Astra tak niat tambah porsi saham di Bank Permata
Saat ini, porsi saham Astra di Bank Permata mencapai 44,6 persen.
PT Astra International Tbk (ASII) mengaku belum berniat untuk akuisisi sepenuhnya saham PT Bank Permata Tbk. Saat ini, porsi saham Astra di Bank Permata mencapai 44,6 persen.
"Joint venture di Bank Permata selama ini kerjasama kita baik. Kita belum ada rencana untuk mengakuisisi penuh Bank Permata," ujar Direktur ASII Gunawan Geniusahardja di Jakarta, Senin (16/11).
-
Kapan PT Tera Data Indonusa Tbk melantai di bursa saham? Bahkan pada 2022, saat pandemi berlangsung, perusahaan ini berani mengambil langkah melantai di bursa saham.
-
Kapan Bursa Berjangka Aset Kripto diluncurkan? Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan meluncurkan Bursa Berjangka Aset Kripto di Jakarta, Jumat (28/7).
-
Mengapa Pertamina diminta untuk mengoptimalkan pembelian dolar AS? Erick menyebut BUMN yang terdampak pada bahan baku impor dan BUMN dengan porsi utang luar negeri (dalam dolar AS) yang besar seperti Pertamina, PLN, BUMN Farmasi, MIND ID, agar mengoptimalkan pembelian dolar AS dalam jumlah besar dalam waktu singkat. "Serta melakukan kajian sensitivitas terhadap pembayaran pokok dan atau bunga utang dalam dolar yang akan jatuh tempo dalam waktu dekat," lanjut Erick.
-
Bagaimana cara Pertamina dalam membeli dolar? "Arahan saya kepada BUMN adalah untuk mengoptimalkan pembelian dollar, artinya adalah terukur dan sesuai dengan kebutuhan, Bukan memborong, intinya adalah jangan sampai berlebihan, kita harus bijaksana dalam menyikapi kenaikan dollar saat ini."
-
Apa yang hilang dari nasabah korporat di bank AS? Suatu hari, tiba-tiba nasabah korporat datang ke salah satu bank di Amerika Serikat (AS). Ia melaporkan kehilangan uang. Tak tanggung-tanggung jumlahnya sampai USD 400.000. Pada 1994, nominal itu begitu tinggi.
-
Bagaimana Indah Permatasari berbelanja di pasar? Indah bangun pagi untuk pergi berbelanja di pasar tradisional yang ditujunya.
Bank Permata mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 24 persen menjadi Rp 938 miliar pada kuartal III-2015. Penurunan laba bersih ini seiring dengan meningkatnya cadangan kerugian atas pinjaman yang diberikan.
Terkait kekhawatiran soal rencana bank sentral Amerika Serikat atau The Fed untuk menaikkan suku bunga, Gunawan memprediksi kenaikan suku bunga The Fed terjadi pada bulan Desember 2015 mendatang.
Akan tetapi, lanjut dia, rencana kenaikan suku bunga The Fed sudah dipertimbangkan dengan baik oleh pasar. Sehingga, dampak kenaikan ini diprediksi tidak akan banyak terpengaruh kepada pasar.
"Kalau seandainya dilaksanakan akhir tahun, sesuai angka prediksi, maka menurut saya pasar sudah menyesuaikan itu dengan baik. Kalau misalnya naik 25 basis poin, pasar sudah menyesuaikan sehingga tidak terlalu terpengaruh dengan kenaikan itu. Analis dan ekonom memprediksi The Fed tidak akan menaikkan suku bunga pada akhir tahun ini," jelas dia.
Perseroan sendiri memiliki enam lini bisnis, tidak hanya di sektor otomotif, namun juga pada sektor pertambangan, alat berat, infrastruktur, agribisnis, hingga jasa keuangan.
Baca juga:
Astra optimis ambil 50 persen pasar mobil Tanah Air
Penjualan mobil turun, laba Astra anjlok 17 persen jadi Rp 11 T
Astra prediksi penjualan kendaraan bermotor tahun depan masih memble
Amerika Serikat & China masih jadi negara tujuan ekspor terbesar RI
JK: Saya marah ke bank, mengambil untung besar dari pengusaha kecil