Alokasi Peremajaan Komoditas Kelapa dan Kakao Menurun di 2019
Rencana alokasi APBN 2018 untuk peremajaan dan perluasan komoditas kakao ditetapkan sebesar 11.800 hektar, sedangkan alokasi pada APBN 2019 mengalami penurunan menjadi 7.730 hektar. Begitu juga untuk komoditas kelapa, dari yang sebelumnya 27.350 hektar di 2019 menjadi 13.900 hektar.
Direktur Tanaman Tahunan dan Penyegar Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, Irmijati Rachmi, mengatakan bahwa peremajaan dan perluasan untuk komoditas kelapa dan kakao dari rencana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2019 mengalami penurunan. Sementara, untuk karet mengalami kenaikan.
Irmijati mengatakan, rencana alokasi APBN 2018 untuk peremajaan dan perluasan komoditas kakao ditetapkan sebesar 11.800 hektar, sedangkan alokasi pada APBN 2019 mengalami penurunan menjadi 7.730 hektar. Begitu juga untuk komoditas kelapa, dari yang sebelumnya 27.350 hektar di 2019 menjadi 13.900 hektar.
-
Kenapa Kementan giat dalam mengekspor produk pertanian? Kita melakukan ekspor untuk yang kesekian kalinya. Dan menurut pak menteri ekspor ini bisa mencapai 900 triliun. Artinya kita tidak hanya negara pengimpor tetapi juga pengekspor. Ini adalah usaha keras kita dan apa yang kita ekspor juga bukan hanya mentah tapi hilirisasi. Kita memang ingin produk hilirisasi ini terus berkembang. Ini akan membantu mengembangkan usaha masyarakat, terutama UMKM," katanya.
-
Apa yang dikampanyekan Kementerian Perhubungan? Kemenhub kampanyekan keselamatan pelayaran kepada masyarakat. Indonesia selain negara maritim, juga merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki lalu lintas pelayaran yang sangat padat dan ramai dan keselamatan pelayaran menjadi isu penting.
-
Bagaimana Kementan mendorong kerjasama dengan negara lain dalam mengembangkan pertanian? Dedi mengatakan, dukungan implementasi ASEAN terhadap regional guidelines for sustainable agriculture juga perlu dilakukan dengan basis pengembangan sumber daya manusia untuk membangun sistem pertanian, kehutanan dan pangan yang jauh lebih tangguh.
-
Bagaimana Kementan meningkatkan ekspor pertanian? Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengatakan bahwa kegiatan ekspor pertanian akan terus ditingkatkan dengan mendorong pengembangan hilirisasi produk jadi sesuai arahan Wapres "Oleh karena itu kemajuan kita dalam ekspor harus lebih kuat. Kita tidak boleh kalah dengan negara lain. Dan ini suatu kebanggan Karena apa yang kita lakukan ini lahir dari sebuah proses dan kerja keras," jelasnya.
-
Kapan Kementan melakukan ekspor komoditas pertanian? Berdasarkan data BPS, Wapres menyebut volume nilai ekspor hingga Juni 2023 mencapai 21,2 juta ton.
-
Bagaimana Kementan membantu daerah kering parah? Berikutnya, kata Mentan, pemerintah juga terus melakukan intervensi terhadap zona merah atau wilayah kering parah agar segera memompa sumber air yang masih tersedia. Pemda juga diharapkan segera menggulirkan Brigade Alsintan dalam mempercepat produksi melalui skema pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR).
"Kakao turunnya 30 persen dari 11.800 tahun ini, jadi 7.700. Kelapa separuh dia dari 28 ribu tinggal 14 ribu, jadi 50 persen. Itu turun jika dibandingkan tahun lalu, karena ketersediaan anggaranya ya segitu-gitu, menyesuaikan alokasi anggaran," kata Irmijati saat ditemui di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Kamis (27/12).
Berbeda dengan komoditas kakau dan kelapa, komoditas karet justru mengalami kenaikan. Untuk peremajaan dan perluasan di tahun depan dalam rencana APBN 2019, karet ditargetkan mencapai 6.010 hektar dari sebelumny alokasi APBN 2018 hanya sebesar 5.260 hektar.
Di samping itu, untuk target peremajaan komoditas karet pada 2019 sendiri berada di delapan provinsi, mulai dari Aceh, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur. Kemudian untuk kakao terget peremajaan berada di Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan Sulawesi Tengah, Aceh, Sumatra Barat, Lampung, Gorontalo, Papua Barat, Sulawesi Barat.
"Kelapa dari Aceh, mulai dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Aceh, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Kalimantan Tengah Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku, Bali, NTB, NTT, Papua, Maluku Utara, Gorontalo," pungkasnya.
Baca juga:
Jokowi Minta Jangan Tanam Sawit Semua, Beralih ke Kopi, Petai dan Manggis
400 Ribu Hektare Rawa akan Disulap Jadi Lahan Pertanian Produktif
Pengamat: Kritik Data Pangan dan Anggaran Kementan Salah Alamat
Indonesia Kirim Dua Tenaga Ahli Pertanian ke Myanmar
DPR: Program Cetak Sawah Kita Dukung Asal Dilakukan Tepat Sasaran