Anjloknya harga minyak picu perang anggota OPEC dengan Arab Saudi
Arab Saudi masih enggan mengurangi produksi untuk mendongkrak harga minyak dunia.
Rendahnya harga minyak dunia menghantam ekonomi beberapa negara, terutama produsen minyak. Arab Saudi misalnya, negara ini kesulitan karena pemasukan negara selama ini mengandalkan dari hasil penjualan minyak.
Selain Arab Saudi, Kanada juga menderita karena merupakan salah satu negara eksportir minyak terbesar dunia. Harga minyak mentah berada di bawah USD 50 per barel, menjadi bencana dan memukul pertumbuhan ekonomi Kanada.
-
Mengapa hasil imbang melawan Arab Saudi dianggap berharga? "Timnas Indonesia menunjukkan perjuangan yang luar biasa," kata Erick Thohir di akun Instagram-nya. Dia juga menambahkan, "Ini adalah poin berharga dari markas Arab Saudi, yang menduduki peringkat ke-56 FIFA dan sering tampil di Piala Dunia."
-
Kapan minyak bumi terbentuk? Minyak bumi sendiri terdiri dari berbagai macam campuran hidrokarbon yang sebagian besar adalah kelompok alkana. Minyak bumi sendiri terdiri dari berbagai macam campuran hidrokarbon yang sebagian besar adalah kelompok alkana. Nantinya minyak bumi atau minyak mentah ini akan diproses untuk menghasilkan berbagai macam bahan bakar untuk kebutuhan sehari-hari seperti minyak tanah, bensin. Selain itu, dapat digunakan sebagai reagen kimia dalam pembuatan obat-obatan. Proses pengolahan minyak sendiri membutuhkan banyak tahapan agar dapat siap digunakan.Untuk mengetahui secara rinci, berikut merdeka.com telah rangkum proses pengolahan minyak bumi dan minyak mentah sampai dapat dimanfaatkan, yang dilansir dari ilmugeografi.com.
-
Kenapa minyak bumi penting dalam ekonomi global? Tidak hanya dimanfaatkan sebagai bahan bakar saja, tetapi minyak bumi juga bisa dimanfaatkan untuk bahan pembuatan aspal, pelumas, kerosin, dan nafta. Maka dari itu, minyak bumi penting dalam ekonomi global. Minyak memiliki peranan yang cukup besar dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Dari sisi penerimaan negara khususnya untuk penerimaan negara bukan pajak, minyak bumi menyumbang penerimaan terbesar bagi pembangunan. Namun dari sisi belanja, minyak bumi merupakan komoditas yang disubsidi negara dalam jumlah yang paling besar.
-
Di mana minyak bumi terbentuk? Ketika ganggang dan plankton ini mati puluhan hingga ratusan juta tahun yang lalu, mereka tenggelam ke dasar laut.
-
Apa sebenarnya sumber minyak bumi? Menurut Müller, minyak sebenarnya berasal dari triliunan alga (ganggang) kecil dan plankton.
-
Dimana minyak bumi diolah? Proses ini biasanya dilakukan pada sebuah wadah tabung tinggi yang kedap terhadap udara.
Meski harga minyak dunia bertahan rendah, Arab Saudi tetap menolak mengurangi pasokan untuk menyeimbangkan permintaan. Persediaan minyak dunia saat ini melimpah dan membuat harga terseok-seok di kisaran USD 50 per barel. Kebijakan Arab Saudi ini memicu peperangan negara kecil produsen minyak sesama anggota OPEC, terutama dengan Arab Saudi.
Perang kata-kata telah pecah antara negara OPEC seperti Arab saudi dengan negara produsen minyak lainnya. Negara kecil seperti Venezuela dan Aljazair kesulitan karena rendahnya harga minyak dunia. Negara yang lebih kecil ingin OPEC dan Arab Saudi mengurangi pasokan untuk membantu mengangkat harga minyak.
Sebagai produsen terbesar, Saudi tetap ngotot tak mau mengurangi pasokan. Mereka tetap bertahan di harga minyak yang rendah dengan tujuan menekan Amerika Serikat agar keluar dari pasar minyak global. Dengan cara itu, Saudi akan kembali mendapat pangsa pasar yang selama ini beralih ke Amerika Serikat.
Sepuluh tahun yang lalu, Arab Saudi adalah negara produsen minyak bumi terbesar dunia. Tapi, beberapa tahun terakhir, produksi minyak mentah Amerika meroket berkat shale oil. Shale oil adalah minyak yang terkandung dalam sejenis bebatuan lunak.
Minyak dalam bebatuan ini diekstrak dengan proses pemanasan atau teknik-teknik lain. Dengan ditemukannya cadangan shale oil yang melimpah, Amerika serikat memiliki cadangan minyak untuk memenuhi kebutuhannya selama ratusan tahun ke depan.
