Bank Jatim Targetkan Kredit Macet Turun Jadi 2,68 Persen di 2020
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) menargetkan angka kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) pada tahun ini bisa mencapai 2,68 persen. Angka ini lebih rendah dibandingkan posisi rasio NPL pada 2019 sebesar 2,77 persen.
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) menargetkan angka kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) pada tahun ini bisa mencapai 2,68 persen. Angka ini lebih rendah dibandingkan posisi rasio NPL pada 2019 sebesar 2,77 persen.
"Tahun ini di 2,68 persen di 2019 kan 2,77 persen," kata Direktur Keuangan Bank Jatim, Ferdian Timur, di Jakarta, Kamis (30/1).
-
Apa penghargaan yang diraih Bank Jatim? Kali ini, bankjatim berhasil mendapat penghargaan gold rank dalam The Asia Sustainability Reporting Rating (ASRRAT) 2023.
-
Bagaimana cara Bank Jatim mempermudah akses pembiayaan bagi masyarakat? Dia menambahkan, upaya dalam memberikan kemudahan akses pembiayaan kepada masyarakat, bankjatim telah memiliki platform digital yang bernama JConnect E-Loan yang dapat di download di playstore maupun app store.
-
Kenapa Bank Jatim ikut serta dalam misi dagang di Bengkulu? Sebagai salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Jawa Timur, bankjatim berkomitmen akan selalu hadir dalam mendukung dan memberikan solusi bagi perkembangan UMKM.
-
Kenapa Bank BRI membantu UMKM Jambu Kristal Tanwiedjie di Purworejo? Bank BRI banyak membantu masyarakat agar bisa terus bertahan dan meningkatkan perekonomian petani jambu kristal.
-
Bagaimana kinerja Bank Jatim di tahun 2023? Adapun sampai dengan bulan kesembilan di tahun 2023, kinerja bankjatim secara keseluruhan relatif memenuhi target.
-
Apa yang diraih oleh Bank Syariah Indonesia? BSI mendapatkan penghargaan sebagai The Indonesia Customer Experience of The Year – Banking Award dalam ajang Asian Experience Awards 2023.
Ferdian mengakui target NPL tahun ini memang tidak dipatok tidak terlalu besar. Sebab, jika NPL ditekan atau ditarget lebih rendah maka secara otomatis perusahaan akan mengurangi penyaluran dana kepada masyarakat.
"Kalau kami terus tekan NPL otomatis kami harus hapus buku dan mengurangi lending. kami lebih fokusnya mengejar lending dulu di 2020. karena 2,77 (tahun kemarin) sudah angka moderat yang sudah bagus juga," kata dia.
Seperti diketahui, sepanjang 2019 perusahaan mampu mencatatkan pertumbuhan penyaluran kredit tertinggi dalam beberapa tahun terakhir yaitu tumbuh 13,16 persen atau sebesar Rp38,35 triliun.
Adapun kredit di sektor konsumsi menjadi penyumbang tertinggi selama 2019 yaitu sebesar Rp23,10 triliun atau tumbuh 7,12 persen yoy.
Laba Bersih Sepanjang 2019
Ferdian mencatat, Bank Jatim membukukan laba bersih sebesar Rp1,38 triliun sepanjang 2019. Angka tersebut meningkat sebesar 9,22 persen dibandingkan periode sebelumnya yakni mencapai Rp1,26 triliun.
Dia menambahkan, tak hanya laba bersih yang tumbuh namun aset Bank Jatim juga meningkat sebesar 23,37 persen. Di mana aset perusahaan hingga Desember 2019 mencapai Rp76,73 triliun dari periode sebelumnya yakni Rp62,69 triliun.
Di samping itu, selama 2019 Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Jatim juga tumbuh sebesar 18,91 persen secara year on year (yoy) atau sebesar Rp60,55 triliun dari periode yang sebelumnya hanya Rp50,91 triliun. Pertumbuhan dana pihak ketiga yang signifikan tersebut, kata dia, menunjukkan kepercayaan masyarakat kepada Bank Jatim meningkat.
Adapun pertumbuhan DPK tersebut didominasi oleh pertumbuhan giro 23,53 persen atau tercatat Rp23,83 triliun. Kemudian diikuti oleh pertumbuhan tabungan sebesar 16,28 persen atau Rp22,22 triliun dan pertumbuhan deposito sebesar15,81 persen atau mencapai Rp12,50 triliun.
(mdk/azz)