Bank Mandiri permudah bayar pajak lewat Core Billing 2.0
Bank Mandiri melakukan penguatan sistem pembayaran pajak melalui implementasi mekanisme pembuatan ID Billing secara massal berbasis file di Core Billing 2.0 DJP mekanisme e–Tax Bulk Uploader.
Bank Mandiri menghadirkan fasilitas baru berupa kemudahan membayar pajak bagi nasabah. Upaya tersebut merupakan bentuk dukungan untuk Kementerian Keuangan dalam hal ini Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dalam rangka upaya peningkatan penerimaan negara.
SVP Transaction Banking Wholesale Product Bank Mandiri, Adinata Widia mengungkapkan perseroan melakukan penguatan sistem pembayaran pajak melalui implementasi mekanisme pembuatan ID Billing secara massal berbasis file di Core Billing 2.0 DJP mekanisme e–Tax Bulk Uploader.
-
Di mana De Javasche Bank di Kota Medan terletak? Gedung ini berlokasi di Jalan Balai Kota No. 4, Kelurahan Kesawan, Kecamatan Medan Barat, Kota Medan.
-
Kenapa bank sampah Pandu Sirkaya dibentuk di Tambakreja? Pembentukan bank sampah Pandu Sirkaya berawal dari kepedulian warga Tambakreja menjaga kebersihan lingkungan.
-
Kenapa Bank BRI membantu UMKM Jambu Kristal Tanwiedjie di Purworejo? Bank BRI banyak membantu masyarakat agar bisa terus bertahan dan meningkatkan perekonomian petani jambu kristal.
-
Apa yang ditukarkan warga Tambakreja dengan sembako di bank sampah Pandu Sirkaya? “Sampah yang dibawa ini seperti plastik, dus, terus kantong besar. Sampah itu bisa ditukarkan langsung. Kalau seharga Rp16 ribu bisa ditukarkan dengan minyak, sabun cuci, sabun mandi, dan sebagainya,” kata Yani Kabul dikutip dari Liputan6.com.
-
Kenapa Bank Jatim ikut serta dalam misi dagang di Bengkulu? Sebagai salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Jawa Timur, bankjatim berkomitmen akan selalu hadir dalam mendukung dan memberikan solusi bagi perkembangan UMKM.
-
Kapan Gedung De Javasche Bank diresmikan? Gedung De Javasche Bank ini diresmikan pada 30 Juli 1907, disusul dua kantor cabang lainnya pada 15 Januari 1908 dan 3 Februari 1908.
Dia menjelaskan, sebagai mitra pengembang sistem ini Bank Mandiri berharap dapat meningkatkan kecepatan proses pembuatan ID Billing hingga mencapai 400 ribu transaksi per jam. Dengan demikian nasabah akan mendapatkan kepastian untuk memperoleh ID Billing dalam waktu yang lebih singkat.
"Penerapan mekanisme E-Tax Bulk Uploader ini akan memanfaatkan layanan Mandiri Cash Management (MCM) sehingga dapat dengan mudah digunakan wajib pajak korporasi, terutama yang merupakan nasabah Bank Mandiri," kata dia dalam acara sosialisasi Core Billing 2.0 di Ritz Carlton, Jakarta, Kamis (30/8).
Layanan implementasi tersebut, lanjutnya, hadir dalam rangka memberikan solusi transaksi kepada perusahaan terkait kewajiban pembayaran perpajakan, dengan jumlah transaksi beserta nominal yang tentunya tidak bernilai kecil.
"Melalui layanan bulk billing Mandiri Cash Management diharapkan dapat menjadi jawaban atas kebutuhan pemenuhan transaksi perusahaan," imbuhnya.
Adi menjelaskan, pihaknya telah melakukan implementasi awal sistem ini sejak Januari 2018 dan hingga kini telah terdapat 40 nasabah wholesale yang telah terintegrasi.
"Hasilnya, dari 40 nasabah tersebut pada periode April–Juli 2018 tercatat telah dilakukan pembayaran pajak sebesar 600 Miliar dari sekitar 10.000 transaksi," jelasnya.
Bank Mandiri akan menggandeng aparat pajak untuk mensosialisasikan mekanisme ini kepada seluruh nasabah wholesale perseroan, serta mengimplementasikan kepada seluruh nasabah baru pembayar pajak segmen wholesale. "Kami juga akan melakukan monitoring secara menyeluruh untuk memastikan kelancaran proses pembayarannya," jelas Adi.
Saat ini, Bank Mandiri telah menjadi salah satu Bank Persepsi yang menerima setoran penerimaan negara dalam valuta Rupiah dan US Dollar. Pada 2017, Bank Mandiri telah memfasilitasi pembayaran penerimaan negara mencapai sekitar Rp 405 triliun, dimana Rp 207 triliun atau sebesar 50 persen merupakan transaksi pajak.
Direktur Jenderal (Dirjen) Pajak, Robert Pakpahan mengapresiasi layanan yang diberikan Bank Mandiri tersebut. Sebab, wajib pajak cenderung membayar pajak mendekati batas akhir waktu sehingga sering terkendala jaringan yang eror karena transaksi yang menumpuk.
"Masa-masa tanggal pembayaran biasanya sering hang (eror) karena banyaknya pembayaran, semua pembayaran billing proses one by one satu per satu," ujarnya.
Ke depannya, diharapkan layanan ini akan mengurangi eror yang kerap terjadi di batas waktu akhir pembayaran pajak. "Sehingga para nasabah yang membayar pajak akan dilayani dengan Core Billing 2.0 ini harusnya bisa lebih cepat karena salah satu fitur yang ada adalah bisa melayani billing secara masal," tandas Robert.
Baca juga:
Genjot daya saing, industri galangan kapal butuh insentif pajak
Pemerintah bebaskan pajak penjualan minyak Pertamina ke dalam negeri
Ini strategi Kemenkeu capai target penerimaan pajak di 2019
Hingga 20 Agustus 2018, penerimaan pajak capai Rp 760,57 triliun
Pemerintah beri keringanan sanksi pajak untuk korban Lombok