5 Reaksi usai Jokowi sampaikan deklarasi OKI boikot produk Israel
Mulai dari pengusaha, pejabat negara hingga pemerintah bereaksi atas imbauan Presiden Jokowi ini.
Konferensi Tingkat Tinggi negara-negara tergabung dalam Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Jakarta telah menghasilkan dua dokumen yaitu Resolusi dan Deklarasi Jakarta. Resolusi berisi mengenai posisi kemerdekaan Palestina, sedangkan Deklarasi Jakarta berisi adanya langkah-langkah konkret OKI untuk memperjuangkan kebebasan Palestina.
Isi dari Deklarasi Jakarta sangat mencerminkan langkah-langkah Organisasi Kerja sama Islam untuk membebaskan Palestina dari okupasi Israel. Langkah tersebut mulai dari menghimpun negara-negara anggota OKI untuk bersatu, berkontribusi secara finansial pada Palestina, dan bahkan mendesak Israel.
"Dunia Islam mendorong masyarakat internasional untuk melarang masuknya produk Israel dan seluruh negara menyatakan kembali komitmen untuk melindungi Al-quds Al-sharif, antara lain dengan bantuan finansial untuk Al-quds Al-sharif," kata Presiden Joko Widodo dalam Konferensi Pers di Ruang Cendrawasih di JCC, Jakarta.
Keputusan ini pun menuai reaksi dari banyak pihak, mulai dari pengusaha, pejabat negara hingga pemerintah. Berikut reaksi yang timbul atas pernyataan Presiden Jokowi menyerukan pemboikotan produk Israel hasil rangkuman merdeka.com.
-
Siapa yang menyerukan boikot produk asing terkait konflik Israel? Sesuai Amanat UUD 1945 Pengacara muslim, Ahmad Wakil Kamal, menyerukan bahwa tindakan YKMI dalam melakukan boikot tersebut sudah sesuai dengan hal yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945, yaitu kemerdekaan merupakan hak segala bangsa sehingga seluruh penjajahan di atas dunia harus dihapuskan.
-
Kenapa boikot terhadap produk Israel akhir-akhir ini ramai? Seruan untuk memboikot produk-produk yang berafiliasi atau mendukung Israel akhir-akhir ini ramai di media sosial. Hal ini sebagai bentuk protes terhadap Israel yang terus melancarkan serangan terhadap warga Palestina.
-
Apa pernyataan yang beredar tentang Google di Indonesia terkait boikot Israel? Di media sosial pun beredar narasi yang mengeklaim pendiri Google akan menghentikan operasionalnya di Indonesia imbas dari gerakan boikot. Berikut narasinya: “tidak usah ribut2 boikot, katakana saja boikot dan akan kami hentikan GOOGLE beroperasi di IndonesiaKami berdua pendiri Google dan kami keturunan Yahudi”
-
Bagaimana YKMI mengkampanyekan boikot produk asing terkait konflik Israel? Langkah YKMI sesuai Irsyadat ini dikenal sebagai gerakan #RamadhanTanpaProdukGenosida yang dilakukan sebagai komitmen melakukan anjuran MUI yang menginginkan kaum muslim meninggalkan produk perusahaan yang terkait konflik Israel.
-
Kenapa YKMI mengkampanyekan boikot produk asing terkait konflik Israel? Kepedulian terhadap Palestina bisa disuarakan lewat berbagai hal, misalnya saja yang dilakukan oleh Yayasan Konsumen Muslim Indonesia (YKMI) yang mengkampanyekan boikot produk asing terkait konflik yang memberikan dukungan terhadap Israel.
-
Siapa yang melatih para sukarelawan Indonesia untuk melawan Israel? Para Sukarelawan Indonesia itu Dipersenjatai & Dilatih Tentara Mesir
Boikot bisa menekan penindasan Israel ke Palestina
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Ade Komaruduin setuju atas komitmen memboikot produk Israel. Menurutnya hal tersebut akan membuat Israel mengoreksi diri dan meredam penindasan terhadap Palestina.
"Setuju sekali saya. Itu sangat bagus. Itu suatu upaya untuk menekan Israel yang terus membabi-buta melakukan penindasan terhadap rakyat Palestina," kata Ade di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (8/3).
Politisi Partai Golkar ini mendukung penuh agar Palestina memperoleh kemerdekaannya. Sebab menurutnya penindasan terhadap negara lain bersifat tidak manusiawi.
"Dengan cara seperti itu Israel bisa berpikir ulang untuk terus menerus penindasan terhadap warga Palestina. Kita tahu kemerdekaan adalah hak warga Palestina dalam pengertian sesungguhnya," tuturnya.
Ade menilai, untuk memerdekakan Palestina tak cukup hanya deklarasi secara simbolis. Lebih dari itu harus memboikot produk penjajah.
"Bukan hanya deklarasikan Palestina bukan sebagai sebuah negara tetapi di dalam pengertian di dalam kebebasan, berkumpul, kebebasan beragama, dan hak-hak sipil lainnya yang dimiliki Palestina," pungkasnya.
