Antisipasi ketidakpastian global, BTN siap dorong pertumbuhan sektor riil
Direktur Utama BTN, Maryono menjelaskan, untuk mengatasi dampak ketidakpastian isu global yang terjadi saat ini, BTN telah siap melakukan antisipasi dengan melakukan aksi korporasi dan turut serta dalam menggerakkan sektor riil.
PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) mengaku siap mendorong pertumbuhan ekonomi riil, khususnya yang terkait dengan sektor property. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi pelemahan ekonomi sebagai dampak krisis global yang disebabkan perang dagang dan pelemahan nilai tukar.
Direktur Utama BTN, Maryono menjelaskan, untuk mengatasi dampak ketidakpastian isu global yang terjadi saat ini, BTN telah siap melakukan antisipasi dengan melakukan aksi korporasi dan turut serta dalam menggerakkan sektor riil.
-
Kapan BBNKB dikenakan? BBNKB berlaku bila seseorang melakukan transaksi jual beli mobil bekas dan akan dikenakan biaya balik nama sehingga kendaraan tersebut memiliki nama sesuai dengan pemilik atau pembelinya.
-
Kapan BNI meluncurkan hibank? Silvano melanjutkan, perseroan meluncurkan hibank sebagai solusi untuk menggarap sektor UMKM yang lebih dinamis.
-
Apa yang diumumkan oleh BPBD DKI Jakarta? Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengumumkan, cuaca ekstrem berpotensi melanda Ibu Kota hingga 8 Maret 2024.
-
Di mana gedung Bank Indonesia Cirebon terletak? Jika melintasi Jalan Yos Sudarso nomor 5, Kota Cirebon, Anda akan mendapati sebuah gedung bergaya romawi kuno yang masih berdiri.
-
Di mana Perpustakaan Bank Indonesia di Surabaya berada? Perpustakaan ini terletak di tengah kota, tepatnya di Jalan Taman Mayangkara, Kelurahan Darmo, Kecamatan Wonokromo, Kota Surabaya.
-
Kenapa Bank Jatim ikut serta dalam misi dagang di Bengkulu? Sebagai salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Jawa Timur, bankjatim berkomitmen akan selalu hadir dalam mendukung dan memberikan solusi bagi perkembangan UMKM.
"Jika sektor riilnya berkembang maka akan ada suatu pergerakan ekonomi dan bisa mendorong pertumbuhan secara tidak langsung," jelas Maryono di Jakarta, Jumat (7/9).
Menurut Maryono, dalam bisnis pembiayaan properti ada sekitar 117 industri yang ikut terlibat. Untuk itu, pihaknya akan mendorong pertumbuhan KPR sesuai dengan target yang telah ditetapkan. "Jadi kalau bisnis properti naik, maka semua akan ikut terdorong naik," jelasnya.
Dalam pandangan Maryono, permintaan kredit saat ini masih cukup bagus, terutama untuk KPR subsidi. Sebab, rumah merupakan kebutuhan pokok, permintaan KPR subsidi di berbagai daerah sangat tinggi.
"Kalau rumah menengah atas memang ada koreksi, tetapi BTN mayoritas di KPR Subsidi jadi tidak mengganggu kinerja perseroan. Secara umum KPR growth sekitar 19 persen," tegasnya.
Mengenai pelemahan Rupiah yang terjadi, Maryono menegaskan bahwa hal tersebut tidak berdampak pada bisnis BTN. Sebab, outstanding perseroan semuanya dalam bentuk Rupiah.
"BTN ini gak ada pengaruh karena semua outstanding kita Rupiah dan dana kita sebagian besar hampir 100 persen adalah Rupiah, jadi gak ada dampak secara langsung," kata Maryono.
Maryono menuturkan, selain didukung permintaan KPR Subsidi yang tinggi, kinerja BTN juga diuntungkan dengan relaksasi aturan uang muka atau Loan to Value (LTV). "Dengan berbagai stimulus tersebut serta kesiapan Bank BTN menggarap berbagai peluang bisnis yang ada, kami meyakini akan tetap mencatatkan realisasi kinerja bisnis sesuai target yang telah ditetapkan sejak awal tahun," jelas Maryono.
Kepala Ekonom BCA, David Samual menilai kinerja perbankan nasional masih tangguh di tengah tekanan pasar keuangan yang terjadi saat ini. Bank-bank papan atas di Tanah Air diproyeksikan masih mampu membukukan pertumbuhan kredit double digit meski tidak setinggi tahun-tahun sebelumnya.
"Kredit mungkin saja bisa menyentuh hingga 12 persen (pada akhir 2018), tapi memang untuk (penghimpunan) dana masih agak berat karena masih ada tekanan eksternal," jelas David.
Hingga Juli 2018, BTN mencatat penyaluran kredit dan pembiayaan tumbuh sekitar 19,55 persen (yoy) dari Rp 178,58 triliun pada Juli 2017 menjadi sekitar Rp 213,5 triliun.
Untuk dana pihak ketiga (DPK), BTN berhasil menghimpun dana sekitar Rp 188,33 triliun atau naik sekitar 17,27 persen (yoy) dari Rp 160,59 triliun.
Dengan kinerja tersebut, Bank BTN mencatatkan total aset sekitar R p264,51 triliun pada Juli 2018 atau naik 17,73 persen (yoy) dari Rp 224,68 triliun di bulan yang sama tahun sebelumnya.
Baca juga:
Rupiah sentuh Rp 14.800 per USD, BTN bakal naikkan bunga kredit
BTN layani pembayaran panjar biaya perkara lewat online
Dukung pengembangan bandara, BTN kucurkan kredit Rp 1 triliun ke Angkasa Pura II
Bank BTN restrukturisasi kredit korban gempa Lombok
Bank BTN optimis capai target 2018 di tengah ketidakpastian global
Genjot dana murah, BTN kembangkan Tabungan Felas di Surabaya