Alasan Dahlan ngotot ambil alih Inalum dari Jepang
Di dalam pabrik Inalum ada pembangkit listrik 600 MW. Harga listriknya juga murah.
Proses pengambilalihan PT Inalum dari Jepang, belum menemukan jalan keluar. Pemerintah belum sejalan dengan Jepang mengenai nilai buku pengambilalihan aset.
Dibalik itu, Inalum mempunyai keuntungan besar jika berada di tangan Indonesia. Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan, Inalum mempunyai mempunyai pembangkit listrik 600 MW yang biayanya hanya USD 3 sen per KWh. Dengan begitu, akan sangat menguntungkan bagi sektor ketenagalistrikan di Indonesia.
-
Di mana Dahlan Djambek lahir? Pria yang lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat pada tahun 1925 ini merupakan putra dari ulama besar yang tersohor di Minangkabau yaitu Syekh Muhammad Djamil Djambek.
-
Kapan Yusuf Ivander Damares lahir? Yusuf yang lahir melalui program bayi tabung ini telah tumbuh jadi remaja ganteng.
-
Kapan KH Ahmad Dahlan dilahirkan? KH Ahmad Dahlan, yang lahir dengan nama Muhammad Darwis, dilahirkan pada 1 Agustus 1868 di Kampung Kauman, Yogyakarta.
-
Kapan Djamaluddin Adinegoro lahir? Gunakan Nama Samaran Djamaluddin Adinegoro lahir di Talawi, sebuah kecamatan di Sawahlunto, Sumatra Barat pada 14 Agustus 1904.
-
Kapan Delano Daniel lahir? Delano Daniel sendiri diketahui seorang pria yang lahir di Belanda pada 24 April 1989.
-
Di mana Badr Dahlan ditahan? Jadi Mimpi Buruk Dahlan ditahan di wilayah Khan Younis bersama sejumlah warga Palestina tak berdosa lainnya.
"Keuntungannya di dalam pabrik itu ada pembangkit listrik yang besar sekali, 600 MW. Harga listriknya yang murah hanya USD 3 sen saja," kata Dahlan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (21/10).
Menurut Dahlan, walaupun nanti orang tidak lagi membutuhkan alumunium sebagai produk Inalum, listriknya membawa manfaat yang besar untuk masyarakat. Inalum sendiri bisa menjual listriknya ke PLN.
"Walaupun nanti kelak orang tidak menggunakan alumunium, kan bisa dari pembangkit listrik aja, kalau dijual ke PLN bisa USD 6 sen, untungnya sudah miliaran," katanya.
Pembangkit listrik Inalum juga dikenal ramah lingkungan karena hanya memanfaatkan air. Ini juga jauh lebih murah dibandingkan harus menggunakan batu bara. Selain listrik, Inalum nantinya juga bisa memenuhi permintaan aluminium dalam negeri.
"Listriknya kalau memakai batu bara tidak semurah itu. Dan juga karena pembangunan terus maju, konsumen dalam negeri kan terus meminta kepada Inalum. Selama ini dalam perjanjian sebanyak 70 persen hasil Inalum harus dikirim ke Jepang. Sekarang enggak lagi bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri," tutupnya.
(mdk/noe)