Tak ada produk Israel masuk langsung ke Indonesia
Direktur Penerimaan dan Kepabeanan dan Cukai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Sugeng Aprianto, menyatakan sejauh ini pihaknya tidak pernah menemukan produk Israel yang masuk ke Indonesia.
"Produk dari Israel secara langsung (masuk Indonesia) itu tidak ada. Kebanyakan (impor) kita dari Singapura, Eropa, China, Korea. Kalaupun ada mungkin produk Israel itu dijadikan bahan baku dan diolah oleh negara-negara lain yang nantinya akan diekspor ke Indonesia," kata Sugeng saat dihubungi merdeka.com, Jakarta, Selasa (8/3).
Dia menambahkan, jika Indonesia memboikot produk-produk dari Israel, maka pemerintah bisa mengimpor produk-produk dari negara lain. Sehingga bukan masalah besar jika Indonesia memutuskan untuk melarang masuknya produk dari Israel.
"Israel itu bukan produsen yang spesifik. Jadi barang-barang dari Israel seperti bahan baku atau mesin itu bisa diproduksi juga di Asia Tenggara atau negara lain. Sehingga kita tidak perlu langsung mengimpor dari sana (Israel)," jelasnya.
Meski begitu, dia meyakini keputusan pemboikotan ini akan mempengaruhi produk-produk lain yang menggunakan bahan baku dari Israel. Namun, dia belum mengetahui sebesar apa pengaruh tersebut ke Indonesia.
Boikot produk Israel berdampak kecil ke Indonesia
Deputi Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS), Sasmito Hadiwibowo mengatakan, pelarangan masuknya produk-produk Israel ke negara yang tergabung dalam Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) hanya akan berdampak kecil bagi Indonesia.
Hal ini dilihat dari nilai impor dari Israel ke Indonesia pada tahun 2015 hanya tercatat sebesar USD 77 juta. Sementara ekspor dari Indonesia ke Israel hanya sebesar USD 116,7 juta.
"Boikot ini ya tidak berpengaruh. Mungkin berpengaruh tapi kecil, karena nilai ekspor impor keseluruhan selama satu bulan bisa di atas USD 10 miliar. Sedangkan ekspor impor kita dengan Israel hanya di bawah USD 10 miliar," kata Sasmito saat dihubungi merdeka.com, Selasa (8/3).
Dia menambahkan, rendahnya nilai impor dari Israel tersebut dikarenakan jenis produk yang bernilai murah, seperti kondensor, turbin kecil, bekas senjata berbahan tembaga dan alumunium, dan bahan-bahan kimia.
Sehingga, jika Indonesia turut memboikot masuknya barang-barang tersebut, maka pemerintah bisa memproduksi sendiri atau bisa mengimpor dari negara lain.
"Contohnya besi, di sana (Israel) mengirim kita besi bekas yang nanti kita olah lagi. Kalau kita boikot ya kita bisa produksi besi sendiri atau kita cari di negara lain," imbuhnya.
Perdagangan Indonesia ke Israel kecil
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) , Haryadi Sukamdani mendukung penuh kebijakan pelarangan masuknya produk-produk Israel ke Tanah Air. Menurutnya, produk Israel tidak banyak memberi keuntungan sehingga langkah boikot dinilai tepat.
"Kenyataannya perdagangan kita dengan Israel kecil. Kita pengusaha setuju untuk boikot produk-produk Israel," kata Haryadi saat dihubungi merdeka.com di Jakarta, Selasa (8/3).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai impor dari Israel ke Indonesia hanya senilai USD 77,7 juta pada tahun 2015. Sementara untuk nilai ekspornya hanya sebesar USD 116,7 juta.
"Kita bisa cari pengganti Israel. Mudah sekali cari pengganti produk-produk mereka," kata Haryadi.
"Saya tegaskan, pengusaha mendukung keinginan presiden untuk memboikot produk Israel. Kami tidak khawatir," tutupnya.
Boikot produk Israel harus ada langkah konkret
Konferensi Tingkat Tinggi negara-negara tergabung dalam Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) telah mendeklarasikan langkah untuk memperjuangkan kebebasan Palestina. Salah satu poin dalam Deklarasi Jakarta adalah mengajak seluruh negara OKI untuk memboikot produk-produk milik Israel.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Institut Pengembangan Ekonomi dan Keuangan (INDEF), Enny Sri Hartati menyambut baik keputusan tersebut. Meski begitu dia juga mengimbau pemerintah agar memberikan langkah konkret guna mewujudkan hal tersebut.
"Ini soal retorika. Kalau konkret tentu masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim pasti menyambut baik," kata Enny saat dihubungi merdeka.com di Jakarta, Rabu (9/3).
"Jangankan imbuhan boikot, imbuhan Aku Cinta Indonesia saja tidak diikuti," tambahnya.
Selain itu, pemerintah juga harus memberikan batasan (barier) jelas dalam mewujudkan pemboikotan tersebut. Hal ini mengingat banyaknya produk Israel yang masuk ke Indonesia dan telah menjadi bagian dari kebutuhan masyarakat.
"Imbuhan harus diikuti langkah-langkah konkret kalau tidak menyukai Israel tentu harus ada barier. Karena produk-produk dari suatu negara kan pasti ada manfaatnya," jelas Enny.