Akurasi Dekati PCR, GeNose Bisa Gantikan Swab Antigen
Pemerintah berencana mengimplementasikan alat pendeteksi Covid-19 buatan Universitas Gajah Mada (UGM), GeNose. Alat ini bisa menjadi alternatif pilihan pengganti tes antigen atau serologi, tapi bukan tes Polymerase Chain Reaction (PCR).
Pemerintah berencana mengimplementasikan alat pendeteksi Covid-19 buatan Universitas Gajah Mada (UGM), GeNose. Alat ini bisa menjadi alternatif pilihan pengganti tes antigen atau serologi, tapi bukan tes Polymerase Chain Reaction (PCR).
Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Produksi Konsorsium GeNose C19, Eko Fajar Prasetyo. "Antigen bisa, serologis bisa (sebagai pengganti). Kalau negatif GeNose, sudah hampir kita pastikan tidak perlu PCR," kata Eko di Stasiun KA Pasar Senen pada Sabtu (23/1).
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa itu virus? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Apa gejala Covid Pirola? Mengenai gejala yang ditimbulkan akibat infeksi Pirola, diketahui belum ada gejala yang spesifik seperti disampaikan ahli virologi dari Johns Hopkins University, Andrew Pekosz, dilansir dari Liputan 6.Namun, tetap saja ada tanda-tanda yang patut untuk Anda waspadai terkait persebaran covid Pirola. Apabila terkena COVID-19 gejala umum yang terjadi biasanya demam, batuk, sakit tenggorokan, pilek, bersih, lelah, sakit kepala, nyeri otot serta kemampuan indera penciuman berubah, maka gejala covid Pirola adalah sakit tenggorokan, pilek atau hidung tersumbat, batuk dengan atau tanpa dahak, dan sakit kepala.
-
Apa yang membuat kelelawar rentan terhadap penyebaran virus? Salah satu faktor utama yang membuat kelelawar menjadi vektor utama penyakit adalah keanekaragaman spesiesnya. Saat ini, diperkirakan ada sekitar 1.000 spesies kelelawar yang tersebar di seluruh dunia, menjadikannya salah satu ordo mamalia yang paling beragam. Keanekaragaman ini menciptakan peluang yang lebih besar bagi virus untuk bermutasi dan menginfeksi berbagai spesies kelelawar, sehingga meningkatkan kemungkinan penyebaran ke manusia.
-
Kenapa Situ Cipanten viral di media sosial? Tak ayal, lokasi wisata ini sempat viral di media sosial karena keindahannya, dan didatangi pengunjung dari berbagai daerah.
Eko menjelaskan GeNose didesain untuk melakukan penapisan atauskrining. Oleh sebab itu, dalam prosesnya diutamakan agar tidak terjadi negatif false yaitu hasil tes negatif tapi ternyata positif Covid-19.
Ini merupakan salah satu pembedanya dengan tes PCR yang merupakan alat diagnostic.
Tes PCR tetap harus dilakukan jika tes GeNose menunjukkan hasil positif. Namun jika hasil GeNose negatif, maka tidak perlu tes PCR.
Secara akurasi, kata Eko, tes GeNose tidak jauh berbeda dengan PCR. Tingkat akurasi GeNose diklaim di atas 90 persen.
"Perbedaan dengan PCR itu, negatif false beda 3 persen. Namun memang GeNose ini adalah alat skrining cepat," tutur Eko.
Harga Satu GeNose Tertinggi Sekitar Rp 62 Juta dan Bisa Dipakai 100.000 Kali
GeNose mendeteksi virus melalui embusan napas yang di simpan di dalam sebuah kantung. Napas yang diambil adalah napas ketiga untuk mendapatkan hasil mendekati keadaan sebenarnya.
Setelah itu, kantung napas akan diletakkan atau dihubungkan ke alat GeNose yang didukung kecerdasan buatan. Kemudian alat deteksi tersebut akan mengeluarkan hasil tes dalam waktu 50 detik.
Alat GeNose ini akan dijual dengan harga eceran tertinggi Rp 62 juta sebelum pajak. Satu alat bisa dipakai 100.000 kali.
Saat ini yang sudah mengimplementasikan GeNose antara lain kantor Kementerian Ristek dan Teknologi (Ristek) dan beberapa Rumah Sakit (RS) di Yogyakarta.
"Utamanya untuk saat ini di kantor-kantor dan fasilitas kesehatan," kata Eko.
Pihak UGM sudah memproduksi 100 alat dalam tahap pertama. Produksi tahap kedua sebanyak 3.000 akan dirilis pada bulan ini.
Tahap kedua ini, menurut Eko, sudah banyak pihak swasta yang ikut memesan GeNose. Selanjutnya, pihak UGM tiap bulan berencana memproduksi minimal 1.000 alat.
(mdk/bim)