Akankah Harga BBM Turun Jika Indonesia Beli Minyak dari Rusia?
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberi lampu hijau terkait opsi melakukan impor minyak dari berbagai negara termasuk Rusia. Dikutip dari CNA, Jokowi mengaku bahwa dirinya sudah memantau semua opsi terkait impor minyak terutama dari penjual dengan harga jauh lebih murah.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberi lampu hijau terkait opsi melakukan impor minyak dari berbagai negara termasuk Rusia. Dikutip dari CNA, Jokowi mengaku bahwa dirinya sudah memantau semua opsi terkait impor minyak terutama dari penjual dengan harga jauh lebih murah.
"Semua opsi selalu kami pantau. Jika ada negara (dan) mereka memberikan harga yang lebih baik, tentu saja," ujar Jokowi, dikutip dari CNA, Senin (12/9).
-
Kenapa harga BBM di Singapura tinggi? Penerapan tarif pajak yang lebih tinggi telah menaikkan harga minyak di negara kecil tersebut.
-
Apa saja jenis BBM yang mengalami penurunan harga? Harga BBM jenis Pertamax, Pertamax Green 95, Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex turun sedangkan untuk Pertalite atau BBM subsidi tidak mengalami perubahan.
-
Apa saja komponen dalam jual beli BBM? Dalam jual beli BBM, lanjutnya, terdapat tiga komponen, yaitu Pajak PPN, PBBKB, dan Iuran BPH Migas. Ketiga komponen tersebut merupakan kontribusi para pelaku usaha kepada negara atas hasil pengelolaan kekayaan negara.
-
Kapan Pertamina menyesuaikan harga BBM? PT Pertamina (Persero) kembali menyesuaikan harga BBM nonsubsidi per 1 November 2023.
-
Mengapa Pertamina menyesuaikan harga BBM? Pertamina menyesuaikan harga BBM untuk mengimplementasikan Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No. 245.K/MG.01/MEM.M/2022 sebagai perubahan atas Kepmen No. 62 K/12/MEM/2020 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum.
-
Bagaimana Pertamina menentukan harga jual BBM non subsidi? Adapun harga BBM non subsidi bersifat fluktuatif, sehingga Pertamina melakukan evaluasi secara berkala mengikuti tren dan mekanisme pasar.
Pengamat dari Energy Watch Mamit Setiawan mengatakan, apabila opsi ini berhasil dilaksanakan menurutnya akan sangat baik untuk Indonesia. Karena dengan harga yang jauh lebih murah maka akan ada pengurangan biaya produksi bahan bakar minyak (BBM) kita.
"Saya kira jika opini berhasil dilaksanakan akan sangat baik. tinggal seberapa besar kita mampu membeli dari total nilai impor kita," ujar Mamit kepada Merdeka.com, Senin (12/9).
Dia menjelaskan jika mampu maka akan signifikan mengurangi beban, dan apabila sedikit maka tidak akan signifikan karena impor yang lain nilainya sesuai dengan harga pasar.
Namun demikian dia menyadari terkait dengan ancaman sanksi dari negara lain karena nantinya Indonesia membiayai perang. "Mudah-mudahan saja diplomasi kita berhasil sehingga semua akan baik-baik saja," jelas dia.
Sebelumnya Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno mengatakan Rusia sudah menawarkan Indonesia untuk membeli minyak kepadanya. Karena rusia mengklaim harga minyaknya jauh lebih murah 30 persen dibandingkan harga minyak pasar internasional.
"Eh lu mau tidak India sudah ambil nih minyak kita (Rusia) harganya 30 persen lebih murah dari harga pasar internasional," ujar Sandiaga, dalam instagram @sandiuno resmi, Sabtu (20/8) lalu.
Kendati demikian, dia menjelaskan bahwa masih ada yang tidak setuju untuk impor minyak dari Rusia karena takut diembargo oleh Amerika Serikat (AS). "Ya biarkan saja lah, kalau kita diembargo paling kita tidak bisa makan McDonald's," kata dia.
Baca juga:
Usai Ditemui Kasetpres, Massa Demo Tolak Kenaikan Harga BBM Membubarkan Diri
Bawa Miniatur Keranda, Buruh Menyemut di Patung Kuda Arjuna Wiwaha
Membedah Harga BBM yang Dijual di Indonesia
Pengemudi Ojol: Orderan Masih Normal Meski Tarif Ojek Online Naik
Tiga Titik Demo Penolakan Kenaikan Harga BBM di Jakarta, Ribuan Polisi Berjaga
Giring: Kader PSI Mengawasi Penyaluran BLT BBM