Atur keuangan buat Lebaran, pisahkan THR dan gaji
Perencanaan diperlukan jika tidak ingin kesulitan dana saat mudik atau Lebaran bersama keluarga.
Tunjangan Hari Raya (THR) yang dibayarkan perusahaan, menjadi tambahan amunisi memenuhi tingginya kebutuhan persiapan merayakan Lebaran. Berapapun jumlahnya, harus diatur dan dikelola dengan baik jika tidak ingin kesulitan dana saat mudik atau Lebaran bersama keluarga.
Perencana Keuangan Prita Ghozie membagi tips mengelola keuangan rumah tangga agar cukup untuk merayakan Lebaran. Untuk mengukur kemampuan keuangan, pertama harus dilakukan memisahkan antara penghasilan dari gaji bulanan dan tambahan dana yang berasal dari THR.
Dari situ Anda bisa memulai mengalokasikan anggaran untuk belanja. Dia mencontohkan, uang gaji untuk keperluan belanja makanan dan buah tangga atau tiket mudik, sedangkan THR untuk kebutuhan lain seperti baju baru jika memang membutuhkan itu.
"Pisahkan penghasilan tersebut dalam 2 rekening tabungan yang berbeda dan buat perencanaan setiap mau berbelanja," ujar Prita saat berbincang dengan merdeka.com, Senin (29/6).
Strategi kedua dalam teknis membelanjakan anggaran yang ada. Sebaiknya menyusun daftar kebutuhan atau belanja. Prioritaskan untuk mengamankan anggaran untuk zakat. Setelah itu baru pos belanja lain seperti makanan, buah tangan atau oleh-oleh, dan tiket untuk mudik jika memang harus kembali ke kampung halaman.
"Sehingga kita tahu pengeluaran yang harus kita keluarkan selama Ramadan," katanya.
Strategi ketiga, dalam teknis berbelanja, agar lebih hemat dan tidak menghamburkan dana yang ada, tidak ada salahnya memanfaatkan promo yang biasanya sering dilakukan di pusat perbelanjaan.
"Riset harga dan cari promo diskon sehingga pengeluaran tidak sebesar yang dianggarkan," kata dia.
Perencana Keuangan Eko Endarto punya strategi lain agar tidak terbelenggu pengeluaran besar. Dia mengatakan pengeluaran harus disamakan dengan THR, tidak boleh lebih. Itu harus menjadi patokan dasar.
"THR itu kan hukumnya harus dihabiskan. Jadi kalau bisa harus menjadi batas maksimal pengeluaran digunakan secara maksimal tidak boleh lebih dari THR. Itu harus bisa jadi patokan dasar," kata Eko.
Meski tidak menyarankan berutang, tapi Eko tidak mengharamkan menempuh pendekatan itu. Asalkan alokasi dana utang tersebut harus jelas dan dapat diprioritaskan untuk kebutuhan mendesak seperti beli tiket mudik pulang pergi.
Paling terpenting, jika berutang maka harus mempertimbangkan kondisi keuangan pasca Lebaran agar utang tidak membelit dan memberatkan di kemudian hari.
"Pertimbangkan pengeluaran anda tidak pas lebaran saja, tetapi harus kehidupan setelah lebaran. Kan memang jarak gaji bulan sebelumnya dan THR tidak terlalu jauh, tetapi jarak THR dan gaji selanjutnya pasti jauh kan. Harus pertimbangkan itu," jelasnya.