Anies Kritik Jokowi Lebih Banyak Bangun Jalan Tol Ketimbang Jalan Umum, Pemerintah Respons Begini
Capres Anies mengkritik pemerintahan Jokowi yang banyak melakukan pembangunan infrastruktur jalan tapi berbayar (jalan tol).
Capres Anies mengkritik pemerintahan Jokowi yang banyak melakukan pembangunan infrastruktur jalan tapi berbayar (jalan tol).
- Jokowi Resmikan Jalan Tol Binjai-Langsa dan Kutepat, Habiskan Rp17,6 Triliun
- VIDEO: Beda dengan Jokowi, Anies Pilih Bangun Jalur Kereta: Lebih Murah Dibanding Bikin Tol
- Jokowi Jawab Anies soal Kritikan Debat: Saya Bicara untuk 3 Capres
- Anies Respons Jokowi: Agak Terkejut, Presiden kok Komentari Soal Debat ya
Anies Kritik Jokowi Lebih Banyak Bangun Jalan Tol Ketimbang Jalan Umum, Pemerintah Respons Begini
Anies Kritik Jokowi Lebih Banyak Bangun Jalan Tol Ketimbang Jalan Umum
Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menegaskan dampak berganda (multiplier effect) pembangunan infrastruktur dari Proyek Strategis Nasional (PSN) tidak bisa dirasakan secara instan.
Meskipun pembangunan infrastruktur merupakan prioritas agenda pemerintah Jokowi selama 2 periode ini.
"Jadi, infrastruktur PSN memang tidak bisa dinikmati dalam jangka pendek,"
kata Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang Kementerian Koordinator Perekonomian, Wahyu Utomo dalam Konferensi Pers: Update Pengembangan PSN, di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Rabu (7/2).
Wahyu mengatakan, dampak dari pembangunan infrastruktur dari PSN terhadap masyarakat baru bisa dirasakan dalam kurun waktu 5-7 tahun.
Hal ini merujuk hasil kajian dari Kemitraan Indonesia-Australia untuk Infrastruktur (KIAT).
"Dari KIAT itu investasi untuk pembangunan PSN di berbagai sektor memiliki dampak multiplier terhadap pengembangan wilayah, khususnya pada output perekonomian daerah, nilai tambah industri, pendapatan tenaga kerja, dan penciptaan kesempatan kerja dengan estimasi waktu 5 sampai 7 tahun untuk dapat dirasakan manfaat sepenuhnya,"
beber Wahyu.
Wahyu menyatakan, pembangunan PSN yang gencar dilakukan pemerintah Jokowi merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur di Indonesia.
Sehingga secara tidak langsung dapat mengurangi kesenjangan pertumbuhan pendapatan per kapita dan kesejahteraan antar daerah secara jangka panjang.
Sebelumnya, calon presiden (capres) nomor urut 01 Anies Baswedan mengkritik pemerintahan Jokowi yang banyak melakukan pembangunan infrastruktur besar. Salah satunya adalah pembangunan jalan tol.
Anies membandingkan dengan pembangunan di era kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selama 10 tahun.
Menurut Anies, SBY lebih banyak membangun jalan tidak berbayar bagi rakyat dibanding era Jokowi.
merdeka.com
"Jalan tak berbayar yang dibangun adalah sepanjang 144.000 km atau 7,5 kali lipat," kata Anies.
"Bila dibandingkan dengan jalan nasional di pemerintahan ini membangun jalan nasional sepanjang 590 km di era 10 tahun sebelumnya sebelumnya 11.800 KM, 20 kali lipat," sambungnya.
Anies mengingatkan pembangunan infrastruktur harus memenuhi aspek keberpihakan kepada rakyat. Misalkan dari segi ekonomi, Anies menilai jalan harus bisa memberikan kesetaraan bagi semua rakyat.
"Kedua infrastruktur ini diperlukan bersama-sama, tapi yang perlu kita perhatikan di sini bahwa keberpihakan. Ketika bicara institusi ekonomi memberikan kesetaraan, kesempatan, kepada semuanya kita perlu memikirkan ke depan institusi yang inklusif, infrastruktur yang menunjang keseharian,"
pungkasnya.