5 Masalah Pelabuhan Tanjung Priok yang dikeluhkan pengusaha
Kemacetan di jalanan maupun di dalam pelabuhan Tanjung Priok semakin parah.
Antrean truk-truk besar menuju Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Pusat, seolah sudah menjadi pemandangan sehari-hari. Kondisi jalan di sekitar Pelabuhan Tanjung Priok pun dinilai semakin memprihatinkan. Kemacetan terjadi tidak hanya di dalam pelabuhan, kemacetan di luar pelabuhan pun tak lagi terkendali.
Sudah berulang kali sopir truk mengeluhkan kondisi yang tidak kondusif ini. Alasannya sederhana, semakin panjang antrean, semakin lama mereka masuk ke pelabuhan dan mengantar barang. Otomatis, biaya operasional yang harus dikeluarkan semakin besar.
-
Bagaimana Pelindo membangun konektivitas pariwisata di Indonesia? Selain itu, para delegasi akan diajak untuk mengunjungi Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang disiapkan untuk menjadi jangkar dalam membangun konektivitas pariwisata di Indonesia
-
Apa tujuan utama Pemilu di Indonesia? Tujuan Pemilu secara Umum Tujuan pemilihan umum (Pemilu) secara umum adalah untuk memilih wakil rakyat dan membentuk pemerintahan baru sesuai dengan kehendak rakyat.
-
Apa tujuan utama dari Pemilu di Indonesia? Tujuan utama dari pemilu adalah untuk menjunjung tinggi sistem demokrasi, di mana partisipasi warga negara dalam proses politik sangat penting.
-
Kenapa Pemilu di Indonesia penting? Partisipasi warga negara dalam Pemilu sangat penting, karena hal ini menunjukkan dukungan dan kepercayaan terhadap sistem demokrasi yang berlaku.
-
Kapan Pelindo mencatat raihan positif di bidang pariwisata maritim? Pelindo Regional 3 Bali, mencatat raihan positif dalam bidang pariwisata maritime dalam 10 bulan terakhir 2023, jumlah wisatawan asing yang tiba melalui kapal pesiar di Pelabuhan Benoa, Denpasar, Bali, sebanyak 21.842 orang.
-
Siapa yang diuntungkan dari Pemilu di Indonesia? Dengan adanya pemilu, para pemimpin yang terpilih dapat secara sah dan demokratis memegang kekuasaan.
Kondisi ini juga dikeluhkan oleh pengusaha. Terutama eksportir dan importir yang menjadikan Pelabuhan Tanjung Priok sebagai pintu gerbang perdagangan bagi mereka.
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyayangkan kondisi Pelabuhan Tanjung Priok yang semakin hari semakin padat dan macet. Kemacetan di jalan raya dan antrean di Pelabuhan membuat pengusaha rugi Rp 9 miliar per harinya.
"Akibat kemacetan ini, kerugian kita Rp 9 miliar per hari. Dua atau tiga hari untuk angkut satu kontainer. Karena macet dimana-mana," ucap Pengurus Komite Tetap Pelaku dan Penyedia Jasa Logistik Kadin Indonesia, Gemilang Tarigan dalam konferensi pers di Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (25/7).
Menurut Tarigan, kemacetan di jalanan maupun di dalam pelabuhan Tanjung Priok semakin parah. Wakil Ketua Umum Kadin DKI Bidang Transportasi Syafrizal BK mengatakan, seharusnya pemerintah mempunyai tim manajemen trafic. Sebab, masalah Tanjung Priok bukan hanya masalah pelabuhan, tapi juga masalah kemacetan di sekitarnya.
"Masalah tidak bisa diselesaikan oleh pelabuhan saja. Diharapkan ada kebijakan lebih jauh. Misalnya, kalau tidak juga bisa diatasi melalui pengangkutan darat, bisa dilakukan lewat laut saja yang ke Marunda (kontainer)," katanya.
Apa saja masalah di Pelabuhan Tanjung Priok yang dikeluhkan pengusaha? Merdeka.com mencoba merangkum keluhan dan penilaian pengusaha atas kondisi di Tanjung Priok.
Kalah kelas dibanding China
Masalah kemacetan panjang di Pelabuhan bukan hanya karena penambahan volume, teknologi pelabuhan di Indonesia juga masih kalah jauh dibandingkan pelabuhan negara lain seperti China.
"Kalau saya pernah bandingkan dengan pelabuhan Shanghai di China. Mereka mempunyai crane sebanyak 177 JICT. Kita punya 18 aja," ucap Pengurus Komite Tetap Pelaku dan Penyedia Jasa Logistik Kadin Indonesia, Gemilang Tarigan di Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (25/7).
