Awasi bank berdampak sistemik, OJK janji kompak dengan BI
OJK janji kasus seperti Bank Century tak terulang.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berharap bisa meningkatkan koordinasi dengan Bank Indonesia (BI) dalam pelaksanaan fungsi pengawasan makroprudensial dan mikroprudensial. Khususnya dalam menghindari munculnya bank yang bisa berdampak sistemik terhadap perekonomian, seperti kasus Century beberapa tahun lalu.
"Ini menjadi fokus bersama untuk lembaga bersifat sistemik ini dan akan jadi banyak perhatian bersama," ujar Ketua Dewan Komisioner OJK, Muliaman D Hadad di Gedung BI, Jakarta, Selasa (31/12).
-
Bagaimana OJK mendorong pengembangan perbankan syariah? Berbagai kebijakan dikeluarkan OJK untuk mendorong pengembangan perbankan syariah bersama stakeholders terkait beberapa inisiatif seperti: Mulai dari perbaikan struktur industri perbankan syariah yang dilakukan melalui konsolidasi maupun spin-off unit usaha syariah (UUS). Lalu penguatan karakteristik perbankan syariah yang dapat lebih menonjolkan inovasi model bisnis yang lebih rasional, serta pendekatan kepada nasabah yang lebih humanis; Pengembangan produk yang unik dan menonjolkan kekhasan bank Syariah, sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi masyarakat untuk meningkatkan competitiveness perbankan syariah. Lalu, peningkatan peran bank syariah sebagai katalisator ekosistem ekonomi syariah agar segala aktivitas ekonomi syariah, termasuk industri halal agar dapat dilayani dengan optimal oleh perbankan syariah; dan Kelima, peningkatan peran bank syariah pada dampak sosial melalui optimalisasi instrumen keuangan sosial Islam untuk meningkatkan social value bank syariah.
-
Apa yang dikatakan OJK mengenai sektor jasa keuangan Indonesia saat ini? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial. seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Apa yang ingin dicapai OJK dari pengembangan perbankan syariah? Bank syariah saat ini sedang kita coba arahkan untuk memberikan alternatif produkproduk perbankan syariah yang bukan merupakan bayangan dari produk-produk yang sudah ada di perbankan konvensional,” kata Dian.
-
Bagaimana OJK menilai stabilitas sektor jasa keuangan Indonesia? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial. seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Kenapa OJK mengupayakan perluasan akses keuangan di Jawa Tengah? Otoritas Jasa Keuangan bersama seluruh pemangku kepentingan terus memperluas akses keuangan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendukung pertumbuhan ekonomi di daerah.
-
Kenapa OJK terus berupaya mengembangkan industri perbankan syariah? OJK terus berupaya mengembangkan industri perbankan syariah dengan memanfaatkan keunikan dan kekhasannya yang memiliki keunggulan dibanding produk bank konvensional. Keunggulan itu perlu dimaksimalkan agar perbankan syariah dapat memberikan dampak positif pada masyarakat dan perekonomian nasional.
Di tempat yang sama, Deputi Gubernur Senior BI Halim Alamsyah mengatakan, pihaknya bersama OJK akan berkoordinasi untuk merumuskan pengawasan yang lebih mendalam terkait bank berdampak sistemik ini.
"Ini risikonya jauh lebih besar. Pengawasannya akan lebih kompleks dan akan berbeda dengan yang pernah diawasi BI. Nanti keputusan untuk pengawasan bank sistemik diambil di Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK)," ungkap Halim.
Kendati demikian industri perbankan Indonesia saat ini dinilai masih sehat. Rasio kecukupan modal di perbankan di atas 80 persen dimana rasio pendanaan terhadap pembiayaan atau Loan to Deposit Ratio (LDR) mencapai 80 persen - 89 persen dan rasio kredit macet dinilai masih aman di bawah 1 persen.
Di sisi lain, pertemuan antara OJK dan BI hari ini untuk mempertajam pembagian wewenang antara kedua lembaga. Seperti diketahui, fungsi pengawasan bank sentral mulai 2014 beralih ke OJK.
Sedangkan sehari-hari dua institusi ini akan kerap bersinggungan, baik dalam ranah makro maupun mikroprudensial. Muliaman menilai, kunci supaya wewenang tak tumpang tindih, maka petinggi masing-masing wajib menjalin komunikasi.
"Ini membutuhkan komunikasi dan koordinasi dengan cepat dan efektif," ucapnya.
(mdk/ard)