71,2 Persen Nenek-Nenek di Korea Selatan Masih Bekerja, Gajinya Rp22 Juta per Bulan
Korea Selatan memiliki angka kelahiran yang rendah, namun memiliki populasi lansia dengan angka yang cukup besar.
Para lansia di sana masih harus menghidupi diri sendiri, orang tua, bahkan anak-anaknya.
71,2 Persen Nenek-Nenek di Korea Selatan Masih Bekerja, Gajinya Rp22 Juta per Bulan
71,2 Persen Nenek-Nenek di Korea Selatan Masih Bekerja, Gajinya Rp22 Juta per Bulan
Bagi pecinta drama korea (drakor), pasti Anda tak heran lagi dengan karakter lansia atau nenek-nenek yang masih bekerja.
Misalnya, karakter Halmeoni yang diperankan oleh Kim Hae Sook di drama Start Up (2020) dan sebagainya.
Ternyata peran yang ada di drama tersebut sesuai dengan realita di negeri ginseng tersebut. Kira-kira, mengapa para lansia di Korea Selatan masih banyak yang bekerja?
- Kim Jong-un Menangis di Depan Ibu-Ibu Korea Utara, Ini Penyebabnya
- Kia Rilis Dua Konsep Mobil Listrik Baru di Bulan Ini
- Jatuh Bangun Ilham, Mantan Pecandu Narkoba Sukses Jadi Pengusaha Sepatu dan Raup Omzet Rp6 Miliar
- Gagah Tanpa Seragam Dinas, Kapolri Jenderal Sigit Turun ke Taman Ajak Tamu Penting Tanam Pohon
Dikutip dari berbagai sumber, rata-rata orang di Korea Selatan menikah di usia 30-an. Adapun sebanyak 52,4 persen populasinya belum menikah dan memilih untuk tidak punya anak. Sementara 42 persen lainnya tidak ingin menikah sama sekali.
Akibatnya, Korea Selatan memiliki angka kelahiran yang rendah, namun memiliki populasi lansia dengan angka yang cukup besar. Di tahun 2022, jumlah warga lansia di Korea Selatan mencapai 8,13 juta jiwa atau sekitar 15 persen dari total populasinya yang berjumlah 51,4 juta jiwa.
Sebanyak 71,2 persen jumlah lansia diketahui sedang aktif melakukan pekerjaan. Namun karena keterbatasan usia, mereka hanya dapat melakukan pekerjaan dengan jumlah terbatas seperti menjadi karyawan toko, petugas kebersihan, tukang cuci piring, sopir, dan pekerjaan lain yang mengandalkan kekuatan fisik.
Para lansia atau nenek-nenek di Korea Selatan masih harus menghidupi diri sendiri, orang tua, bahkan anak-anaknya. Karena kebanyakan warga Korea Selatan menikah di usia 30-an, mereka juga memiliki anak di usia tua.
Jadi, ketika mereka lansia anak-anaknya masih belum mapan, alias belum bisa menghasilkan uang sendiri. Padahal, pendapatan yang mereka hasilkan dari pekerjaan fisik tidak sebanding dengan biaya hidup rata-rata di negara tersebut.
Pendapatan para lansia ini diperkirakan sebesar KRW1,94 juta atau setara dengan Rp22 juta. Sementara, biaya hidup di sana bisa menghabiskan KRW1,5 juta atau sekitar Rp17,9 juta per bulannya.
Situasi ini bisa jadi semakin kacau karena angka kelahiran terus menurun. Bahkan, di tahun 2023 hanya ada 249.000 bayi. Akibat fenomena ini, di tahun 2070 diprediksi sebanyak 3 dari 10 orang di Korea Selatan berusia 75 tahun, dan usia 60-an yang akan menjadi 'anak muda' di negara tersebut.