Ambruknya ekonomi Saudi pengaruhi proyek Wika di Timur Tengah
Wika mengakui mengerjakan beberapa proyek di Saudi seperti pembangunan hotel.
Perekonomian Arab Saudi hancur berantakan setelah dilanda bencana rendahnya harga minyak dunia. Harga minyak anjlok dari titik tertingginya di atas USD 100 per barel menjadi hanya sekitar USD 40 per barel. Kondisi ini juga berdampak pada proyek yang dijalankan pemerintahnya.
Pemerintah Saudi menunda pembayaran beberapa proyek infrastruktur, seperti yang dikerjakan Bin Ladin Group. Perusahaan ini akhirnya memecat 50.000 pekerjanya yang didominasi para pekerja asing.
-
Kapan Timnas Indonesia bertanding melawan Arab Saudi? Maarten Paes akhirnya melakukan debutnya bersama Timnas Indonesia dan hasilnya cukup mengejutkan. Sebelumnya, Paes diperkirakan tidak akan tampil saat Timnas Indonesia bertandang ke markas Timnas Arab Saudi pada matchday 1 Grup C ronde 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, yang berlangsung pada Jumat (06/09/2024).
-
Kapan Timnas Indonesia main lawan Arab Saudi? Timnas Indonesia akan menghadapi Arab Saudi dalam laga pertama putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Stadion King Abdullah Sports City, Jeddah, pada Jumat (6/9/2024) dini hari WIB.
-
Kapan Timnas Indonesia akan bertanding melawan Arab Saudi? Timnas Indonesia dijadwalkan bertanding melawan Arab Saudi dalam laga pertama Putaran Ketiga Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.
-
Siapa kapten Timnas Arab Saudi? Kapten Tim Nasional Arab Saudi adalah Salem Al-Dawsari, sementara Asnawi Mangkualam menjabat sebagai kapten Timnas Indonesia.
Kondisi ini diakui mempengaruhi proyek perusahaan BUMN, PT Wijaya Karya di Arab Saudi. Wika mengakui mengerjakan beberapa proyek di Saudi seperti pembangunan hotel.
"Pastinya ada pengaruh. Tapi mudah mudahan tidak banyak," ujar Direktur Utama Wika, Bintang Perbowo di Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (12/5).
Menurut Perbowo, proyek mereka di Timur Tengah tidak terkait dengan pemerintah Arab. "Kita proyek sama swasta," kata dia.
Pada 2014 silam, PT. Wijaya Karya (Wika) Tbk tengah bersiap mengerjakan proyek pembangunan hotel berbintang di kawasan Masjidil Haram, Arab Saudi. Wika menjadi sub kontraktor dari kontraktor besar Timur Tengah, Bin Ladin Group yang merupakan keluarga pendiri Al-Qaidah.
Hotel dua tower dengan masing-masing 30 lantai ini mulai pengerjaan konstruksi akhir 2014.
"Dari owner, akhir tahun mulai kontruksi atau setelah 3 bulan musim haji. Kita proyeksi awal tahun depan ground breaking," ujar Direktur Operasi IV WIKA Destiawan Soewardjono.
Dia menjelaskan, rencananya hotel ini akan dibangun 7 tower. Namun, untuk tahap awal hanya 2 tower terlebih dulu. Untuk setiap tower terdiri dari 30 lantai dengan jumlah kamar 1.000 unit. Pihaknya sudah menyiapkan dana USD 200 juta untuk dua tower.
"Itu satu tower nilainya USD 100 juta. Hotel di sekitar masjidil Haram," kata dia.
Selain hotel, Wika juga berencana membangun pabrik precast di negara tujuan terbesar TKI tersebut. Dia berharap dalam waktu maksimal satu semester sudah terdaftar menjadi Wika Arab.
"Harapan 3-6 bulan setelah register, kemudian desain komplet, baru aktivitas," kata dia.
Seperti diketahui, Saudi Binladin Group memecat sekitar 50.000 pekerja. Keputusan PHK ini diambil perusahaan karena pemerintah Saudi menunda pembayaran kepada perusahan konstruksi sebagai bentuk pemotongan anggaran karena rendahnya harga minyak dunia. Harga minyak yang murah telah memangkas tiga perempat pendapatan pemerintah.
Koran setempat, Saudi al-Watan melaporkan, perusahaan konstruksi raksasa yang didirikan ayah almarhum pimpinan Al Qaeda Osama bin Laden ini mengakhiri kontrak 50.000 pekerja dan sebagian besar adalah orang asing. Perusahaan juga telah memberi visa agar pekerja bisa keluar secara permanen dari negara tersebut.
Beberapa pekerja menolak untuk meninggalkan pekerjaan karena mereka mengklaim perusahaan belum membayar mereka selama berbulan bulan.
Militer Saudi ketika dikonfirmasi Saudi al-Watan mengatakan para pekerja yang protes telah membakar tujuh bus di Makkah. Ini merupakan pemandangan langka di Arab Saudi.
Keputusan memecat karyawan ini merupakan puncak dari PHK 15.000 karyawan pada tahun lalu setelah kontrak dengan Binladin Group dibekukan karena insiden jatuhnya crane di Masjidil Haram tahun lalu.
Bin Ladin Group yang memiliki kedekatan dengan keluarga kerajaan Saudi belum berkomentar soal masalah ini. Namun, perusahaan mengatakan kepada Bloomberg News bahwa karyawan yang diberhentikan telah menerima kompensasi penuh dan PHK merupakan rutinitas normal ketika proyek sudah selesai atau hampir selesai.
Bin Ladin Group adalah salah satu perusahaan konstruksi terbesar di Timur Tengah dan merupakan kontraktor utama Kingdom Tower dengan nilai proyek mencapai USD 1,23 miliar. Kingdom Tower merupakan calon gedung tertinggi dunia.
Baca juga:
Rencana Saudi jual perusahaan minyak negara senilai USD 2 triliun
Berakhirnya karir orang paling kuat dalam bisnis minyak asal Saudi
Harga minyak naik didorong sentimen kebakaran parah di Kanada
Delapan wilayah kerja migas tak laku, ESDM salahkan harga minyak
Harga minyak naik usai kebakaran besar di pasir minyak Kanada
Chevron bantah lakukan pemecatan pegawai besar-besaran
Pasokan melimpah, harga minyak dunia kembali anjlok