri di Banten.
Pemerintah melalui Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono mempersilakan maskapai penerbangan Lion Air, mengembangkan Bandara Halim Perdanakusuma. Menurutnya, saat ini ada beberapa pihak yang bisa mengembangkan bandara yaitu pemerintah pusat, pemerintah daerah, Badan Usaha Bandar Udara pemerintah maupun swasta.
"Prinsip kalau keterbatasan dana pemerintah, kita terbuka swasta membangun bandara. Swasta boleh dengan syarat Badan Usaha Bandar Udara. Kita mengatakan rencana pengembangan airport atau membangun baru," kata Bambang ketika ditemui di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta.
Bambang mengaku belum menerima permintaan secara resmi dari Lion Air dalam pengembangan Bandara Halim Perdanakusuma. "Sekarang kita belum menerima secara formal analisa studi pengembangan airport tersebut," katanya.
Seperti diketahui, pengembangan bandara ini dilakukan Lion Air menyusul keputusan Mahkamah Agung yang menyerahkan pengelolaan bandara kepada PT Angkasa Transportindo Selaras (ATS).
Lion Group memiliki 80 persen saham di ATS sedangkan Inkopau menguasai 20 persen saham sisanya. Angkasa Pura II sendiri sebelumnya juga telah mengajukan kasasi membatalkan putusan tersebut. Tapi MA menolak.
Lalu apa saja langkah Lion Air pada bandara milik TNI AU ini? Berikut merdeka.com akan merangkumnya untuk pembaca.
-
Kapan bandara Lolak diresmikan? Bandar udara (bandara) di Provinsi Sulawesi Utara kian bertambah, kini baru saja beroperasi bandara Lolak di Bolaang Mongondow, Minggu (18/2).
-
Bagaimana bandara Lolak diresmikan? Peresmian ini ditandai dengan pendaratan perdana pesawat tipe DHC-6 Twin Otter maskapai SAM Air sekitar pukul 15.52 WITA.
-
Apa yang menjadi sisa kejayaan lalu lintas kereta api di Bandung? Konon, rel ini menggambarkan sisa kejayaan lalu lintas kereta api rute Bandung Kota hingga Ciwidey, Kabupaten Bandung.
-
Di mana Bandara Panua Pohuwato terletak? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan Bandar Udara Panua Pohuwato di Provinsi Gorontalo.
-
Siapa yang meresmikan Bandara Husein Sastranegara sebagai rute penerbangan komersial dan sipil? Satu tahun kemudian, pemerintah meresmikan Bandara Husein Sastranegara sebagai rute penerbangan komersih dan sipil, ditandai dengan didirikannya kantor Perwakilan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dengan nama Stasiun Udara Husein sastranegara Bandung.
-
Di mana bandara Lolak berada? Bandar udara (bandara) di Provinsi Sulawesi Utara kian bertambah, kini baru saja beroperasi bandara Lolak di Bolaang Mongondow, Minggu (18/2).
Siapkan dana fantastis
Lion Air menyiapkan dana Rp 5 triliun untuk membangun Bandara Halim Perdanakusuma termasuk monorel yang menghubungkan Dukuh Atas dengan Bandara. Nantinya, bandara ini bakal dioperasikan group Lion untuk layanan full service maskapai Batik Air.
"Pembangunan Bandara memakan waktu 9 bulan. Kita harap kalau dokumen dan perizinan jadi, November sudah dimulai," ujar Juru Bicara Lion Air Edward Sirait.
Batik Air menargetkan bisa mengoperasikan 200 pesawat di masa datang. Saat ini, Batik Air memiliki 12 pesawat dan menjadi 48 pesawat di 2014. "Ini bandara umum, soal nanti ada maskapai lain, silakan artikan sendiri."
Bandara Halim bakal berteknologi tinggi
Edward Sirait mengatakan pihaknya bakal membangun bandara moderen di dalam kota. Bahkan, bandara yang diklaim nantinya sebagai city bandara tersebut akan terintegrasi dengan moda transportasi monerel dengan jalur Dukuh Atas-Halim dan terhubung dengan MRT yang telah dikerjakan pemerintah.
Selain itu, untuk mengoptimalkan kapasitas bandara untuk terbang dan mendarat. Perseroan membangun taxi way, sehingga memudahkan pesawat mendarat dan berangkat dari Halim. Paling tidak, nantinya kapasitas bisa mencapai 11 juta penumpang per tahun dengan 17 garbarata atau pintu keluar masuk pesawat bagi penumpang.
Perseroan pun, akan mengintegrasikan bandara dengan pusat bisnis yang masih di dalam kawasan Halim, seperti hotel dan lainnya. Untuk kelancaran arus lalu lintas dan parkir kendaraan, perseroan akan membangun under pass dan kawasan parkir kendaraan."Nantinya, ada shuttel bus yang membawa penumpang dari tempat parkir ke bandara," katanya.
Bandara Halim dibangun mewah
Direktur Utama PT Adhi Karya Kiswodarmawan menegaskan pihaknya memiliki kemampuan membangun bandara secara cepat dengan konsep green building. Hal ini dibuktikan dengan pembangunan Bandara Balikpapan dan Ngurahrai Bali. "Kami punya pengalaman," katanya.
Untuk Bandara Halim Perdanakusumah, konsep yang ditawarkan adalah dengan mengintegrasikan transportasi monerel dan bandara. Bangunan bandara pun lantainya bakal memakai marmer kualitas internasional serta memakai karpet."Desai ruanganya dengan dekorasi batik."
PT Adhi Karya, belum tahu kapan kontrak pengerjaan proyek bisa dilakukan. Pihaknya baru sebagai pemenang desain dan beuty kontes. Selain itu, belum ada pembicaraan apakah nantinya, perseroan memiliki saham atau membuat anak usaha dalam proyek ini."Sementara hanya membangun. Uang semuanya dari Lion Air. Kami sudah banyak tawaran dari bank asing," ujar Edwrad Sirait.
Tak ingin ada masalah, Lion Air segera izin ke TNI AU
Maskapai penerbangan Lion Air menyatakan siap untuk mengembangkan Bandara Halim Perdanakusuma. Bahkan, perusahaan milik Rusdi Kirana tersebut segera akan menemui TNI Angkatan Udara untuk membicarakan ini.
"Kami harus bicarakan dengan TNI AU untuk meningkatkan pelayanan penerbangan di masyarakat. Bandara Soekarno Hatta sudah stagnan," ucap Direktur Umum Lion Air, Edward Sirait, ketika ditemui di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta.
Kapasitas bandara meningkat pesat
Menurut Edward, pengembangan Bandara Halim Perdanakusuma sudah sangat mendesak. Bandara Soekarno Hatta tidak bisa lagi menampung pertumbuhan penumpang yang terbang dan mendarat di Jakarta.
"Kalau pertumbuhan penumpang Jakarta 10 persen saja kita mau bawa ke mana. Sampai sekarang belum ada solusi kan," tegasnya.
Edward berharap pengembangan bandara bisa dilakukan mulai November mendatang dan dapat diselesaikan dalam jangka waktu 9 bulan.
Pengembangan bandara ini akan memperbesar daya tampung Bandara Halim Perdanakusuma menjadi 11 juta penumpang per tahun. Saat ini kapasitas Bandara Halim hanya 2,2 juta per tahun.