BBM Indonesia Selama Ini Tenyata Bergantung ke Singapura, Padahal Tak Punya Ladangan Migas
Selain negara di Afrika, pemerintah juga menjajaki peluang impor minyak dari negara di kawasan Amerika Latin.
Pemerintah terus mendorong produksi minyak dari dalam negeri. Antara lain blok Cepu, Rokan Dalam, hingga Buton, Sulawesi.
BBM Indonesia Selama Ini Tenyata Bergantung ke Singapura, Padahal Tak Punya Ladangan Migas
BBM Indonesia Selama Ini Tenyata Bergantung ke Singapura, Padahal Tak Punya Ladangan Migas
Pemerintah bersiap untuk mencari negara-negara penghasil minyak mentah baru. Ini menyusul serangan balasan Israel ke Iran pada Jumat (19/4) pagi.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif mengatakan, sejumlah negara penghasil minyak di Afrika masuk dalam radar pemerintah. Salah satunya Mozambik yang terletak di Afrika Timur.
"Mungkin ada yang baru Mozambik. Kita itu harus jangka panjangnya," kata Arifin kepada awak media di Gedung Ditjen Migas, Jakarta, Jumat (19/4).
Selain negara di Afrika, pemerintah juga menjajaki peluang impor minyak dari negara di kawasan Amerika Latin. Antara lain Guyana hingga Venezuela.
"Kita kalau lihat dari mapping-nya kan kita juga bisa lihat kalau dari beberapa Afrika kan tidak lewat. Kemudian juga dari Latin. Venezuela, yang baru Guyana," bebernya.
Selanjutnya, pemerintah terus mendorong produksi minyak dari dalam negeri. Antara lain blok Cepu, Rokan Dalam, hingga Buton, Sulawesi.
"Itu juga jumlahnya cukup. Yang target yang dua sumur," bebernya.
Arifin menyebut, selama ini impor minyak untuk produk BBM Indonesia bergantung pada Singapura. Di susul India dan Malaysia.
"Bayangin, Singapura tidak punya-punya, tapi bisa ekspor BBM (ke Indonesia)," tegasnya.