Hari ini, Amerika Serikat memproduksi hampir sebanyak Arab Saudi. Gempuran minyak Amerika Serikat membuat harga minyak dunia anjlok dari USD 100 per barel menjadi sekitar USD 40 sejak pertengahan 2014 lalu.
Berikut 4 Fakta soal anjloknya harga minyak dunia picu perang anggota OPEC dengan Arab Saudi seperti dikutip merdeka.com dari CNN, Rabu (25/11):
Anggota OPEC yang lemah berhadapan dengan Arab Saudi
Jatuhnya harga minyak dunia menyakiti anggota OPEC yang kurang makmur seperti Aljazair, Angola, Ekuador, Nigeria dan Venezuela. Mereka semua memohon pada Arab Saudi agar mengubah strategi dengan mengurangi produksi. Namun, semakin mereka memohon, Arab Saudi makin tak terkendali.
"OPEC tidak pernah berbagi," ucap analis Oppenheimer, Gadel Gheit.
Menteri Perminyakan Venezuela bahkan telah memperingatkan bahwa harga minyak dunia bisa terjun ke USD 25 per barel jika OPEC tidak mengambil tindakan. Sementara itu, Aljazair menyerukan agar dibentuk harga minyak dasar, dan Ekuador mengatakan satu-satunya cara untuk menyeimbangkan pasar adalah mengurangi produksi.
Mantan Gubernur Bank Sentral Nigeria, Muhammad Sanusi II mengatakan bahwa keputusan Arab Saudi membanjiri pasar dunia dengan minyak adalah sebuah kesalahan. "Ini tidak membantu mereka (Arab Saudi) dan juga tidak membantu siapapun," katanya.
Peperangan bisa menghancurkan OPEC
Semua anggota OPEC siap 'berperang' demi mengamankan harga minyak dunia. Mereka sedang menyiapkan strategi yang akan dibawa dalam pertemuan OPEC di Wina pada 4 Desember 2015 nanti.
Mereka berharap Arab Saudi bisa mengurangi produksi, namun mereka juga bersiap jika harus menghadap penolakan dari Arab Saudi.
Pertikaian ini mengancam keberadaan OPEC. "Tentu saja bisa terjadi, itu risikonya," ucap analis intelijen Bloomberg, Philipp Chladek.
Arab Saudi tak mungkin mengalah
Merosotnya harga minyak dunia hingga 60 persen sejak Juni 2014 silam telah memangkas pendapatan OPEC hampir USD 500 miliar per tahun. Angka ini didapat dari data Badan Energi Internasional.
Kantor berita resmi Arab Saudi melaporkan bahwa negara tersebut siap bekerja sama dengan semua produsen minyak dan negara pengekspor. Tapi, komentar ini tidak memberikan rincian atau sinyal kesediaan Arab Saudi untuk mengurangi pasokan.
Kerajaan Arab Saudi juga pernah mengeluarkan pernyataan serupa di masa lalu.
Sumber kementerian di Arab Saudi mengatakan bahwa negaranya tidak mau mengalah dan mengurangi produksi jika Rusia masih terus memproduksi hampir 11 juta minyak per hari.
Arab Saudi saat ini bergabung dengan negara kaya minyak lainnya seperti Qatar, Kuwait, dan mereka memiliki kemampuan untuk menahan harga minyak murah setidaknya untuk beberapa tahun lagi.
Negara Teluk, khususnya Arab Saudi secara teoritis bisa mengurangi produksi minyak. Tapi mereka enggan melakukan itu karena tak mau menyerahkan pangsa pasar ke Amerika Serikat, Rusia dan negara saingan lainnya yang tidak masuk dalam anggota OPEC.
Amerika Serikat pegang kendali
Revolusi minyak di Amerika Serikat dengan munculnya shale oil sebenarnya memegang kunci rendahnya harga minyak saat ini. Teknologi Shale telah mengubah jalan industri minyak dunia selama ini.
"Teknologi Shale Oil telah mengubah industri selama ini. Mereka bisa dapat lebih baik karena berdasarkan teknologi. Waktu tidak berpihak pada OPEC," ucap analis Oppenheimer, Gadel Gheit.
Meski demikian, Arab Saudi saat ini masih saja menunggu produsen minyak Amerika Serikat untuk berhenti membanjiri pasar dengan minyak. Masalahnya adalah bahwa industri energi di AS tidak seperti OPEC, mereka bukan kartel yang dirancang untuk memperbaiki harga.
"Arab Saudi tidak sebenarnya tidak bisa menekan Amerika Serikat. Di AS, semua terserah pada diri mereka sendiri."
(mdk/idr)