Antre BBG Bisa 4 Jam, Pendapatan Sopir Bajaj Turun Signifikan
Berkurangnya jumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) di DKI Jakarta membuat penghasilan para supir bajaj ikut menurun. Sebab, waktu mereka banyak terbuang untuk mencari dan antre saat mengisi Bahan Bakar Gas (BBG). Tidak hanya sulit mencari SPBG, Ade mengungkapkan antrean pun kadang tidak manusiawi.
Berkurangnya jumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) di DKI Jakarta membuat penghasilan para supir bajaj ikut menurun. Sebab, waktu mereka banyak terbuang untuk mencari dan antre saat mengisi Bahan Bakar Gas (BBG).
Salah satu supir bajaj, Ade, mengungkapkan kondisi ini telah menggerus pendapatannya hingga 60 persen. "Bisa sampai 60 persen (pendapatan berkurang) karena waktu habis buat cari BBG," kata Ade saat dihubungi Merdeka.com, Sabtu (28/9).
-
Mengapa grup lawak Bajaj memilih untuk berpisah dan menjalani kegiatan masing-masing? Seiring berjalannya waktu, ketiganya tak lagi tampil di program TV yang sama. Melki mendapatkan program bersama sang istri di salah satu TV swasta. Begitu juga dengan Aden yang menjadi pembawa acara anak-anak. Sedangkan Isa memilih menjalani bisnis pakaian yang dirintisnya.
-
Apa yang dilakukan Ameena saat naik Bajaj? Ameena juga berfoto dengan berbagai pose di depan bajaj yang akan dia naiki.
-
Apa yang dimaksud dengan PBI BPJS? PBI BPJS merupakan bagian dari program pemerintah yang bertujuan untuk menanggung biaya iuran BPJS Kesehatan bagi individu atau kelompok yang memenuhi kriteria sebagai penerima bantuan.
-
Bagaimana BPH Migas memastikan pasokan BBM untuk MotoGP? "Kami melakukan pemantauan kesiapan beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Lombok, khususnya yang lokasinya dekat dengan lokasi pelaksanaan event internasional MotoGP Indonesia 2024 akhir September 2024.
-
Apa yang dijual oleh mantan tukang cuci piring tersebut di gerobak bajaj? Sesuai namanya, menu yang dijual adalah beberapa jenis pasta, spageti dan varian pizza.
-
Bagaimana reaksi Ameena saat naik Bajaj? Meskipun kendaraan ini tidak dilengkapi dengan AC, Ameena senang untuk menaikinya.
Tidak hanya sulit mencari SPBG, Ade mengungkapkan antrean pun kadang tidak manusiawi. Bisa menghabiskan waktu berjam-jam. "Ngantrenya saja 3 sampai 4 jam," keluhnya.
Selain Ade, ada 12.000 bajaj lainnya di Ibu Kota yang bernasib serupa. Mereka kesulitan mendapat pasokan BBG di Jakarta karena SPBG yang bangkrut atau hanya mau melayani industri.
Dari total 45 SPBG yang berdiri pada 2016, kini tersisa 23 unit SPBG yang beroperasi meski pada awal 2019 tercatat masih ada 32 unit yang beroperasi.
Dari 23 SPBG yang masih beroperasi, yang bisa melayani bajaj cuma 15 SPBG. Bahkan di Jakarta Utara saja tidak ada SPBG sehingga pasokannya sangat terbatas.
Dia berharap pemerintah provinsi (Pemprov) DKI dapat segera menambah jumlah SPBG agar mereka tidak kesulitan mencari tempat mengisi bahan bakar. "Ditambah SPBG nya biar supir bajaj itu gak susah ngisi BBG," harapnya.
Sekretaris Koperasi Bajaj Jaya Mandiri, Roby Parulian menyebutkan lamanya antrean mengisi BBG selain merugikan dari sisi waktu, juga sangat berdampak terhadap pemasukan pengemudi.
"Kalau antre begitu, rugi per jam bisa mencapai Rp25 ribu - Rp30 ribu. Kalau di jam sibuk tentu lebih besar lagi," katanya.
Sementara itu, hingga berita ini dinaikkan, pihak Dinas Perhubungan DKI Jakarta belum merespon terkait kondisi langkanya SPBG yang mengakibatkan masalah BBG untuk para sopir bajaj tersebut.
Baca juga:
Krisis SPBG DKI Terjadi Sejak Maret, Sopir Bajaj Cari BBG Hingga ke Bekasi
SPBG Banyak Bangkrut, 13.000 Bajaj Kesulitan Mendapatkan Pasokan Gas
Ratusan angkot di Bogor gunakan BBG dengan konverter gratis
Pertamina siapkan pangkalan khusus untuk BBG nelayan
ESDM bakal gandeng Pemda, wajibkan kendaraan dinas pakai gas
ESDM bakal taruh dispenser bahan bakar gas di 150 SPBU
Penjualan BBG di SPBU berisiko, KLHK wajibkan pemilik urus Amdal