Ancaman Dahlan bikin Pertagas-PGN berbaikan
Penggabungan hanya akal-akalan.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengaku harus membuat ancaman terlebih dulu untuk merukunkan PT Perusahaan Gas Negara (PGN) dan PT Pertamina Gas (Pertagas). Adapun ancamannya berupa penggabungan dua BUMN penyalur gas tersebut.
"Saya sudah coba mendudukan dua perusahaan ini bagaimana supaya baik, tidak bisa-bisa. Maka saya ancam dengan penggabungan itu. Ternyata sekarang sudah baik," ujarnya selepas mengikuti acara Mandiri Institute di Jakarta, Senin (12/5).
-
Di mana Badr Dahlan ditahan? Jadi Mimpi Buruk Dahlan ditahan di wilayah Khan Younis bersama sejumlah warga Palestina tak berdosa lainnya.
-
Kapan KH Ahmad Dahlan dilahirkan? KH Ahmad Dahlan, yang lahir dengan nama Muhammad Darwis, dilahirkan pada 1 Agustus 1868 di Kampung Kauman, Yogyakarta.
-
Kapan Nyai Ahmad Dahlan mendapatkan gelar pahlawan nasional? Atas jasanya terhadap agama Islam dan kaum perempuan, pemerintah menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada Nyai Ahmad Dahlan dengan SK Nomor 042/TK/1971.
-
Di mana Dahlan Djambek lahir? Pria yang lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat pada tahun 1925 ini merupakan putra dari ulama besar yang tersohor di Minangkabau yaitu Syekh Muhammad Djamil Djambek.
-
Bagaimana Dahlan Djambek terlibat dalam PRRI? Pembentukan PRRI di Sumatera Barat karena tidak puas dengan kinerja pemerintah Orde Lama.Dahlan bergabung dengan PRRI bersama tokoh-tokoh besar lainnya seperti Syafruddin Prawiranegara, Soemitro Djojohadikoesoemo, Ahmad Husein, dan Maludin Simbolon.
-
Siapa yang memberi penghargaan kepada AKBP Ichsan Nur? Dia diganjar Bintang Bhayangkara Nararya. Alasannya yakni lantaran dia telah berdinas 25 tahun tanpa cacat. Wakil Direktur (Wadir) Binmas Polda Bengkulu AKBP Ichan Nur belum lama ini mengungkap kabar bahagia. Secara khusus, dia mendapat piagam penghargaan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Terkait itu, dia mengungkapkan bahwa wacana PGN akan mencaplok Pertagas yang beredar belakangan ini hanya akal-akalan saja. Ini berbeda dengan wacana yang beredar jauh sebelum itu, bahwa Pertagas lah yang akan mencaplok PGN.
"Dua perusahaan ini sering berantem. Banyak infrastruktur yang seharusnya dibangun, tapi gara-gara persaingan tidak sehat, negara jadi korban," ujarnya.
Bukti bahwa kedua perusahaan pelat merah itu sudah berdamai adalah kesediaan Pertagas menyerahkan pembangunan pipa gas Cirebon-Semarang kepada PGN.
"Setelah diancam, sudah nurut, sudah saling mau bekerja sama. Urgensinya (akuisisi) sudah tidak ada lagi," kata Dahlan.
Sekedar menyegarkan ingatan, pada 7 Mei, beredar kabar terdapat surat keputusan Menteri BUMN yang menyebut pemerintah selaku pemegang saham Pertamina akan mengintegrasikan Pertagas dengan PGN. Pertamina diminta menyerahkan seluruh sahamnya di Pertagas ke PGN.
(mdk/yud)