Bank BNI naikkan suku bunga secara selektif
Direktur Manajemen Risiko BNI, Bob Tyasika Ananta menjelaskan, kenaikan suku bunga tak bisa dihindari sebagai akibat kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) 7 Days Reverse Repo Rate menjadi 5,5 persen.
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) telah menaikkan suku bunga deposito secara selektif. Hal ini dilakukan sebagai upaya Perseroan untuk mengurangi tekanan terhadap margin bunga bersih (nett interest margin/NIM).
Direktur Manajemen Risiko BNI, Bob Tyasika Ananta menjelaskan, kenaikan suku bunga tak bisa dihindari sebagai akibat kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) 7 Days Reverse Repo Rate menjadi 5,5 persen.
-
Kapan BNI meluncurkan hibank? Silvano melanjutkan, perseroan meluncurkan hibank sebagai solusi untuk menggarap sektor UMKM yang lebih dinamis.
-
Kapan penandatanganan kerja sama BNI dan Bank Lampung dilakukan? Acara penandatanganan kerja sama tersebut dilakukan antara Division Head Card Business BNI Grace Situmeang bersama Direktur Utama Bank Lampung Presley Hutabarat, di Menara BNI, Jakarta, Kamis (7/9).
-
Kenapa BNI menggandeng startup? Tak hanya itu, BNI juga menggandeng startup agar bisnis terus bertumbuh.
-
Bagaimana BNI bertransformasi menjadi Bank Negara Indonesia 1946? Berdasarkan UU Nomor 17 tahun 1968, BNI resmi bertransformasi. BNI ditetapkan menjadi Bank Negara Indonesia 1946.
-
Siapa yang menjabat sebagai Direktur Utama BNI? Sementara itu, Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan, eksistensi turnamen ini yang konsisten diselenggarakan dan mengundang Para Pemain Golf Top dari seluruh Dunia, telah mendorong BNI untuk terus mendukung kegiatan ini dan berkomitmen sebagai Title Sponsor terhadap Indonesian Masters 2023.
-
Mengapa BNI meluncurkan hibank? Silvano menyebutkan, potensi UMKM di Indonesia sangat besar. “UMKM ini bersifat informal, akses pembiayaan masih sangat terbatas, perbankan perlu hadir, itulah sebabnya kita perlu tahu bahwa digital adalah kuncinya. Dan oleh sebab itulah kami memiliki hibank,” ujar Silvano dalam acara ASEAN Indo-Pacific Forum (AIPF) 2023 dengan tema Inclusive Digital Transformation, di Jakarta, Rabu (6/9).
"Betul, ada tekanan terhadap NIM. Tapi justru cost of fund (biaya dana) kami turun, walaupun sebetulnya BNI sudah menaikkan suku bunga deposito secara selektif," tuturnya di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (28/8).
Bob menjelaskan, penurunan biaya dana perseroan itu karena kenaikan dana pihak ketiga (DPK) didominasi oleh dana murah yang terdiri dari tabungan dan giro. Dari total DPK perseroan sebesar Rp 526,48 triliun pada semester I 2018, kontribusi dana murah mencapai 63,8 persen.
"Kenaikan Dana Murah sangat signifikan, dari giro semakin tambahnya penggunaan cast manajemen jumlah rekening makin banyak dan transaksi makin banyak. Sementara time deposite porsinya makin kita kurangi," ujarnya.
Reporter: Bawono Yadika
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Gandeng BNI, anak usaha RNI luncurkan program kemitraan tebu desa penyangga
BNI beri hadiah kepada peserta Energy Rangers School Campaign 2018
IIF dan BNI kucurkan Rp 550 miliar bangun SPAM Kota Bandar Lampung
SMF gandeng BNI Sekuritas hadirkan layanan transaksi EBA-SP Ritel pertama di RI
BNI hadirkan smart office pertama di lingkungan Kemendes PDTT
BNI prediksi Bank Indonesia akan pertahankan suku bunga acuan