Bank Mandiri Ramal Ekonomi RI Tumbuh 5,11 Persen di Kuartal II-2024
Pertumbuhan ekonomi kuartal II-2024 diramal tumbuh 5,11 persen.
Kantor Kepala Ekonom (Office of Chief Economist) Bank Mandiri memproyeksikan produk domestik bruto (PDB) Republik Indonesia (RI) tumbuh sekitar 5 persen secara tahunan atau year on year (yoy) pada kuartal II-2024.
"Hal ini merupakan penurunan tipis dari pertumbuhan 5,11 persen yoy yang tercatat pada kuartal I-2024," kata ekonom Bank Mandiri Reny Eka Putri dilansir dari Antara, Senin (5/8).
Reny menuturkan secara kuartalan, pertumbuhan PDB Indonesia kuartal II-2024 diperkirakan akan meningkat sebesar 3,73 persen.
- Bank Mandiri Kantongi Laba Bersih Rp42 Triliun di Kuartal III-2024
- Naik 5 Persen, Bank Mandiri Raup Laba Bersih Rp26,6 Triliun di Kuartal II-2024
- Bos BI Pede Ekonomi Indonesia di Kuartal II Tetap Terjaga, Ini Alasannya
- Bank Mandiri Raup Laba Bersih Rp12,7 Triliun, Penyaluran Kredit Tembus Rp1.435 Triliun
Proyeksi pertumbuhan tahunan yang lebih rendah untuk kuartal II-2024 karena normalisasi kegiatan ekonomi pasca pemilihan umum dan konsumsi musiman yang lebih tinggi selama perayaan Ramadan pada kuartal sebelumnya.
Konsumsi rumah tangga dan belanja pemerintah diproyeksikan masing-masing tumbuh sebesar 4,7 persen dan 11,2 persen.
Sementara itu, investasi atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (GFCF) diperkirakan akan menunjukkan pertumbuhan yang lebih tinggi sebesar 4,7 persen. Hal ini didorong oleh peningkatan penjualan semen untuk properti.
Kemudian, ekspor neto RI juga diproyeksikan membaik karena kinerja ekspor yang lebih baik pada kuartal II-2024.
Sebelumnya, Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2024 berada pada rentang 5,0 persen hingga 5,2 persen.
“Pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk 2024 keseluruhan kami perkirakan dalam kisaran 5,0 persen hingga 5,2 persen,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers KSSK di Jakarta, Jumat (2/8).
Untuk triwulan II, KSSK memprediksi pertumbuhan ekonomi berada pada level 5,0 persen. Meski melambat dibandingkan triwulan I yang sebesar 5,11 persen, namun sektor konsumsi rumah tangga dan investasi yang menjadi faktor pendorong kinerja ekonomi masih tetap terjaga.
Guna menjaga kinerja konsumsi, belanja pemerintah pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) akan terus diarahkan untuk menjaga stabilitas harga. Kementerian Keuangan juga akan terus mendorong program perlindungan sosial, terutama bagi masyarakat rentan, sehingga daya beli tetap terjaga.