Bank sentral isyaratkan tahan BI rate
"Kondisi pasar keuangan saat sekarang dan moneter pada saat sekarang, kurang lebih (BI rate) akan dipertahankan."
Bank Indonesia menampik isu yang beredar bahwa Suku Bunga Acuan (BI Rate) akan naik dalam rapat dewan gubernur, besok (13/3). Sejauh ini, kondisi pasar keuangan dan moneter dianggap masih rentan, sehingga BI Rate 7,5 persen masih diperlukan.
-
Bagaimana BRI meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia? Sebagai bank yang berfokus pada pemberdayaan UMKM, BRI memiliki jutaan database nasabah, baik simpanan maupun pinjaman. Ini menyebabkan BRI terpapar risiko data privacy breach dan cyber security system.
-
Bagaimana BRI menjaga likuiditasnya di tengah kenaikan BI Rate? “Saat ini kami tidak memiliki isu likuiditas karena masih longgar. Kami akan terus mempertahankan likuiditas tersebut secara sehat dan mempertahankan pertumbuhan kredit double digit,” tambahnya.
-
Bagaimana BRI meningkatkan inklusi dan literasi keuangan di Indonesia? Melalui Holding Ultra Mikro dengan BRI sebagai induk, bersama PT Pegadaian, dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM), perseroan secara grup berupaya meningkatkan inklusi dan literasi keuangan di Indonesia.
-
Bagaimana The Banker menilai kinerja BRI? Dalam situs resminya The Banker melakukan pemeringkatan Top 1000 World Banks 2023 mengacu pada pencapaian kinerja keuangan pada 2022. Adapun aspek penilaian diantaranya terdiri dari sisi balance sheet, income statement, dan capital adequacy.
-
Apa penghargaan yang diraih oleh BRI? Berkomitmen tinggi pada penerapan keuangan berkelanjutan, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk berhasil meraih penghargaan Environmental, Social, and Corporate Governance (ESG) Award 2023 yang diselenggarakan oleh Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI).
-
Bagaimana UBS Sekuritas Indonesia menentukan target harga saham BBRI? "Target harga kami mengasumsikan tingkat bebas risiko sebesar 7,25% (tidak berubah), tanggal batas akhir September 2024 (mulai Maret 2024), RoE berkelanjutan sebesar 20,5% (tidak berubah), dan pertumbuhan berkelanjutan sebesar 9% (tidak berubah). Pada target harga kami, saham akan diperdagangkan pada 3,0x PB 2024," jelas PT UBS Sekuritas Indonesia.
"Kondisi pasar keuangan saat sekarang dan moneter pada saat sekarang, kurang lebih akan dipertahankan. Tidak betul kalau saya menyampaikan akan ada peningkatan BI rate," kata Gubernur BI Agus Martowardojo selepas rapat di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (12/3).
Isu BI rate naik berembus dari pernyataan Agus Marto saat berada di Batam pekan lalu, bahwa BI rate sulit turun dalam waktu dekat. Saat memberi pernyataan pers di kantornya awal pekan ini mantan menteri keuangan itu juga disebut-sebut meminta dunia usaha bersiap karena ada potensi kenaikan suku bunga acuan.
Agus Marto membantah kabar beredar itu. "Karena semua tergantung data dan fakta yang akan dibahas pada rapat dewan gubernur besok," tegasnya.
Spekulasi akan naiknya BI Rate juga muncul di kalangan ekonom perbankan akibat data Badan Pusat Statistik (BPS) Februari lalu. Inflasi umum di kisaran 0,26 persen.
Masalahnya, ditilik lebih detail dari komponen pembentuknya, inflasi inti Februari mencapai 0,37 persen, sehingga mendorong inflasi inti tahunan ke level 4,57 persen. BPS mengakui biasanya komponen inti tak sebesar itu.
Agus Marto mengaku tidak khawatir dengan data inflasi. Justru dibanding inflasi inti, dia lebih memusatkan perhatian pada aspek inflasi karena harga diatur pemerintah (administered price). Dalam dua bulan mendatang, tarif listrik akan naik.
Tapi itu pun tidak akan terlalu mempengaruhi respon bank sentral terhadap posisi BI Rate saat ini, entah itu menaikkan maupun menurunkannya.
"Kita percaya inflasi maret akan lebih baik dibandingkan rata-rata lima tahun terakhir. Secara umum, perkembangan inflasi seperti track normal 4,5 persen, plus minus 1 walaupun kita mewaspadai kemungkinan adanya inflasi karena administered price," kata Agus Marto.
Bank Indonesia sejak krisis singkat pada Juni tahun lalu, telah menaikkan suku bunga acuan sebesar 175 basis poin (bps). Kondisi tersebut menyebabkan likuiditas perbankan mengetat.
Terakhir, BI menaikkan BI Rate hingga bertahan pada posisi 7,5 persen pada bulan Desember 2013 lalu. Salah satu alasan BI menaikkan BI rate adalah guna mengendalikan inflasi dan defisit transaksi berjalan.
(mdk/yud)