Anthony Tan: Kontribusi Grab ke Perekonomian ASEAN Rp81,5 Triliun Setahun
Anthony mengatakan, kontribusi ekonomi yang diberikan Grab adalah tentang memungkinkan dan memberdayakan pengusaha mikro dan bisnis untuk menciptakan mata pencaharian yang berkelanjutan bagi masyarakat.
Group CEO & Co-founder Grab, Anthony Tan mencatat bahwa kontribusi ekonomi Grab ke perekonomian Asia Tenggara mencapai USD 5,8 miliar atau setara dengan Rp81,5 triliun (kurs Rp14.060). Perhitungan ini telah diverifikasi oleh KPMG sesuai dengan prosedur yang telah disepakati.
"Diperkirakan Grab menyumbang USD 5,8 miliar untuk ekonomi Asia Tenggara dalam 12 bulan hingga Maret tahun ini yang didorong oleh pengusaha mikro kami," kata dia di Jakarta, Selasa (24/9).
-
Siapa yang menggunakan layanan transportasi online di Indonesia? Berdasarkan riset Google, Temasek, dan Bain & Company pada 2022, layanan transportasi online digunakan oleh 80 persen populasi Indonesia.
-
Kapan layanan transportasi online mulai marak di Indonesia? Layanan transportasi online mulai marak di Indonesia sekitar tahun 2014-2015.
-
Apa contoh kecanggihan AI di bidang transportasi online? Aplikasi Transportasi Online Aplikasi transportasi online menggunakan teknologi AI untuk melakukan hal yang sangat kompleks yaitu menganalisis lalu lintas, memprediksi waktu tempuh, dan menemukan rute tercepat.
-
Mengapa transportasi online bisa menjadi pilihan yang lebih hemat? Banyak penyedia transportasi online yang menawarkan promo dan ada pula promo ketika Anda menggunakan metode pembayaran tertentu. Dengan tarif yang lebih murah, Anda pun bisa berhemat dan uangnya bisa digunakan untuk keperluan yang lain.
-
Kenapa pelaku membunuh driver taksi online? "Saya tulang punggung keluarga, setelah bapak dipenjara tersangkut kasus pidana ganjal ATM di Yogya. Ibu juga bingung minta saya untuk biayai kuliah adik yang di Bandung," kata Baaghastian.
-
Kenapa busi G-Power cocok untuk dipakai untuk ojek online dan pembalap? Dalam keterangan resminya, NGK mengklaim bahwa G-Power tidak hanya dapat meningkatkan performa, tetapi juga cocok untuk digunakan dalam kegiatan sehari-hari.
Anthony mengatakan, kontribusi ekonomi yang diberikan Grab adalah tentang memungkinkan dan memberdayakan pengusaha mikro dan bisnis untuk menciptakan mata pencaharian yang berkelanjutan bagi masyarakat.
Di mana, lebih dari sembilan juta wirausahawan mikro, atau sekitar 1 dari 70 masyarakat Asia Tenggara telah mendapatkan penghasilan melalui platform Grab, dengan menjadi mitra pengemudi, mitra pengantaran, merchant ataupun agen.
"Lebih dari sekitar 20 persen mitra pengemudi Grab tidak bekerja sebelum bergabung dengan Grab. Sementara di Indonesia, lebih dari 30 persen agen tidak memiliki penghasilan sebelum bergabung dengan jaringan Kudo kami," jelas dia.
Selain membuka peluang menciptakan akses ekonomi, Grab juga telah membantu menciptakan akses yang lebih baik kepada layanan finansial dan pembayaran digital. Sejak Grab didirikan pada 2012, Grab telah membantu lebih dari 1,7 wirausahawan mikro untuk membuka akun bank pertama mereka.
"Kami mendukung mereka dan mereka yang ingin menjadi bagian dari ekonomi digital dengan membangun infrastruktur yang mendukung di sekitar mereka. dalam kemitraan dengan pemerintah dan perusahaan lain sehingga mereka dapat berkembang," pungkasnya.
Sebelumnya, riset yang dilakukan oleh CSIS dan Tenggara Strategics mengestimasi bahwa Grab memberikan kontribusi Rp48,9 triliun ke perekonomian Indonesia pada 2018. Kontribusi ini diberikan melalui empat lini usaha yaitu yakni GrabBike, GrabCar, GrabFood dan Kudo.
Survei yang dilakukan di lima kota di Indonesia yaitu Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan dan Makassar ini dilakukan kepada 3.418 responden yang dilakukan dari November hingga Desember 2018 terhadap pendapatan mereka yang diperoleh melalui platform Grab.
GrabFood adalah penyumbang terbesar, diikuti oleh GrabBike dan GrabCar. Sementara itu, Kudo telah memberikan dampak signifikan di kota-kota tingkat kedua dan ketiga di Indonesia.
GrabFood Kuasai Pasar Asia Tenggara
GrabFood, berdasarkan penelitian pasar oleh Kantar, mengklaim sebagai platform pengiriman makanan paling sering digunakan di enam negara Asia Tenggara. Layanan milik Grab ini beroperasi di Indonesia, Singapura, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam.
GrabFood pertama kali dirilis dalam versi beta pada 2016. Layanan ini telah berkembang dari satu negara dan dua kota pada Januari 2018, menjadi 221 kota di enam negara. Sejak Juni 2018 hingga Juni 2019, Gross Merchandise Value (GMV) atau nilai transaksi kotor GrabFood di Asia Tenggara berkembang pesat hingga 900 persen.
"Pada paruh pertama 2019 saja, GMV GrabFood di Indonesia naik hingga tiga kali lipat, sedangkan GMV di Vietnam, Thailand, dan Filipina meningkat lebih dari empat kali lipat," tulis Grab dalam keterangan resminya, Sabtu (21/9).
Saat ini di Indonesia, pangsa pasar GrabFood diklaim hampir mencapai 50 persen. Angka tersebut naik dari 15 persen sejak satu tahun lalu.
Berdasarkan data Kantar, GrabFood merupakan layanan pesan-antar makanan paling sering digunakan di Indonesia. Sekitar 57 persen orang Indonesia mengatakan, GrabFood paling sering mereka gunakan, diikuti merek pesaing lain sebesar 42 persen.
(mdk/idr)