Alibaba Catatkan Penjualan Barang USD 1 Triliun di Awal 2020
Pandemi Covid-19 telah mengubah perilaku konsumen dan operasional perusahaan secara fundamental.
Alibaba Group mencatatkan total nilai penjualan seluruh barang di platform e-dagangnya (GMV) sebesar USD 1 triliun selama tahun fiskal yang berakhir pada 31 Maret 2020.
"Ini tonggak bersejarah yaitu GMV USD 1 triliun di seluruh ekonomi digital kami pada tahun fiskal 2020," kata Chairman dan Chief Executive Officer Alibaba Group, Daniel Zhang dalam keterangan persnya yang diterima Antara, Sabtu (23/5).
-
Kenapa Jack Ma memulai bisnis e-commerce? Berkat kesabarannya, Ma bersama rekannya memberanikan diri untuk memulai bisnis di bidang e-commerce pada tahun 1999 silam.
-
Apa perbedaan utama antara e-commerce dan marketplace? Meskipun keduanya seringkali digunakan secara bergantian, namun sebenarnya ada perbedaan yang signifikan di antara keduanya.
-
Kapan AHA Commerce meraih penghargaan sebagai Indonesia Lazada Partner of the Year? Berkat prestasinya, AHA Commerce dinobatkan sebagai Indonesia Lazada Partner of the Year dalam LazMall 2023 Brands Future Forum (BFF) Awards, acara tahunan Lazada yang memberikan apresiasi kepada brand dan mitra di dalam ekosistem e-commerce Lazada.
-
Siapa yang membangun bisnis melalui marketplace? Selain itu, penjual bisa secara independen membangun bisnisnya melalui fasilitas yang ada di platform ini.
-
Siapa saja yang diarak di Jakarta? Pawai Emas Timnas Indonesia Diarak Keliling Jakarta Lautan suporter mulai dari Kemenpora hingga Bundaran Hotel Indonesia. Mereka antusias mengikuti arak-arakan pemain Timnas
-
Siapa yang melakukan riset tentang kepuasan berbelanja online di e-commerce? Melihat situasi pasar digital di awal tahun 2024 yang terus bergerak mengikuti perkembangan kebutuhan dan preferensi masyarakat, IPSOS melakukan riset dengan tajuk ”Pengalaman dan Kepuasan Belanja Online di E-commerce”.
"Seluruh bisnis kami terus mengalami pertumbuhan yang kuat dengan basis konsumen aktif tahunan sebesar 960 juta di seluruh dunia walaupun akhir tahun fiskal ini terkena dampak ekonomi akibat pandemi Covid-19," ujarnya.
Menurut dia, pandemi Covid-19 telah mengubah perilaku konsumen dan operasional perusahaan secara fundamental.
"Kami memiliki posisi dan kesiapan yang baik untuk membantu para pelaku usaha, baik kecil maupun besar dari berbagai industri, dalam mencapai transformasi digital yang dibutuhkan pada masa sulit yang disebut the new normal," katanya.
Dengan fokus pada program jangka panjang dan berinvestasi untuk memberikan nilai tambah bagi para konsumen, Zhang percaya perusahaan yang didirikan Jack Ma itu mampu keluar dari krisis akibat Covid-19.
Raup Pendapatan 500 Miliar Yuan
Pada triwulan yang diwarnai berkurangnya aktivitas perekonomian akibat pandemi Covid-19 di China, Ailbaba masih bisa meraup pendapatan 500 miliar yuan.
"Pertumbuhan pendapatan kami sebesar 35 persen year-over-year didorong kinerja kuat bisnis ritel domestik dan pertumbuhan bisnis komputasi awan kami," kata Chief Financial Officer Alibaba Group Maggie Wu.
Meskipun pandemi berdampak negatif pada bisnis perdagangan utama Alibaba di China mulai akhir Januari, pihaknya melihat adanya pemulihan sejak Maret. "Berdasarkan analisis kami tentang konsumsi domestik di China dan digitalisasi perusahaan, kami mengantisipasi pendapatan lebih dari 650 miliar yuan pada tahun fiskal 2021," ujarnya.
Konsumen aktif tahunan ekonomi digital Alibaba mencapai 960 juta di seluruh dunia, yang terdiri dari 780 juta konsumen di China dan 180 juta konsumen di luar China.
Konsumen aktif tahunan platform penjualan daring (marketplace) di China mencapai 726 juta atau meningkat 72 juta dari periode 12 bulan yang berakhir pada 31 Maret 2019.
Pengguna aktif bulanan marketplace ritel di China mencapai 846 juta pada bulan Maret 2020 atau meningkat 125 juta dibanding bulan Maret 2019.
(mdk/idr)