Otak di Balik Perampokan Bank Pertama Kali di Dunia tanpa Darah Sedikitpun
FBI sempat dibuat heran ketika kasus ini dilaporkan. Bagaimana mungkin sebuah perampokan bank dilakukan tanpa topeng, senjata api, bahkan kekerasan.


Suatu hari, tiba-tiba nasabah korporat datang ke salah satu bank di Amerika Serikat (AS). Ia melaporkan kehilangan uang. Tak tanggung-tanggung jumlahnya sampai USD 400.000. Pada 1994, nominal itu begitu tinggi. Hingga akhirnya penyelidikan internal digelar.
Hasil investigasi pihak bank, mengungkap ada yang tak beres dengan sistemnya. Lalu, mereka menghubungi Federal Bureau of Investigation (FBI) agar membantu menyelidiki kasus ini.
Setelah mendengar keterangan dari pihak bank, FBI menyimpulkan bahwa ini adalah kriminalitas gaya baru.


FBI segera melakukan investigasi. Dikutip dari laman resmi FBI.gov, para penjahat siber diduga telah menargetkan sistem komputer manajemen kas institusi. Sistem ini memungkinkan klien korporat memindahkan dana dari rekening mereka sendiri ke bank lain di seluruh dunia.
“Para penjahat mendapatkan akses dengan mengeksploitasi jaringan telekomunikasi dan mengkompromikan ID pengguna dan kata sandi yang valid,”
Ungkap pihak FBI dalam tulisannya berjudul 'A Byte Out of History; $10 Million Hack, 1994-Style'.
Profil perampok bank pertama kali di dunia tanpa darah sedikitpun.
“Kami akhirnya mengidentifikasi sekitar 40 transaksi ilegal dari akhir Juni hingga Oktober 1994, sebagian besar masuk ke rekening bank luar negeri dan tercatat berjumlah lebih dari USD10 juta,”
Kata pihak FBI yang telah bekerja sama dengan pihak bank memantau transfer ilegal dari banyak rekening.

Setelah dilakukan investigasi lebih mendalam, FBI menemukan titik terang pelaku perampokan tanpa senjata, topeng, dan darah ini.

Ia adalah seorang programmer komputer muda yang handal dari St. Petersburg, Rusia bernama Vladimir Levin. Levin ternyata dikenal sebagai gembong sindikat perampokan dengan memakai teknologi.
Levin disebut-sebut kerap melakukan aksi perampokan yang tanpa disadari korban dan sukses meninggalkan jejak. Hingga akhirnya hari apesnya pun datang. Namanya terkuak saat sepasang suami istri yang ditugaskan oleh gerombolan Levin mengambil uang di rekening salah satu bank AS.


Mereka dipaksa FBI untuk bekerja sama dalam penyelidikan. Ternyata perampokan itu dilakukan langsung dari sebuah perusahaan komputer di Rusia dan pasangan suami istri itu mengaku bekerja untuk Levin.
