Bank Dunia Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi, Bos OJK Yakinkan Tak Pengaruhi RI
Ketua Dewan Komisoner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso, turut berkomentar terkait dengan pemangkasan pertumbuhan ekonomi global yang dilakukan oleh Bank Dunia. Menurutnya, salah satu alasan Bank Dunia merevisi pertumbuhan tersebut dikarenakan gejolak perang dagang antara Amerika Serikat dan China.
Ketua Dewan Komisoner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso, turut berkomentar terkait dengan pemangkasan pertumbuhan ekonomi global yang dilakukan oleh Bank Dunia. Menurutnya, salah satu alasan Bank Dunia merevisi pertumbuhan tersebut dikarenakan gejolak perang dagang antara Amerika Serikat dan China tak kunjung reda.
"Kita tahu karena dampak berbagai hal internasional. Diantaranya karena perang dagang Amerika dan China tentu banyak yang respon negatif berbagai pertumbuhan ekonomi di berbagai negara," katanya saat ditemui di kediamannya, Jakarta Selatan, Rabu (5/6).
-
Bagaimana OJK mendorong pengembangan perbankan syariah? Berbagai kebijakan dikeluarkan OJK untuk mendorong pengembangan perbankan syariah bersama stakeholders terkait beberapa inisiatif seperti: Mulai dari perbaikan struktur industri perbankan syariah yang dilakukan melalui konsolidasi maupun spin-off unit usaha syariah (UUS). Lalu penguatan karakteristik perbankan syariah yang dapat lebih menonjolkan inovasi model bisnis yang lebih rasional, serta pendekatan kepada nasabah yang lebih humanis; Pengembangan produk yang unik dan menonjolkan kekhasan bank Syariah, sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi masyarakat untuk meningkatkan competitiveness perbankan syariah. Lalu, peningkatan peran bank syariah sebagai katalisator ekosistem ekonomi syariah agar segala aktivitas ekonomi syariah, termasuk industri halal agar dapat dilayani dengan optimal oleh perbankan syariah; dan Kelima, peningkatan peran bank syariah pada dampak sosial melalui optimalisasi instrumen keuangan sosial Islam untuk meningkatkan social value bank syariah.
-
Bagaimana Bank Indonesia memperkuat ketahanan eksternal dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan? "Bank Indonesia juga terus memperkuat sinergi dengan Pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal sehingga dapat menjaga stabilitas perekonomian dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," tegas dia.
-
Apa yang dikatakan OJK mengenai sektor jasa keuangan Indonesia saat ini? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial. seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Kenapa OJK terus berupaya mengembangkan industri perbankan syariah? OJK terus berupaya mengembangkan industri perbankan syariah dengan memanfaatkan keunikan dan kekhasannya yang memiliki keunggulan dibanding produk bank konvensional. Keunggulan itu perlu dimaksimalkan agar perbankan syariah dapat memberikan dampak positif pada masyarakat dan perekonomian nasional.
-
Bagaimana OJK mendorong penguatan governansi di sektor jasa keuangan? OJK telah meminta agar Industri Jasa Keuangan terus memperkuat governansi antara lain dengan penerapan manajemen risiko dan manajemen anti-fraud serta penyuapan.
-
Bagaimana OJK meningkatkan sinergi dan kolaborasi untuk memperluas akses keuangan? Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama seluruh pemangku kepentingan terus meningkatkan sinergi dan kolaborasi memperluas akses keuangan di seluruh wilayah Indonesia dalam mendukung Pemerintah mencapai target Inklusi Keuangan sebesar 90 persen pada 2024.
Wimboh mengatakan, meskipun secara keseluruhan pemangkasan pertumbuhan ekonomi global berdampak kepada negara-negara berkembang, namun tidak berpengaruh besar terhadap Indonesia. Sebab, menurutnya, pertumbuhan secara nasional sendiri lebih banyak andalkan konsumsi domestik.
"Indonesia tentu tidak akan berpengaruh banyak. Karena kita pertumbuhan kita lebih banyak andalkan domestik demand meskipun ini ke depan kita harus dorong juga pertumbuhan ekonomi yang didasarkan ekspor," kata Wimboh.
Tentu saja, lanjut Wimboh, hal ini dapat menjadikan peluang bagi Indonesia agar mampu mendongkrak ekspor lebih banyak lagi. Dengan begitu, target pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dipatok sebesar 5,3 persen oleh pemerintah pun tetap bakal tercapai.
"Optimis optimis. Karena tadi pertama pertumbuhan ekonomi kita ini lebih banyak didorong oleh domestik demand, dan juga ekspor tetep kita dorong kita juga inflasi kita tetap rendah sehingga ini menarik untuk investor masuk ke indonesia, itu adalah kita kiat yang kita harus eksplor ke depan, tidak perlu pesimis, perlu optimis" tuturnya.
Wimboh mengatakan saat ini China memang menjadi negara potensial untuk tujuan ekspor dari berbagai negara berkembang, termasuk juga Indonesia. Dengan adanya dampak perang dagang antar kedua negara tersebut, maka Indonesia dapat mencuri kesempatan untuk mengembangkan pangsa ekspor ke berbagai negara tujuan asal lainnya.
"Kita tidak perlu pesimis meskipun tadi China terpengaruh bagaimana kita manfaatkan momentum ini bagi Indonesia. Tentu kita bisa memperluas kesempatan ekspor dagang kita bukan hanya dengan China, tapi termasuk dengan Amerika maupun dengan negara-negara lain," jelasnya.
Seperti diketahui, Bank Dunia (World Bank) baru saja merevisi target pertumbuhan ekonomi global menjadi 2,6 persen. Angka tersebut turun 0,3 persen dari proyeksi semula sebesar 2,9 persen.
Baca juga:
Menko Darmin: Pemangkasan Pertumbuhan Ekonomi oleh Bank Dunia Tak berpengaruh ke RI
Kata Menteri Sri Mulyani Soal Bank Dunia Pangkas Pertumbuhan Ekonomi Global
Menteri Sri Mulyani Harap Dampak Lebaran Pada Pertumbuhan Ekonomi Merata
Peningkatan Peringkat Daya Saing Indonesia Tertinggi Kedua Setelah Arab Saudi
Menko Darmin: Berbelanja di Jakarta Fair, Anda Mendukung Penciptaan Lapangan Kerja
Sri Mulyani Sebut Penghapusan Pajak Perumahan Bakal Tingkatkan Ekonomi RI
Bos Bappenas Optimis Pertumbuhan Ekonomi Kuartal-II 2019 Lebih Tinggi