Bank BNI belum naikkan suku bunga deposito dan kredit
Manajemen PT Bank Negara Indonesia (Persero) menyatakan, sampai saat ini Perseroan belum menaikkan suku bunga baik bunga deposito maupun kredit. Meskipun Bank Indonesia (BI) hingga kini telah menaikkan suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI 7DRR) sebesar 150 basis poin (bps) menjadi 5,75 persen.
Manajemen PT Bank Negara Indonesia (Persero) menyatakan, sampai saat ini Perseroan belum menaikkan suku bunga baik bunga deposito maupun kredit. Meskipun Bank Indonesia (BI) hingga kini telah menaikkan suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI 7DRR) sebesar 150 basis poin (bps) menjadi 5,75 persen.
"Belum, belum ada perubahan. Belum ada penyesuaian juga ke rate kredit. Jadi kalaupun ada rencana, pasti kita sesuaikan. Di kredit konsumer juga belum," tutur Direktur Retail Banking BNI Tambok P. Setyawati di Menara BNI, Jumat (02/11).
-
Mengapa BNI meningkatkan kredit ke BUMN? “BUMN akhirnya mulai menunjukkan pertumbuhan positif. Kami cukup senang dengan tren ini, karena BUMN masih menjadi motor pertumbuhan ekonomi yang cukup dominan di Indonesia," katanya.
-
Bagaimana skema suku bunga yang ditawarkan KPR BRI Suku Bunga Berjenjang? KPR BRI Suku Bunga Berjenjang memiliki skema suku bunga yang berbeda-beda sesuai dengan jenjang yang dipilih.1. Berjenjang 8 tahunTahun ke 1 s.d 3 : 6.20% per tahunTahun ke 4 s.d 6 : 9.50% per tahunTahun ke 7 s.d 8 : 11.50% per tahunSelanjutnya counter rate dengan minimal tenor kredit 8 tahun 2. Berjenjang 10 tahunTahun ke 1 s.d 3 : 5.75% per tahunTahun ke 4 s.d 6 : 9.00% per tahunTahun ke 7 s.d 10 : 11.00% per tahunSelanjutnya counter rate dengan minimal tenor kredit 10 tahun3. Berjenjang 15 tahunTahun ke 1 s.d 3 : 5.00% per tahunTahun ke 4 s.d 6 : 8.30% per tahunTahun ke 7 s.d 15 : 10.30% per tahunSelanjutnya counter rate dengan minimal tenor kredit 15 tahun 4. Berjenjang 20 tahunTahun ke 1 s.d 3 : 4.75% per tahunTahun ke 4 s.d 6 : 8.00% per tahunTahun ke 7 s.d 20 : 10.25% per tahunDengan minimal tenor kredit 20 tahun
-
Dimana BNI fokus menyalurkan kredit untuk BUMN? Fokus penyaluran kredit BUMN BNI adalah kepada BUMN yang bergerak di sektor energi seperti PLN dan Pertamina serta sektor Pangan Bulog. Selain itu, BNI aktif mendukung proyek-proyek infrastruktur dari Jasa Marga dan jasa keuangan inklusi dari Pegadaian.
-
Kapan BNI meluncurkan hibank? Silvano melanjutkan, perseroan meluncurkan hibank sebagai solusi untuk menggarap sektor UMKM yang lebih dinamis.
-
Bagaimana BRI menjaga likuiditasnya di tengah kenaikan BI Rate? “Saat ini kami tidak memiliki isu likuiditas karena masih longgar. Kami akan terus mempertahankan likuiditas tersebut secara sehat dan mempertahankan pertumbuhan kredit double digit,” tambahnya.
-
Bagaimana BRI meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia? Sebagai bank yang berfokus pada pemberdayaan UMKM, BRI memiliki jutaan database nasabah, baik simpanan maupun pinjaman. Ini menyebabkan BRI terpapar risiko data privacy breach dan cyber security system.
Meski begitu, kenaikan suku bunga acuan bank sentral berdampak pada margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) Perseroan. Pada kuartal ketiga tahun ini, NIM Bank BNI turun sebanyak 21 bps menjadi 5,31 persen.
Corporate Secretary BNI, Ryan Kiryanto mengungkapkan, perseroan tetap dalam kondisi likuiditas yang baik meski NIM tertekan. "Jadi memang no issue BNI kalau soal likuiditas. Itu mungkin bank BUKU III yang agresif," terangnya.
Adapun menyiasati penekanan NIM itu, Ryan menjelaskan perseroan menutupinya dengan kenaikan pendapatan non bunga (fee based income) yang tumbuh 6 persen menjadi Rp 7,18 triliun.
"Jadi kita genjot juga fee based income. Kita genjot abis-abisan melalui jalur transaksional. Itu untuk mengkompensasi turunnya NIM," tandasnya.
Baca juga:
BI siapkan mitigasi hadapi ketidakpastian ekonomi global
KSSK catat pelemahan Rupiah mencapai 10 persen
Langkah Bank Indonesia hadapi rencana kenaikan suku bunga The Fed
Pertumbuhan kredit lampaui perkiraan, Bos BI sebut permintaan domestik membaik
BI prediksi inflasi Oktober capai 0,17 persen
BI prediksi defisit transaksi berjalan 2019 di bawah 2,5 persen
Industri pengolahan tumbuh positif di kuartal III-2018