Sudah Ada Tanda-Tanda Ini, Bank Indonesia Sudah Seharusnya Turunkan BI Rate
Cadangan devisa tahun ini merupakan posisi tertinggi sepanjang sejarah.
Ekonom sekaligus Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Eko Listiyanto, menilai seharusnya Bank Indonesia sudah mulai memangkas suku bunga acuan atau BI Rate. Sebab, perkembangan ekonomi Amerika Serikat (AS) telah memberikan sinyal kuat untuk menurunkan suku bunga atau Fed Fund Rate (FFR). Hal itu harus segera direspon Bank Indonesia dengan menurunkan suku bunga di dalam negeri.
Menurut Eko, Bank Indonesia sebetulnya bisa mengambil keputusan sendiri dalam menentukan penurunan suku bunga acuan. Artinya, tak perlu selalu menunggu aksi dari negara-negara maju. Di samping itu, Bank Indonesia juga harus mempertimbangkan dinamika global.
“Padahal sebetulnya indikasi dari kebijakan itu bisa kita ukur. Jadi INDEF menyarankan karena suku bunga kita tinggi dan ada kebutuhan untuk menurunkan suku bunga itu, tanda-tanda global yang dikhawatirkan oleh pemerintah semakin mereda tensi globalnya, kita butuh penurunan suku bunga saat ini,” kata Eko dalam Diskusi Publik Moneter dan Fiskal Ketat, Daya Beli Melarat, Kamis (12/9).
Inflasi Amerika Serikat
Adapun sinyal penurunan suku bunga bisa dilihat dari data inflasi AS yang cenderung menurun di level 2,5 persen. Artinya, indikasi pemangkasan FFR semakin kuat.
“Dari berbagai macam riset dan juga survei, menggambarkan ekspektasi penurunan FFR kian menguat di September ini, sebagian besar menduga potongan pertama FFR 25 basis poin (bps),” ujarnya.
Sementara sinyal dari domestik yakni nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar AS. Kini rupiah sudah turun di level Rp15.400, sebelumnya rupiah melemah di level Rp16.000 per dolar AS.
Di sisi lain, cadangan devisa Indonesia sudah mencapai USD150 miliar. Pencapaian tersebut merupakan posisi tertinggi sepanjang sejarah dalam perolehan cadangan devisa RI.
“Jadi sebetulnya semakin terlihat tanda-tanda bahwa kita harus merespon secara cepat untuk menggerakan oerekonomian,” pungkas Eko.