Crane adalah alat pengangkut atau peminta kontainer dari mobil ke kapal ataupun sebaliknya. Dia menyayangkan hingga saat ini pengelola pelabuhan belum menambah fasilitas ini sehingga aktivitas bongkar muat harus antre dan berlangsung lama.
Monopoli Pelindo
Pengurus Komite Tetap Pelaku dan Penyedia Jasa Logistik Kadin Indonesia Gemilang Tarigan melihat, rendahnya kualitas di Pelabuhan Tanjung Priok tidak lepas dari peran Pelindo selaku operator pelabuhan.
Karena tidak ada kompetitor di pelabuhan, maka Pelindo secara otomatis tidak bersemangat meningkatkan perbaikan dalam pelayanan.
Padahal UU No 17/2008 tentang pelayaran menegaskan bahwa pengaturan penyelenggaraan pelabuhan di Indonesia memuat penghapusan monopoli, memisahkan regulator dan operator serta melibatkan pemerintah daerah dan swasta.
"Tapi selama 5 tahun UU tersebut penyelenggaraan pelabuhan di Indonesia tidak mengalami perubahan di mana PT Pelindo tetap memonopoli sehingga tidak sesuai dengan UU pelayaran itu sendiri," ucap Tarigan dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (25/7).
Tidak siap antisipasi peningkatan aktivitas
Kemacetan dan stagnasi di Pelabuhan Tanjung Priok bakal semakin tak terkendali. Kebijakan Angkutan Khusus Pelabuhan (Angsuspel) yang mewajibkan angkutan pelabuhan tidak bekerja lagi pada H-4 Idul Fitri bakal menjadi pemantik kemacetan. Di sisi lain, kebijakan ini diterapkan agar pemudik tidak terganggu dengan rutinitas angkutan kontainer.
Saat ini adalah waktu peak season di mana eksportir dan importir meningkatkan aktivitas sebelum libur Lebaran.
"Karena mau libur, importir akan menggenjot kerjanya karena mereka akan libur," katanya.
Gemilang mengatakan, kebijakan ini rutin diambil setiap tahun. Jalur mudik tidak boleh dimasuki oleh truk besar kecuali truk sembako dan BBM.
"Eksportir dan importir akan menggenjot kerjanya sekarang, mulai dari awal puasa karena mereka akan libur. Itu akan jadi peak season atau puncak pengiriman. Ini yang bikin macet total jalan ke Pelabuhan," ucapnya.
Truk menumpuk di Jalur Timur
Kemacetan di Tanjung Priok juga terjadi karena ada kesalahan rekayasa lalu lintas. Saat ini, ada 3 jalur yang biasa ditempuh yaitu jalur Barat, Timur dan Tengah. Namun truk kontainer terus menumpuk di Jalur Timur.
"Dari survei itu sekitar 70 persen keluar masuknya kontainer dari Jalur Timur menuju Cakung, Bekasi, Bandung dan sekitarnya. Diperburuk karena 90 persen garasi truck ada di Cakung dan Marunda. Serta 90 persen depo kontainer juga berada di Cakung dan Marunda. Ini membuat beban delivery di timur 70 persen lebih," ujar Pengurus Komite Tetap Pelaku dan Penyedia Jasa Logistik Kadin Indonesia Gemilang Tarigan.
Sedangkan melalui barat atau Ancol hanya 20 persen truk yang menggunakan jalur itu. Sementara untuk jalur tengah hanya 10 persen truk yang melewati Cawang. "Jalur Cakung (Timur) yang tadinya 7 lajur sekarang tersisa 4 , kondisi jelek, banyak tikungan, lubang-lubang. Kecepatan armada hanya 0-10 per KM. Seharusnya 70 persen ke Timur bisa dipindah ke tengah dengan mengganti rekayasa lalu lintas menutup pintu tol Cikunir," katanya.
Kontainer terlalu lama menginap
Pengurus Komite Tetap Pelaku dan Penyedia Jasa Logistik Kadin Indonesia Gemilang Tarigan juga menyayangkan kebijakan pelabuhan dalam mengangkut kontainer yang menginap lama atau long stay di Tanjung Priok. Di mana dalam mengangkut ini, pihak pelabuhan mendatangkan truk lain dan ini hanya menambah parah kemacetan di Pelabuhan.
"Kemarin saya katakan kalau mengeluarkan barang dari Tanjung Priok seperti itu maka semakin crwoded pelabuhan," katanya.
Dia mengusulkan agar pengangkutan kontainer dari Tanjung Priok ke Marunda menggunakan truk impor di mana setelah mengantarkan kontainer ke pelabuhan, keluarnya bisa diminta mengangkut kontainer yang sudah lama dalam pelabuhan tersebut.